41. Speculation

7 0 0
                                    

Mature Content Warning!

Cerita ini udah aku kasi rate dewasa ya. Harap kebijaksanaannya dalam memilih bacaan.🙆‍♀️🤗

Yang merasa belum/gak sreg, gak suka, geli/jijik, bisa diskip yaaa. Menurutku ini belum terlalu mature, tapi aku mau bilangin aja wkwk. //peace🤓

Yang baik-baik bisa ditampung, yang buruk-buruknya boleh dibuang.

Selamat membaca, warga Wattpad!💙

.

"Ah, padahal aku sudah keramas tadi pagi."

Lian menyisir rambutnya yang sudah mulai mengering dengan jari-jarinya sementara matanya tetap berfokus pada laptop di depannya.

Tadi ia membantu Fina menggulung karpet yang sudah selesai dijemur, tepat setelah itu, hujan yang awalnya gerimis menjadi kian deras, tak heran, awan gelap sudah menggulung dengan tebal sedari pagi.

Saat hendak masuk ke rumah, ia teringat pada dua anjing Elka yang masih berkeliaran di halaman, karena Maxy dan Hunter baru saja mandi dua hari lalu, jadi ia berusaha memasukkan mereka, mengejar anjing-anjing lincah itu mengelilingi halaman sambil merasakan bagaimana bulir hujan yang entah kenapa jadi terasa lebih besar menerpa wajahnya ketika ia berlari cepat.

"Maaf sudah membuatmu kehujanan untuk menangkap dua anak bandel itu." Suara sendok yang digunakan Fina untuk mengaduk menimbulkan bunyi denting dari dalam dapur, ia sedang membuat sesuatu untuk Lian sebagai tanda terima kasihnya.

"Tidak apa-apa, sudah lama aku tidak bermain hujan-hujanan tanpa ada yang memarahiku," kata Lian sambil terkekeh.

"Selamat menikmati."

"Wah! Baunya enak sekali." Lian menyambut cangkir berisi cokelat hangat dari Fina dengan suka cita.

Hawa siang ini menjadi agak dingin karena keadaan di luar, minuman hangat ini bisa menghangatkannya, juga membantunya rileks sejenak dari pikiran-pikiran berat yang sedang duduk di otaknya. Mengenai lamaran pekerjaannya yang tak kunjung mendapat balasan.

"Apa Tuan sudah bangun?"

Lian menyesap minumannya, menikmati sensasi cokelat yang mulai menggodanya untuk tidak berhenti meneguk dan membawanya pada alam ketenangan. "Kurasa belum. Hibernasinya akan selesai saat dia merasa lapar."

"Benar juga." Fina mengangguk, "karena sebagian besar pekerjaan rumah sudah selesai, aku mau menonton drama, kau ikut?"

"Tunggu sebentar lagi, aku ikut!" Lian melirik ponselnya yang bergetar beberapa kali, ada beberapa pesan dari Elka. "Tuan mengirimiku pesan, aku akan menghampirinya sebentar sebelum menyusulmu."

"Baiklah, selesaikan dulu urusanmu, aku akan menunggumu di sana." Fina berjalan keluar dapur sambil membawa cangkirnya.

Sebelum Lian membuka pesan yang baru didapatkannya, dahinya berkerut saat pria itu melakukan panggilan, jarinya segera menggeser layar.

"Halo?"

Suara di seberang terdengar serak. "Tolong aku..."

Belum sempat Lian menjawab, panggilan sudah terputus. Ia langsung membuka isi pesan dari Elka tadi.

 Ia langsung membuka isi pesan dari Elka tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lost and FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang