Kayden menatap Azura dan Matteo yang melihatnya dengan tatapan tidak percaya. Dua orang itu menerobos masuk ke unit kantornya saat Kayden sedang mempersiapkan beberapa hal untuk pencarian bukti baru sebelum ke pengadilan. Kayden tidak pernah menyangka kalau ia akan jadi bahan perbincangan semua rekannya. Awalnya Kayden hanya meminta format yang harus diisi oleh client ke sekretarisnya namun jawabannya tentang kasus siapa yang ia ambil mudah sekali tersebar.
"Den, pikir dua kali kalau lo mau ambil keputusan apapun!"
"Gue udah mikir lima kali."
"Lo gak bisa ngambil kasus itu, Den. Kalau lo ngebela orang yang di mata publik udah salah, lo bakal kena masalah!"
"Dia gak salah."
"Gue udah bilang kan? Kalau kita sebagai pengacara liatnya peluang menang bukan kayak gini!"
"Gue bukan pengacara kayak lo."
"Buktinya udah terlalu banyak, Den. Semuanya ngeberatin cewek itu, lo bakal buang-buang waktu buat ngurusin kasus ginian!"
BRAK! Bunyi gebrakan pada meja membuat Azura dan Matteo tersentak, "Gue udah berusaha sabar nanggepin lo berdua, sekarang lo berdua keluar sebelum gue berubah pikiran!"
"Den, kita berdua cuma gak pengen lo dapet masalah." Ucap Azura agar laki-laki itu tidak salah paham.
"Dengan kayak gini lo berdua malah nambahin masalah dalam hidup gue," ucapan itu Kayden layangkan tanpa menatap keduanya. "Sekarang lo berdua keluar, gue minta maaf udah kasar."
Azura dan Matteo akhirnya memilih untuk meninggalkan Kayden, Terlalu banyak orang yang menentangnya di situasi seperti ini dan Kayden belum tahu apa yang akan terjadi jika Galih tahu.
***
Luna mengedarkan pandangannya saat kakinya menapaki lantai kantor hukum yang luas ini. Ia melihat ada resepsionis sehingga ia memutuskan untuk bertanya saja. Seorang perempuan cantik menyambutnya.
"Ada yang bisa kami bantu?"
"Iya, saya mau tanya kalau ruangan Pak Kayden dimana yah?"
"Ada keperluan apa?"
"Saya mau konsultasi."
"Sudah bikin janji temu?"
Luna berpikir sejenak, "Kemarin Pak Kayden minta saya datang kesini secara langsung."
"Ruangan 207 di lantai dua."
"Terimakasih." Ucap Luna sebelum ia berjalan menuju lift di samping resepsionis.
Lift itu membawanya naik satu lantai, setelah liftnya terbuka Luna menelusuri papan nomor ruangan di lantai tersebut. Seorang perempuan menyapanya saat ia berada tepat di depan ruangan dengan angka 207.
"Langsung masuk saja, Pak Kayden sudah menunggu."
Luna mengangguk sambil mendorong pintu kaca itu, figur seorang laki-laki dengan kacamata hitam mengalihkan fokus Luna. Kayden yang bisa melihat Luna dari ekor matanya langsung mengalihkan pandangannya dari dokumen yang ia pegang. Kepala cowok itu bergerak sedikit ke kanan dengan maksud menunjuk sofa di sebelahnya.
Luna mengerti, perempuan itu segera duduk di sofa sebelah Kayden, matanya dengan ragu-ragu melirik ke arah dokumen yang dipegang Kayden. Laki-laki itu memberikan selembar kertas dari tumpukan dokumen itu dan juga pulpen agar Luna bisa mengisi formatnya.
"Jadi hari ini saya akan pergi perpustakaan daerah yang kamu bilang buat minta data dari buku tamu, lalu saya akan pergi ke toko jus tempat kamu bekerja untuk meminta keterangan apa ada orang yang berkunjung sehari sebelum kejadian. Perkiraan saya karena kamu tidak mungkin memasukan sianida itu di hari kejadian mungkin ada seseorang yang merencakannya sejak awal."
YOU ARE READING
I Law You
Mystery / Thriller"All I can do is believe in you." Kayden Zaferino lagi-lagi harus terlibat di dalam kasus meninggalnya seorang pengusaha muda sukses yang misterius. Kasus itu menarik seorang Mezzaluna Auristella, mahasiswi tingkat akhir yang disalahkan atas apa yan...