Setelah sidang berakhir, Galih menemui Kayden. Menyalami temannya itu seperti biasa, formal sesuai etika pekerjaan.
"Selamat, Bro! Gila gue seneng banget kasus ini ada kemajuan. Maaf banget gue raguin lo."
"Sans, gue tunggu kabar pelakunya dari lo. Gue harus tau duluan sebelum media."
Galih menepuk bahu Kayden sekali, "Iyalah gampang kalau itu mah! Gue duluan yah, gue harus kasihin bukti ke hakim sama jaksa penuntut umum."
Kayden mengangguk membiarkan Galih pergi. Setelahnya ia menghampiri Luna yang sudah menunggunya di pintu masuk ruang sidang.
"Mau pulang sekarang?" tanya Kayden pada perempuan itu.
"Boleh,"
"Tapi saya mau mampir ke rumah temen saya dulu, boleh?"
Luna mengangguk, keduanya berjalan menuju parkiran pengadilan untuk segera berangkat ke tempat yang Kayden maksud.
***
Luna mengerjapkan matanya beberapa kali saat ia merasa mobil Kayden berhenti. Perempuan itu menengok ke sebelah kanan, Kayden sedang melepas seat beltnya.
"Udah nyampe?" tanya Luna setengah sadar.
"Saya bentar doang, kamu kalau masih ngantuk tidur lagi aja."
Kayden akhirnya keluar dari mobil dan masuk melalui sebuah gerbang dengan lambang bunga Lotus yang indah. Luna merasakan kantuk lagi, ia hendak memejamkan matanya lagi tapi saat ia mengubah posisi dengan kepala menghadap kiri, matanya terbuka lagi dan menangkap gerbang hitam besar itu.
Lotus Memorial Park
Luna langsung bangkit dari duduknya, perempuan itu melihat ke sekitar dan mendapati dirinya berada di jalan yang sunyi karena ia berada di area komplek pemakaman
Luna membuka pintu mobil Kayden yang untungnya tidak laki-laki itu kunci. Ia memberanikan diri masuk ke dalam sana, mencari figur laki-laki itu di antara 'rumah' bagi mereka yang sudah kembali pulang.
Ia mendapati Kayden berdiri di depan sebuah pusara yang tak jauh darinya. Sepasang mata yang terluka itu melirik Luna. Kayden dengan cepat memalingkan pandangannya dari Luna, laki-laki itu tidak menyangka kalau perempuan itu akan mengikutinya apalagi menemukannya dengan wajah murung dan terluka.
"Kayden?" ucap Luna.
Angin berhembus pelan membelai rambut kedua insan itu. Tapi bagi Kayden angin itu tidak hanya membelai rambutnya tapi juga membawa sepotong memori kembali padanya.
"Kayden!" teriak seorang perempuan saat Kayden keluar dari pintu kedatangan di bandara. Kayden dengan senyum kecil menghampirinya, tanpa basa-basi perempuan itu memeluknya erat.
Kayden dan Shakira memang pasangan yang serasi.
"Aku kangen kamu, ih! Lama amat pulangnya!" ucap Shakira dengan suara yang dibuat seperti kesal.
"Salahin aja panitianya. Masa seminar doang lama banget!"
"Kamu kayaknya seneng banget yah gak pulang-pulang. Seneng banget bikin pacar sendiri nahan kangen."
"Calon tunangan."
"Apapun lah sebutan aku! Jangan pergi-pergi lama kayak gini lagi yah, diem aja di Indonesia sama aku."
YOU ARE READING
I Law You
Mystery / Thriller"All I can do is believe in you." Kayden Zaferino lagi-lagi harus terlibat di dalam kasus meninggalnya seorang pengusaha muda sukses yang misterius. Kasus itu menarik seorang Mezzaluna Auristella, mahasiswi tingkat akhir yang disalahkan atas apa yan...