7 - Sidang

99 9 0
                                    

Kayden menatap pantulan dirinya di cermin. Laki-laki itu sesekali berputar untuk memastikan pakaian yang ia pakai sudah benar-benar rapih. Cermin besar itu ada di salah satu sudut ruang kerja Kayden, laki-laki itu terlalu sering berpakaian di kantor daripada di rumah.

Ketukan dari pintu kaca ruang kerjanya itu membuat Kayden menengok, figur seorang perempuan mengambil fokus laki-laki itu sepenuhnya. Dengan langkah anggun Luna masuk ke ruangan itu, mata Kayden perlahan tapi pasti bergerak menatap perempuan itu dari atas sampai bawah.

Perempuan itu, sempurna. Rambut bergelombang ia gerai menambah kecantikannya. Meskipun perempuan itu hanya mengenakan dress selutut warna biru polos. Wajahnya tidak mengenakan make up sedikitpun. Luna bingung harus mengenakan apa ke persidangan pertamanya, ia hanya punya dua dress formal di rumah. Yang satu berwarna hitam dan yang satu lagi yang sedang ia pakai sekarang. Sisanya dengan aneka model yang kurang formal.

"Selamat pagi, Kayden." Oh, suara lembut itu membuat Kayden merasakan sesuatu.

Laki-laki itu masih menatap Luna yang tersenyum ke arahnya, kedutan di sudut bibirnya akhirnya mengarahkan laki-laki itu untuk membalas senyum dari Luna.

"Ini aku bikin nasi goreng, sarapan dulu. Aku tau kamu belum sarapan." Ucap perempuan itu sambil menyodorkan tempat makan berwarna biru miliknya.

Tangan Kayden bergerak mengambil tempat makan itu, bersamaan dengan Luna yang maju satu langkah ke arahnya. Perempuan itu menyentuh dasi milik Kayden yang sedikit longgar dan miring.

"Ini dasinya miring-miring, kurang ditarik ini."

Kayden mengamati pergerakan perempuan itu saat membetulkan dasinya. Sangat persis dengan yang dilakukan Selma. Setelah ia selesai, Luna mundur satu langkah dan menatap mata tajam Kayden yang sedari tadi memperhatikannya.

"Nah, kalau kayak gini lebih bagus keliatannya. Yuk, makan dulu!"

Perempuan itu duduk di sofa lalu menepuk sofa di sebelahnya beberapa kali, Kayden berjalan lambat menuju sofa itu. Ia menaruh tempat makan itu di atas meja.

"Kamu aja yang makan, saya udah sarapan."

"Gak boleh bohong, aku tau kamu belum makan. Ngurusin kasus juga perlu tenaga, nanti kamu sakit."

Luna membuka tempat makan itu, nampak nasi goreng dengan satu telor mata sapi di atasnya.

"Mau makan sendiri atau disuapin? Harus makan dulu pokoknya!" ucap Luna sambil menyendok nasi goreng itu.

Sendok itu Luna angkat dan berhenti tepat tidak jauh dari mulut Kayden. Luna mengangkat satu alisnya, kode yang jelas tertangkap oleh mata Kayden. Bukannya membuka mulut, Kayden mengambil sendok itu dari tangan Luna dan mengarahkannya ke mulut perempuan itu.

"Saya udah makan, sekarang kamu aja yang makan. Saya tau kamu kesini sepagi ini belum sarapan." Laki-laki itu berucap dingin.

Luna menatap mata Kayden dan sendok itu bergantian, "Tapi kan aku bikin nasi goreng itu bukan buat aku sendiri tapi buat kamu juga."

Suara lembut itu berhasil mengetuk pelan hati Kayden. Laki-laki itu sedikit bimbang, ia menatap mata perempuan itu sebelum berucap, "Iya nanti saya makan, tapi kamu makan duluan."

Luna tersenyum kecil dan membuka mulutnya. Sesendok nasi goreng itu masuk ke dalam mulutnya. Setelah selesai mengunyah Luna mengambil sendok itu dari tangan Kayden dan menyendok nasi goreng itu beserta telor mata sapi yang sebelumnya ia potong.

"Sekarang kamu makan, tadi udah janji kalau kamu bakalan makan juga."

Kayden menghela nafasnya pelan sebelum membuka mulutnya dan membiarkan sesendok nasi goreng itu masuk ke dalam mulutnya. Melihat Kayden mengunyah makanan itu membuat senyum di wajah Luna terbit dan membuat kecantikannya bertambah.

I Law YouWhere stories live. Discover now