28 - Jujur?

64 2 0
                                    

Kayden terkejut, tapi keterkejutannya tidak memberi efek parah pada hatinya. Mungkin laki-laki itu sudah terbiasa dengan ketiadaan Shakira meskipun awalnya sakit. Tapi Kayden sudah berjanji pada dirinya sendiri, pada Galih dan Luna bahwa dia tidak akan terjebak lagi. Shakira masa lalunya, itu kenyataan yang sudah Kayden terima.

"Kayden," ucapnya pelan sambil berdiri dari posisinya berusaha menghampiri Kayden yang berdiri tidak jauh darinya.

Siapa sangka, Galih dengan wajah tidak suka berdiri di depan Kayden sambil menahan bahu perempuan itu agar tidak mendekat. Ia memperhatikan tubuh Shakira dari atas sampai bawah dengan tatapan tidak suka yang nyata. "Gak usah deket-deket,"

Shakira terkejut saat berkata dengan dingin seperti itu padanya, rasanya sakit. Pertemuan ini bukan pertemuan yang diinginkan Shakira, sama sekali bukan. Wajah datar Kayden, tatapan tidak suka Galih seakan membuat pertemuan pertama mereka setelah sekian lama menjadi semakin buruk. Padahal Shakira selalu mengimpikan bertemu mereka lagi dengan cara yang baik dan ia bisa menjelaskan semuanya.

"Lintang, bawa dia ke dalem. Gue gak mau liat muka dia,"

Sebenarnya Galih yakin ada penjelasan di balik semuanya. Ada alasan kenapa perempuan itu kembali muncul di hadapannya dan Kayden setelah melukai hati mereka berdua dengan kepergiannya yang mendadak. Galih benar-benar langsung muak, kalau ia tidak ingat bahwa Shakira perempuan, tangannya tidak akan sungkan untuk melampiaskan semuanya. Galih yang ada dan tahu betul hancurnya Kayden, wajar jika laki-laki itu langsung muak.

Tatapan memohon Shakira sama sekali tidak Galih hiraukan, ia membiarkan Lintang memborgol perempuan itu dan membawanya masuk ke dalam mobil.

"Galih, tas itu bener-bener udah kebawa hanyut. Butuh perahu karet buat ngambilnya dan pasti kondisinya juga udah gak baik,"

"Ya udah, kalian duluan balik ke markas. Kita udah dapet pelakunya, langsung buat laporan singkat di markas."

○●⚖●○

Kedatangan Galih, Kayden dan Lintang disambut oleh rekan satu tim mereka. Lintang langsung membawa perempuan itu masuk ke dalam ruang interogasi, disusul dengan Sheila dan Varo yang sudah siap dengan papan data penuh pertanyaan.

"Kamu gak apa-apa? Ada yang luka gak?" tanya Alexa sambil memperhatikan Galih dari atas sampai bawah.

"Gak kenapa-napa, kamu tenang aja."

Galih memang baik-baik aja. Tapi suasana sebaliknya dirasakan Kayden, laki-laki itu dihujani banyak pertanyaan. Kenapa dia masih hidup? Padahal Kayden sendiri melihatnya saat dimakamkan. Kenapa dia bisa sehandal itu mengendarai motor? Padahal perempuan itu tidak pernah mau naik motor dengan Kayden. Semuanya membuat Kayden sangat pusing.

Batin Galih yang sudah terhubung dengan Kayden bisa dengan jelas merasakan apa yang Kayden rasakan. Sekilas Galih melirik Kayden yang duduk di kursi panjang di depan ruang interogasi. Ia bahkan melepas earpiecenya, seakan tidak mau tahu apa-apa dulu tentang Shakira. Kayden rasanya ingin menelpon Luna, pergi jauh dengan perempuan itu dan tidak mau tahu apa-apa. Tapi karena ini berhubungan dengan kasus Luna, Kayden harus melewatinya. Demi membersihkan nama Luna.

Galih tidak berani bertanya apapun, ia hanya duduk di sebelah Kayden sambil sesekali menepuk-nepuk bahunya.

"Lo kalau mau pulang, pulang aja. Nanti hasilnya kita kabarin lo lagi."

"Gak, gue mau tahu langsung. Siapa tau ada petunjuk baru."

"Tapi lo gak apa-apa kan? Aman kan?"

Kayden mengangguk. Ya, setidaknya itu yang ia rasakan.

Butuh waktu cukup lama untuk menginterogasi Shakira. Ternyata perempuan itu menutup rapat semua informasi yang diminta, sudah dengan banyak cara tapi pendiriannya tetap kuat. Persis seperti Shakira yang Kayden kenal. Tim meminta Kayden untuk menginterogasi perempuan itu, tapi Galih melarang mereka. Kondisinya akan jadi emosional jika mereka dipertemukan seperti itu, masalahnya bukan selesai malah semakin buntu.

I Law YouWhere stories live. Discover now