Galih terburu-buru masuk ke kantor, ia bahkan berlari menaiki tangga saat lift yang ia tunggu tidak kunjung turun. Pikiran laki-laki itu sudah terbagi-bagi dengan banyaknya kasus yang masuk ke kantornya. Dibukanya pintu hitam di sebelah kiri, semua mata yang sibuk membolak-balik kertas langsung menengok dan menatap Galih.
"Aduh, maaf banget gue telat. Gue baru tau ada kasus masuk."
"Ya udah cepetan lo cek! Kita gak dapet titik terang dari tadi."
Laki-laki itu duduk di kursi yang menghadap rekan-rekannya dan membelakangi Smart TV. Ia melirik tumpukan kertas di depannya. Bingung harus mulai darimana, Galih memilih bertanya detail yang lain dari rekannya.
"Jadi kronologisnya gimana?"
"Adiknya Pak Rasen pulang dari magang sekitar jam lima sore, dia dicegat di depan kafe dan ditarik ke gang sempit di antara kafe itu sama toko baju. Kita udah cek CCTV di depan kafe tapi penyerangnya pake masker."
"Tapi dia perempuan, keliatan jelas kunciran rambut sama antingnya."
"Terus gimana kondisinya? Baik-baik aja?"
"Koma, kata dokter benturannya cukup keras di kepala, luka-luka di badannya juga cukup banyak dari benda tumpul."
"Gak ada bukti lain gitu? Kesaksian dari yang lain gimana?"
"Menurut beberapa saksi, Gerhana sempet ngelawan tapi ternyata tetep gak bisa. Penyerangnya narik rambut Hana dan ngebawa dia ke gang itu sebelum dihajar."
"Oke kalau gitu, fokus kita cari kamera CCTV lainnya. Disekitar situ padat pertokoan pasti dia bakalan kabur tapi masih di deket area itu. Sheila, Varo kalian cari kamera CCTV deket situ. Theo, Lintang kalian cari barang bukti depan kafe atau di gang itu. Biar gue sama Alexa yang ngumpulin semua data yang bisa ditemuin."
"Kalau ada apa-apa, kabarin yang lain itu earpiece ada guna nempel di telinga lo semua. Kalau gak ada yang jawab telpon! Jangan ngebahayain diri sendiri, kalau kalian balik diserang balik ke checkpoint yang udah ditentuin. GPS atau semua navigasi harus nyala di mobil, paham?"
Semua di ruangan ini mengangguk lalu bergegas keluar dari ruangan. Tiga mobil pergi menuju tempat tujuannya masing-masing.
Alexa menyalakan sistem navigasi, setelahnya muncul beberapa simbol dari posisi ketiga mobil itu di layar.
"Tolong kontak semuanya dimana checkpoint kita. Checkpointnya di Bundaran Taman Kertajaya."
Alexa menyentuh earpiece di telinganya.
"Pegasus satu, Pegasus dua checkpoint di Bundaran Taman Kertajaya."
Setelah pesan diterima, Alexa mulai membalas satu per satu pesan dari departemen yang masuk ke ponselnya.
"Galih, kejaksaan minta kita kesana. Ada bukti tambahan dari rekaman CCTV yang sebelumnya."
"Bukannya kita semua udah periksa dan gak ada yang aneh?"
"Mereka dapet nomor plat mobil pelaku yang di rekaman kita gak begitu jelas."
Galih menghela nafas, "Ya udah kita puter balik."
●○ ⚖ ○●
Setibanya di checkpoint, Kayden dan Alexa turun menghampiri rekan lainnya yang sudah berada di Taman Kertajaya.
"Kenapa lo muter balik, Lih?"
"Kejaksaan nelpon, dia ngasih kita foto plat nomor yang ketangkep."
YOU ARE READING
I Law You
Mystery / Thriller"All I can do is believe in you." Kayden Zaferino lagi-lagi harus terlibat di dalam kasus meninggalnya seorang pengusaha muda sukses yang misterius. Kasus itu menarik seorang Mezzaluna Auristella, mahasiswi tingkat akhir yang disalahkan atas apa yan...