31 - Khianat

96 3 2
                                    

"APAAN?! SERIUS LO?"

Langit masih terang, jam juga baru menunjukan pukul tujuh pagi. Tapi Lintang sudah berteriak seperti biasanya. Teriakan nyaring itu membangungkan sisa tim yang masih tertidur di posisi mereka masing-masing.

Alexa yang tidur di kursi dengan kaki di atas meja. Galih yang berada di sampingnya. Theo yang menggelar jaket penyidiknya dan tidur di lantai. Sheila yang tidur di atas meja rapat dan tidak lupa Varo yang tidur di pojok ruangan dengan posisi bersandar.

Galih berusaha membuka matanya dan mencari posisi Lintang di ruangan ini. "Apaan sih? Berisik amat."

"Galih! Buka grup kantor cepetan!" seru Lintang sambil menepuk-nepuk bahu Galih.

"Diem gak tangan lo! Ada apaan sih? Gak usah teriak-teriak, cewek-cewek masih pada tidur."

"Iya oke, tapi cepetan buka grup!"

Galih bangkit dari posisinya dan mencari ponsel yang ia simpan di rak dokumen.

Telah berpulang AIPTU Gerrald Satria tadi malam pukul 21.00 di perjalanan pulangnya ke rumah karena kecelakaan tunggal.

Pemakaman akan dilaksanakan hari ini pukul 10.00 pagi. Seluruh tim diharapkan hadir.

Galih mengucek-ngucek matanya. Berkali-kali ia coba membaca nama yang tertera, tapi hasilnya tetap sama.

"Astaga, Ya Tuhan."

Rencana yang disusun berantakan seketika. Kepala Galih terasa pusing mendengar berita itu. Satu-satunya orang yang bisa mereka tanyai meninggal bahkan sebelum mereka berhasil bertanya padanya.

"Galih, kita harus gimana?"

"Lo jangan bangunin yang lain dulu, ikut gue sekarang ke pemakaman."

Lintang mengangguk dan bergegas bersiap menuju pemakaman.

○●⚖●○

Siang ini udaranya cukup panas meskipun semilir angin sesekali terasa. Karena cuaca yang panas itu Galih memutuskan bicara dengan Kayden di dalam kantor. Laki-laki berseragam itu berjalan dan duduk di samping Kayden yang sedang menyesap kopi hangat di bangku yang ada di lorong.

"Gagal semuanya, Den. Gue udah bingung ngadepin masalah ini harus gimana lagi. Semua dokumen udah gue telusuri semaleman sama tim tapi apa yang terjadi hari ini-"

"Lo gak ngerasa aneh, Lih?" ucap Kayden memotong ucapan Galih dengan tenang.

"Maksud lo?"

"Pertama rekaman CCTV sekarang AIPTU Gerrald. Lo gak ngerasa ada yang aneh apa?"

"Gue gak ngerti, maksud lo apaan?"

"Semua rencana kita gagal dan berantakan bahkan sebelum kita ngelakuin itu semuanya. Dua rencana itu bakal ngegiring kita ke petunjuk paling penting dan dua-duanya gagal."

"Masih gak ngerti gue."

"Lo mendadak bego sekarang, tumben amat!"

"Ye Bambang! Seenaknya lo bilang gue bego, gue cuma gak ngerti."

"Sama aja, Kuncoro!"

Ingin sekali Galih menggeplak kepala Kayden yang omongannua semakin hari semakin sulit dimengerti dan semakin terasa tambahan pedas di dalamnya. Tapi ia lupa kalau Kayden bisa menuntutnya kapan saja.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Law YouWhere stories live. Discover now