9 - Serangan

104 6 1
                                    

Luna masih mondar-mandir di kamarnya menunggu kabar dari Kayden. Perempuan itu sejak tadi tidak bisa duduk tenang apalagi istirahat karena kabar yang dijanjikan oleh Kayden belum ia terima.

Dok...dok...dok...

Bunyi yang berasal dari pintu utama membuat Luna tersentak. Suara itu sangat kencang, seperti orang yang berada di luar sengaja menggedor pintu itu dengan kasar.

Bulu kuduk Luna meremang, semuanya sudah terlelap. Hanya tinggal perempuan itu yang masih terjaga. Luna memberanikan diri turun ke lantai bawah untuk mengecek pintu utama.

"Luna, keluar sini. Kita jalan-jalan keluar." Ucap seseorang dari balik pintu.

"Gue tau lo ada di dalem, gue bisa masuk lewat mana aja buat masuk." Ucapan orang di balik pintu itu terdengar mengerikan.

Langkah Luna terhenti setelahnya, ia berlari ke kamarnya. Bersembunyi di pinggir kasur miliknya dan menelpon seseorang.

"Halo?"

"Kayden...ada yang dateng ke rumah, dia di pintu depan.." Ucap Luna hampir menangis.

"Kunci kamar kamu, Lun!"

"Udah, aku udah kunci pintu kamar sama jendela. Aku harus gima-"

"AHHHH!!"

Kayden di seberang sana mulai kelabakan. "LUNA! Kamu masih bisa denger saya?! Luna, jawab!"

"Kayden...."

"Jangan tutup telponnya, Lun!"

"Kayden, kaca jendelanya pecah."

"Tunggu disitu, saya kesana!"

Badan Luna bergetar, perempuan itu membuka pintu kamarnya dan berlari ke lantai dasar menuju kamar orang tuanya. Perempuan itu membangunkan kedua orang tuanya yang sedang terlelap.

"Pah, Mah, itu ada orang yang mau masuk ke rumah! Dia mecahin jendela kamar Luna."

Rezki dan Anna terbangun seketika, "Anna, bawa Luna ke taman belakang!"

"REZKI! KELUAR LO SEKARANG, ANJING!"

Bagus. Penyusup itu berhasil masuk ke dalam rumah.

Rezki dengan cekatan mengunci pintu kamarnya, dengan letak yang tidak seperti kebanyakan kamar utama Rezki berharap mereka akan aman sambil menunggu bantuan tiba.

Pria itu menelpon polisi sedangkan Anna masih dengan posisinya memeluk Luna.

"Jangan sembunyi kayak pengecut gitu dong! Keluar lo!"

"Sayang, jangan panik. Polisi bakal dateng secepatnya!" ucap Anna lembut berusaha membuat Luna lebih tenang.

Dok..dok..dok..

Pintu kamar Rezki dan Anna digedor dari luar dengan sangat keras. Luna memekik, ia mengencangkan pelukannya pada Anna. Rezki meminta Anna dan Luna mundur dan bersembunyi di belakangnya. Pria itu mengambil tongkat kasti kesayangannya di lemari dan menggenggamnya erat.

"Sembunyi? PENGECUT LO!"

Pintu itu terbuka dengan keras, Luna membekap mulutnya berusaha meredam suara teriakannya. Seorang laki-laki berdiri disana dengan pistol di tangannya.

"Oh, kalian sembunyi disini? Lebih bagus kalau gitu, gue bisa bunuh kalian langsung."

"Siapa kamu?!" teriak Rezki.

Laki-laki itu membuka masker hitam yang menutupi setengah wajahnya.

"Andre?"

"Suprised, huh?"

I Law YouWhere stories live. Discover now