Para pria rela mati demi dua hal; harga diri dan cinta
Tanpa sadar tangan Chanyeol menggenggam erat hingga jari-jarinya memutih. Chanyeol menggertakkan gigi untuk mencegah emosi menguasainya, pria bernama Yixing itu sungguh brengsek.
Andai saja Chanyeol tahu, pria brengsek itu saudaranya sendiri.
Mobil Chanyeol sudah memasuki gerbang selamat datang Jeonju. Kecepatan mobil Chanyeol boleh dikatakan menggila. Rasanya ia ingin meledakkan kepala Yixing ketika mendengar teriakan ketakutan Baekhyun.
Sudah berbulan-bulan ia tidak mendengar suara gadis itu, dan ketika ia dapat mendengarnya lagi gadis itu malah berteriak ketakutan. Bagaimana mungkin Chanyeol tidak ingin mengamuk?
Chanyeol mengarahkan mobilnya menuju gudang penyimpanan tempat Baekhyun disekap. Sambil berbicara dengan sekretaris Kang ditelepon tangan Chanyeol cekatan membanting stir kekiri dan kekanan melalui jalan yang berkelok-kelok.
"Upayakan kalian bisa mengatasi virus itu dengan cepat, itu bisa sangat berbahaya bagi jaringan keuangan perusahaan. Selidiki kembali cyber yang menyerang kita ini, mungkin saja. Tidak! Itu pasti black dragon! Lakukan apapun Sekrekataris Kang"
Jalanan yang dilalui Chanyeol semakin curam. Pria itu berusaha keras mengendalikan laju mobilnya, ditambah hujan deras membuat kesulitan.
Akhirnya bangunan itu terlihat. Gudang bekas pabrik pengalengan buah-buahan, bangunan itu adalah milik keluarga Park yang terlantar. Untuk masuk kesana Chanyeol harus mendaki jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan.
"Ke...kenapa?" Tanya Baekhyun setelah sekian lama bungkam. Yixing didepannya mengangkat wajah dari ponselnya, melemparkan pertanyaan lewat tatapan "kupikir gege adalah orang baik" suara Baekhyun berubah serak "kurasa aku menemukan sahabat baikku setelag Luhan... tapi kenapa? Kenapa gege melakukan ini?"
Yixing hanya menatap gadis didepannya tanpa mengatakan sepatah katapun. Airmata Baekhyun menggenang dipelupuk matanya. Wajah mulusnya tergores disana sini, belum lagi lebam biru dibahu dan lengannya.
"Berhentilah menangis Park Baekhyun!!!" Bentaknya
Yixing merasa muak dengan Baekhyun yang tidak lelah menangis sejak satu jam yang lalu. Terlebih dari itu Yixing merasa gentar menatap mata hitam Baekhyun. Ia mencoba menepis jauh-jauh rasa tidak nyamannya berlaku kasar pada Baekhyun.
Baekhyun menggigit bibirnya erat-erat penuh rasa takut.
Yixing tersenyum sinis, mencengkram rahang Baekhyun. Gadis itu hanya bisa mendesis merasakan sakit dirahangnya, mungkin sudah membiru.
"Lepaskan tangan kotormu dari Baekhyun!!!"
Yixing dan Baekhyun sontak menoleh, belum sempat Yixing mengatakan sesuatu Chanyeol sudah melayangkan pukulan yang untungnya bisa dihindari Yixing. Bibirnya tertarik membentuk seringai, emosi Chanyeol yang tidak stabil adalah keuntungan.
"Wow... wow... slow Park Chanyeol! Aku bahkan belum mengucapkan selamat datang tapi kau sudah melayangkan tinjumu" ejek Yixing
Tangan Chanyeol mengepal kuat. Amarahnya sudah diubun-ubun, dadanya naik turun oleh emosi untuk menghabisi ular licik didepannya.
"Kau tidak ingin menyapa gadismu dulu?" Tanya Yixing
Chanyeol segera menoleh kebelakang mendapati Baekhyun yang terkulai lemas, tubuhnya terikat dikursi. Chanyeol benar-benar akan menghabisi Yixing ketika melihat lebam-lebam biru diwajah gadis itu.