Bilaku mati bawa ragaku kedalam ceruk dan terbangkan hatiku kelangit, bawa pergi sakitku dan biarkan aku lepas
🌸🌸🌸Aku merasakannya lagi, perasaan gelap itu...
Kelam dan hawa dingin yang menusuk itu.Tempat apa ini?
Hah, hutan gelap ini lagi. Dan siapa gadis yang berdiri disana? Oh ya, gadis itu lagi.
Dia lagi-lagi muncul dihadapanku dengan tiba-tiba dan menangis, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas selain matanya. Mata indah yang berlumuran kesedihan, seolah dia mati oleh rasa sedih itu.
"Siapa kau sebenarnya?" Tanyaku mencoba menahan rasa takut ketika ia muncul didepanku dengan tiba-tiba seperti biasa.
Dia diam.
"Katakan, siapa kau sebenarnya?"
Oh! dia lagi-lagi meneteskan airmata, langkahku semakin mendekatinya, cahaya bulan yang menorobos disela sela dedaunan sedikit memberi penerangan.
"Kenapa kau selalu datang dalam mimpiku?" Cecarku
Tersisa jarak satu langkah. Aku berjengit ketika tangannya menyentuh dadaku, tempat jantungku berdetak keras. Mataku membelalak terkejut namun tak mampu menghindar, aura magis menguar disekeliling.
"Jantung ini, untuk siapa dia berdetak?" Bisiknya
♧♧♧
Alis tebal Park Chanyeol mengernyit tanda ia tak menyukai hal yang dilihatnya, kursi kerjanya berputar membelakangi meja menatap hamparan kota Seoul lewat dinding kacanya dari ketinggian 47 lantai.
"Kalian tahu apa kesalahan kalian?" Tanya pria itu dingin
"Ya Direktur!"
Jajaran komisaris dan kepala devisi Park Property menunduk dalam hingga nyaris membungkukkan tubuhnya, keringat dingin mengalir dari kening mengingat mereka telah membuat kesalahan yang mengundang kemarahan Direktur Park, sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan jika ingin selamat.
Chanyeol mendengus, memutar kursi kerjanya. Layar proyektor memperlihatkan grafik penjualan produk Park Property yang menukik tajam "Percuma kalian lulusan Harvard jika cara kerja kalian seperti ini" ia mengurut pelipis "apakah kalian mau berakhir dijalanan?"
"Tidak Direktur!" Jawab mereka serempak
"Lalu" Chanyeol mencondongkan tubuhnya kedepan "kenapa hasil kerja kalian seperti amatiran?" Tanyanya sinis
Tidak ada yang menjawab
"Kalian ini bisu?"
"Itu... ada pesaing baru Direktur" Manajer Jang buka suara
"Siapa?"
"Oh Real Company"
Chanyeol terlihat heran, nama perusahaan itu tidak asing baginya namun ia ragu jika perusahaan itu yang dimaksud.
"Berikan aku file tentang perusahaan itu---"
Chanyeol merogoh saku jasnya, ponselnya berdering menampilkan nama Park Yoora. Tidak biasanya kakaknya itu menelepon diwaktu siang seperti ini. Ia segera menekan ikon bicara "ya noona?"