''! Lo Titi kan! Lo masih hidup! Kan bener pirasat gue! Lo jadi pengamen?! Lo tinggal dimana? Lo kok jadi pengamen?! " pertanyaan yang berbondong dari Ema.
"Titi jadi pengamen?!" tanya Husnul.
"Titi?! Siapa Titi kak?! " tanya nya. Si gadis imut nan polos dengan kepolosannya menjawab. Ia sesekali memainkan alat yang digunakan untuk mengamen-nya.
"Lo ngga inget gue! Kita bertiga sahabat Lo jirr!" perjelas Wawa.
"Bukan Titi! Tapi Eci! Nama aku Eci kak! Anaknya bunda! Penggemar Exo! BTS! Wanna one! " sekali lagi ia menegaskan. Wajah gadis itu sangat mirip dengan Titi. Apa Titi mempunyai kembaran?
"Ini Eci bukan Titi! "
Cara bicara dan cara berpakaian Titi sangat berbeda 360 derajat! Cara bicaranya seperti anak kelas satu SD yang masih lugu. Ia, berpakaian yang tidak layak dipakai seorang princess. Pakaian yang jelek dan memegang alat untuk mengamen.
"Lo bukan Titi!? Lo anak mana Anjay?! "
"Kok Lo kayak anak kecil sih Ti? "
"Titi! Woi anjing! Sadar ngapah! "
Gadis polos nan lugu tak mengerti apa yang dimaksud mereka. Titi? Siapa dia? Pertanyaan itu membenak dipikirannya.
"Woi tolol ini kita! Ema Wawa Husnul pe'a! "
"Kakak kenapa ngomongnya kasar sama Eci! Eci engga kenal sama Titi! Dan Eci adalah Eci bukan Titi! Eci juga engga kenal kakak semua!"
"Eci mau ngamen lagi! Da dah kakak semua! "
Gadis polos yang mirip dengan Titi itu pun pergi. Dari wajahnya memang mirip dengan Titi! Tapi benarkah itu Titi atau kembaran?
"Titi!" teriak Ema.
"Yuk kita ikutin Titi! Ambil mobil! "
Eci yang digadang gadang mirip Titi pergi memakai ojek. Entah kemana dia.
Tempat pemberhentian-nya sangat kumuh dan tidak layak untuk ditempati. Titi betah tinggal ditempat itu?
"Titi jadi rakjel?" Wawa memberhentikan mobil.
"Titi betah tinggal disini? " tanyanya lagi.
"Kali yang katanya Eci itu adalah kembaran doang sama Titi? " Duga Husnul.
"Mungkin aja, kebetulan mirip? " duga Wawa yang berfikir sama dengan Husnul.
"Lo berdua pe'a banget sih! Semirip miripnya orang yang kembar! Pasti ada bedanya jirr! " jelas Ema yang sangat yakin kalau Eci adalah Titi.
"Eh dia turun tuh! Yuk kita samperin! " ajaknya.
"Titi! " teriaknya.
Si gadis nan polos melihat kearah belakang dan berlari masuk kerumah yang sangat tidak layak untuk ditempati. Ia mengunci dengan kuat agar mereka tidak bisa masuk. Dari arah dalam, seorang wanita berwajah tua dengan balutan dandanan yang sederhana, bertanya heran ke Eci.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pesantren? Oh NO!!!
Teen FictionJuluki mereka dengan Temen sepergilaan.Temen sepergilaan yang gokil dan terlope. Temen sepergilaan yang suka membuat onar, dengan petikan jari mereka bisa berbuat apapun.Karena ulah mereka, mereka akan dihukum karena perbuatannya yang heboh dan meng...