32- Prank

1K 53 2
                                    

Biasakan vote dulu baru membaca. Vote dari kalian tidak akan membuat kalian rugi apalagi bangkrut. Vote terus Badgirls in pesantren yah. Thanks.

****

Ema membaca nama panggilan dan langsung mengangkatnya dengan senang.

"Ha Titi! "

Keheningan terhenti, Wawa dan Husnul langsung mendekat disebelah Ema saat mendengar kalau yang menelfon adalah Titi.

"Halo Titi! Lo masih hidup kan? Lo dimana? Ini gue! Titi Lo beneran masih hidup kan!? "

"Halo Ma! Ini papa bukan Titi! "

"Papa! "

"Papa mau bilang, pulang sekolah langsung pulang! "

"Iya pa! "

What! Ternyata yang menelfon bukanlah Titi! Mungkin mata Ema min jadi salah baca nama. Ema Ema! Sipembaca udah nyangka Titi beneran hidup tuh.

"Siapa? " tanya Wawa.

"Papa gue! " Ema menghela berat.

"Padahal gue udah seneng kalo itu bener Titi " Husnul pun menghela berat.

"Titiiiiiiii! Lo ninggalin kitaaa! " Wawa menghela berat.

"Ehem ehem! " Seorang pria bernada rayu mendekat kearah Ema.

"Kenapa Lo? Sakit? " tanya Ema. Ya, pria itu tak lain adalah Rasya si anak receh.

"Turut berduka ya! " Aska berbicara.

"Hm" jawab Ema.

"Btw kami mau ngasih tau, besok gue Aska Gilang dan Dhani mau sekolah di Amerika. Kita pamit yah" jelas Rasya.

"Kalian pergi? " tanya Wawa.

"Iya" singkat Dhani

"Hari ini hari terakhir disekolah ini" jelas Gilang.

"Hm" Husnul menganggukkan kepala beberapa kali.

Temen Receh pergi dan duduk dibangku mereka. Tak lama anak kelas masuk dan pelajaran dimulai. Pelajaran jam pertama diawali dengan pengumuman sebentar mengenai sebuah lomba kelas yang akan diadakan SMA Nusantara. Wali kelas datang dan mengumumkan sebentar.

"Selamat pagi !" sapanya.

"Pagi buuuuu"

Ema dengan seriusnya memperhatikan kewali kelas, ia tak sadar bahwa ia bertanya ke Titi yang tidak hadir disampingnya.

"Ibu membawakan kalian sebuah pengumuman "

"Pengumuman apaan Ti? " tak sadar Ema bertanya kearah sampingnya tempat Titi duduk. Ia sadar bahwa Titi tiada disampingnya.

"Ti.... Ti " suaranya memelan. Hati Ema sangat terpukul. Kebiasaan Ema adalah, selalu bertanya ke Titi namun tak ada lagi tempat ia bertanya gaje.

Pesantren? Oh NO!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang