40- Kabur

1K 50 3
                                    



Assallamualaikum gaes ...

Salam manis dari author gaje wkwkw.

Follow  instagram @titin_kart

Wassalam

****
Semua orang-orang bergegas menuju tempat perkumpulan pengajian pesantren. Tampat itu dinamai dengan 'Majlis' tempat bagi para santri dan ustadz dan ustadzah memberi ilmu di sana.

"Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatu! Semua santri harap menuju majlis!" terdengar suara keras dari pemberitahuan melalui pengeras suara yang terdengar sampai kamar Temen sepergilaan.

Setelah mendengar suara tersebut, Temen sepergilaan mau tidak mau haru mengikutinya. Mereka berjalan sejejer dan menuju tempat yang dibilang tadi. Hijab yang mereka pakai bukan hijab syar'i, bagian kelapa tidak menutupi keseluruhan dan masih terlihat jelas rambut mereka. Dada Temen sepergilaan juga tidak tertutup dengan hijab yang mereka kenakan. Sangat tidak sopan, itulah pendapat dari mereka yang melihatnya.

Langkah kaki Temen sepergilaan menapak pada tempat yang begitu bagus dan tenang. Setidaknya langkah mereka tidak menapak pada hal negatif lagi.

Semua pasang mata tertuju pada Temen sepergilaan. Kenapa tidak, lihat saja hijab mereka yang begitu aneh dilihat.

"Apa lo liat-liat!" celetuk Wawa pada salah satu santri wati.

Temen sepergilaan duduk di baris pertengahan yang sedikit sepi. Tempat yang lain sudah terisikan. Di sisi kiri perkumpulan para akhi. Dan sisi kanan perkumpulan para ukhty. Mereka terhalangi dengan kain putih sebagai pembatas.

"Yaelah panas amat nih tempat!" Ema menggoyangkan bajunya dan menghasilkan angin yang sedikit.

"Jangan begitu. Ini tempat belajar jadi harus disyukuri." tegur santri wati yang lain.

"Buto Ijo! Diem aje lu!" celetuk Wawa.

"Kalo di sini semua orang ngumpul, berarti di kamar sepi dong!" batin Titi. Terlintas ide untuk kabur.

To Husnul:
Nul, kabur yuk!

√√ sent

To Titi:
Lewat mana?

√√ sent

To Husnul:
Etdah bocah bacot amat yak!

√√sent

Setelah membaca pesan Titi melalui aplikasi chat. Husnul mulai terpaku untuk mengikuti saran Titi untuk kabur.

Berlama-lama di pesantren memang membosankan, tidak ada AC, tv, kasur empuk. Kebosanan melanda mereka. Membawa handphone, mereka diam-diam membaea barang itu agar mudah mengetahui perkembangan dunia luar. Padahal membawa handphone memang dilarang keras di pesantren.

Titi mebisiki Wawa dan bilang kalau dia dan Husnul akan ke toilet sebentar.

Malam gelap dapat di rasakan. Sepinya pesantren kini terpangpang jelas.

"Ti, kita beneran kabut?" tanya Husnul.

"Iya. Engga usah bawa barang. Entar beli di mall aja." perintah Titi.

"Iya."

"Oke. Kita lewat belakang. Setau gue, pas tadi gue stalker Aura, gue liat ada pintu tapi terhalang sama semak-semak. Gue intip, ternyata itu langsung nembus ke jalan raya." ucap Titi.

"Yaudah. Kita pakai masker biar engga ketahuan" saran Husnul.

Titi dan Husnul mulai bergegas untuk kabur. Waktu terus bergulir. Di sisi lain, Wawa menyibukkan diri dengan bermain game dan Ema juga sama. Mereka tidak menghiraukan ceramah yang disampaikan. Semua hikmat mendengar ceramah dan mereka berdua malah asik bermain ML.

Wawa tersadar bahwa sudah lama Titi belum juga datang. Dia mulai terpikir untuk menghubungi Titi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekilas secreenan chat Wawa dan Titi.

Titi dan Husnul melanjutkan aksinya. Perlahan-lahan mereka memukul pintu yang terbuat dari seng berwarna abu-abu sedikit tajam. Mereka sangat was-was. Sedikit takut apabila ketahuan. Syukur, pintu rahasia yang hanya diketahui oleh mereka berhasil dibuka. Perlahan Titi memasukkan tubuhnya keluar. Lalu disusul Husnul. Mereka menutup kembali pintu itu agar tidak terjadi kecurigaan.

Titin dan Husnul menarik nafas dalam-dalam. Akhirnya usaha untuk kabur dari pesantren ini berhasil.

Titi memang cerdik. Dia ternyata sudah memesan grapcar terdahulu. Pesanan mereka sampai. Titi buru-buru mengarahkan si supir untuk ke diskotik. Awalnya supir menolak Tapo saat Titi mengeluarkan uang yang lebih dia langsung menurut dengan perkataan Titi.

Titi dan Husnul melepas lega dengan berjoget di dalam diskotik dan tidak lupa berbagai minuman yang dapat memabukkan mereka minum.  Hanya dua gelas yang dapat mereka minum. Sedikit mabuk, ya itu yang mereka rasakan. Ingatan Titi memang kuat. Dia mengajak Husnul untuk menjemput kedua sahabat mereka yang masih berada di dalam pesantren.

Langkah Titi dan Husnul terhadang sosok lelaki berkopiah yang masuk ke dalam diskotik dengan memakai baju rapi lengkap dengan kopiah.

"Kalian melanggar peraturan pesantren!" ujar sosok laki-laki yang menghadap ke arah Titi. Karena efek mabuk, Titi mulai ngawur. Dan langsung memeluk sosok lelaki yang entah siapa itu. Tubuh Titi terhempas. Laki-laki itu melempar tubuh Titi dan menyingkirkan pelukannya tadi.

****

Hem hem. Kira-kira siapa ya?
Apa calon Titi? 😁💔

****

Jangan lupa vote ya gaes. Ingat! Baca di lapak sebelah milik author 😁
Thanks

Pesantren? Oh NO!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang