24 - Kemah Mengerikan 2

831 51 0
                                    

Tiba tiba ...

"Krekkkk! " Sebuah Dahan ranting tepat jatuh didepan Temen Sepergilaan.

"Aaaaaaa! " Teriak temen sepergilaan.

"Iiihhhhhh keinjek taiiiii" rengek Wawa, ia mengarahkan senter Handphone-nya kearah sepatu yang dipakainya. Naas, kotoran Ayam ia injak.

"Iiihhhhh jorokkkkk! " Ema merasa jijik.

"Ih bauuuuuuu" rengek Wawa lagi.

"Kenapa Lo injak bego? " kesal Titi.

"Gue mau lompat melewati kayu itu, eh malah keinjek tai ayam itu, BIKEZ!" jawab Wawa cemberut.

"Mampus Lu. Hhh" ejek Husnul.

"Udah lah, DL lo Wa, sekarang kita pikirin caranya keluar dari hutan ini" ujar Titi.

Semakin lama, hitamnya malam bersenandung dilangit. Semakin memasuki kedalam hutan, Temen sepergilaan melihat sebuah gubuk tak berorang.

****

"B..... bu! Pak!" Panggil Ulfa yang nampak ngosngosan.

"Kenapa Fa? " tanya pak Ardi.

"Titi, Wawa, Ema dan Husnul belom balik sampai sekarang! " jawabannya panik.

"Kok bisa? " heran pak Ardi.

Ulfa dan Genknya tak berkutik.

"Jawab! " tegasnya.

"Kami ngerjain mereka pak" jawab Genk Kampret bersamaan.

"Apa! Kalian ini mau saya aduin kekepala sekolah? Gimana kalo mereka ditemukan tidak bernyawa lagi? Akan rusak nama SMA Nusantara karna kalian! " kesal pak Ardi.

Semua mata tertuju kearah genk Kampret. Temen Receh tampak panik mendengar kenyataan bahwa sahabat mereka telah hilang.

"Eh Ulfa! Lo buat apa ha, Sahabat gue Lo kerjain? " tanya Aska yang mendekat kearah Genk Kampret.

"Eh para karung robek! Lo bales dendam ke Sahabat sahabat gua? " tanya Gilang emosi tak terkontrol.

"Woi setrika Emaknya Nobita! Ngomong kalian! " paksa Dhani.

"Para wanita cantik, Angel, Ulfa dan Chaca yang keturunan Mimi Peri, jawab! " paksa Rasya.

"Ki.... Ki..... Kita, kita ngarahin mereka kejalan yang engga boleh dilewati " Segan Angel.

"Kalian memang engga punya hati, kalau mereka didalam hutan ketemu binatang buas gimana?" Khuatir bu Nadia.

"Sekarang yang cowok cowok bantuin nyari Titi Wawa Ema husnul, bawa senter semua!" tegas pak Ardi.

Mereka pun pergi mencari Teman Sepergilaan didalam hutan.

****

"Kok ada rumah ditengah hutan" heran Wawa.

"Kayaknya engga ada penghuninya deh" ujar Titi.

Mereka merasa seperti tidak ada penghuni didalam gubuk kecil itu. Temen sepergilaan melangkah maju untuk masuk.

Sebuah tangan berkerut mendarat dibahu Titi dan Wawa yang kebetulan bersebelahan.

"Prak! " sebuah tangan dingin mendarat.

"Aaaaaaaaa" teriak Titi dan Ema tampak kaget.

"Aaaaaaaaaaaa! " Husnul dan Ema  entah mengapa mereka juga teriak histeris bersamaan dengan Titi dan Wawa.

Pesantren? Oh NO!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang