31- Dara menjadi Titi?

1K 57 2
                                    

Ema dan Husnul koma selama lima hari, dan Wawa, ia mulai membaik, ternyata tulangnya tidak terlalu parah rusaknya. Setelah sadar dari koma, Ema sibuk bertanya dimana Titi. Sedangkan Wawa yang sudah tahu bahwa Titi meninggal, dirinya hanya pasrah. Mungkinkah Titi memang meninggal? Tapi kenapa jasadnya belum ditemukan? Apakah Titi dimakan binatang buas? Yah, sekarang dia hanya tinggal nama bagi sahabat dan keluarganya.

****

Ketika Wawa, Husnul dan Ema membaik, mereka mulai aktif kesekolah. Genk Kampret yang sudah mendengar kabar Titi telah tiada, mereka turut berduka cita. Sedangkan dirumah Titi, keluarganya melakukan pengajian untuk mengenang kepergian Titi.

Hampir Dua minggu Ema Wawa dan Husnul tidak kesekolah. Mereka menjadi malas ketika mendengar Titi telah meninggal, mereka malas untuk kesekolah ataupun melakukan apapun. Seketika mereka membisu.

Berkali kali mama mereka membujuk untuk kesekolah, dan akhirnya mereka terpaksa untuk kesekolah.

****

"Wawa! Tok tok tok! " Seorang wanita mengetuk pintu kamar Wawa, ia tak lain adalah mama Wawa.

"Sayangg.... "

Krek!
Ia membuka kamar yang tak terkunci.

Dia mendapatkan Wawa yang sedang menangis memegang photo-photo Temen sepergilaan. Wawa menangis tanpa suara. Tidak biasanya seorang yang periang, pengganggu, jahil dan nyebelin seperti Wawa menangis pilu.

"Eh sayang kenapa nangis? "

"Ma.... Titi beneran pergi? " suaranya tampak serak.

"Iya sayang"

"Kenapa secepat ini ma? Kenapa aku enggak pergi sama Titi aja, kenapa Titi pergi sendirian menemui Tuhan, kenapa Tuhan? Tuhan jahat! Kenapa mengambil orang yang aku sayang ma! " ia menyesali, sambil mengoceh mengajukan pertanyaan yang tak pantas. Dirinya berbicara sambil termenung menatap photo Temen sepergilaan.

"Engga boleh gitu! Tuhan itu sayang sama Titi, jadi dia mau Titi nemenin dia disana" jawabnya halus.

"Aku benci ma! " Wawa merebahkan dirinya diatas meja belajar. Dirinya menangis pilu.

"Wawa sekarang udah sembuh, dan harus kesekolah "

"Ngga! Aku mau berenti sekolah! "

"Wawa, Kenapa begitu, Titi disana pasti sedih liat kelakuan kamu kayak gini nak"

"Ayo bangun, bangun... Bangun, pergi mandi terus kesekolah. Mama tunggu! "

Wawa berdiri lemah menuju arah kamar mandi.

****

Di sekolah.....

Wawa bertemu sahabatnya didepan gerbang. Sama halnya mereka. Husnul dan Ema juga bersedih dan tidak bersemangat untuk kesekolah.

"Wawa! " Ema berlari memeluk Wawa, Ema memeluk erat Wawa. Husnul mendekat dan memeluk mereka berdua. Sambil menangis mereka meratapi kepergian Titi. Titi pergi sangat mengenaskan. Setidaknya jasad Titi harus ketemu. Tapi tidak!.

"Titi! " mereka menangis.

Tak disangka Ulfa menghampiri mereka bersama Genknya.

"Ema" Ulfa berkata pelan. Kedatangannya mengejutkan mereka.

Mereka melepas pelukan lalu menatap asal suara.

"Kami turut berduka cita ya. " Angel tersipu sedih.

"Iya, kami udah sering ganggu kalian. Maafin kami dan kami turut berduka cita " Ulfa tak tahan melihat kesedihan mereka yang mendalam. Ulfa memeluk Ema. Dan Ema membalas pelukkannya.

Pesantren? Oh NO!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang