22

5.5K 458 30
                                    

ada yg nunggu chapter ini? 😆

~?~

(namakamu) terbangun ketika pantulan sinar matahari mengenai wajahnya. memang beberapa hari selama tinggal di villa (namakamu) dan iqbaal memutuskan untuk tidur di depan perapian setiap malam. selain untuk menghangatkan tubuh, menurut iqbaal didepan perapian lebih dekat untuk langsung tidur dibandingkan harus berjalan ke kamar.

(namakamu) perlahan melepaskan pelukan iqbaal kemudian mencepol rambut panjangnya ke atas dan beranjak ke kamar mandi. setelah selesai kini dia berpindah ke dapur untuk mulai menyiapkan sarapan.

(namakamu) memilih membuat roti coklat dan susu untuk sarapan. selain praktis hal ini juga dikarenakan mereka sudah memiliki janji untuk membantu ema memanen sayuran.

setelah memastikan semuanya siap, (namakamu) membawa nampan berisikan sarapan mereka ke depan perapian dimana iqbaal masih tertidur pulas dengan posisi tengkurap.

(namakamu) mengusap pelan kepala iqbaal. "baay bangun yuk, udah siang ini. katanya mau bantuin ema buat panen sayur,"

iqbaal yg merasa tidurnya terganggu perlahan membuka matanya kemudian mendapat wajah manis sang istri persis didepannya. hal inilah yg selalu diinginkannya, wajah pertama ketika dia membuka mata dan wajah terakhir ketika dia akan menutup mata.

"bangun yuk sayang,"

iqbaal perlahan mengubah posisinya menjadi telentang kemudian membawa (namakmau) ke dalam pelukannya.

"baay, udah jam berapa ini, keburu ema berangkat ntar. kamu belum sarapan juga kan,"

iqbaal melepaskan pelukannya, tapi sebelumnya memberikan morning kiss ke pucuk kepala (namakamu).

"kamu udah dari tadi yg bangun?"

"engga kok, kamu capek banget ya?"

"engga kok," ucap iqbaal kemudian memulai sarapannya.

"boong, kalo kamu capek kita pulangnya besok aja ya." memang ini adalah hari terakhir iqbaal dan (namakamu) berada di puncak untuk liburan singkat mereka. seharian kemaren mereka berdua menghabiskan waktu mereka dengan membantu mang dadang dan ema memanen sayur dan memetik daun teh. (namakamu) yg baru pertama kali melakukannya sangat antusias hingga dia tak merasakan kakinya yg sakit karena jatuh ketika berlari untuk menyerahkan sayuran hasil panennya ke iqbaal.

"(nam) inget, besok sore kita harus berangkat ke jogja. kamu jadi mau ikut kan ke jogja?"

(namakamu) mengangguk.

"lagian aku ketiduran bukan karena aku capek, tapi karena suasananya aja sangat mendukung buat tidur. apalagi tidur sambil meluk kamu,"

(namakamu) memukul pelan tangan iqbaal. "pagi-pagi udah gombal aja kamu,"

"eh sapa bilang gombal, orang aku ngomong beneran,"

"iyaa iyaa, percaya,"

"aku kayaknya udah kecanduan deh kalo tidur harus meluk kamu. kayak ada yg kurang gitu kalo belum meluk kamu,"

(namakamu) menyipitkan matanya. "udah yuk bangun terus ke tempat ema,"

"kaki kamu gimana?"

"udah ga sakit kok, cuma luka kecil juga,"

"ya luka kecil kalo ga dirawat nanti bisa iritasi,"

"tenang sayang, tadi aku udah bersihin lagi kok pake alkohol," (namakamu) mengusap pipi iqbaal lembut kemudian menunjukkan lututnya yg luka.

they dont know (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang