ketika (namakamu) telah sampai di kantin, dia kemudian mengambil duduk disalah satu bangku yg letaknya berada dipojok dan jarang digunakan oleh para siswa lain.
(namakamu) menghela nafas panjang kemudian memejamkan matanya. dia merasakan ada rasa sakit didada tapi tidak tau karena apa. dia menyadari jika dia merasa cemburu pun itu hal yg wajar, karena dia memiliki perasaan kepada iqbaal. keputusan untuk backstreet juga merupakan keputusan dirinya. tapi dia tidak menyangka jika reaksi para perempuan akan seberani itu menunjukkan perhatiaannya kepada iqbaal.
ketika (namakamu) tengah asik melamun tiba-tiba ponsel miliknya yg berada di dalam saku roknya bergetar menandakan adanya pesan masuk. segera dia membuka dari siapa pesan tersebut.
iqbaal : dimana? masih dikantin?
nk : iyaa masih dikantin. kamu udah sarapan?
iqbaal : aku temenin ya, sekalian aku belum sarapan juga tadi pagi
nk : nanti kalo pada tau gimana?
(namakamu) menunggu sekitar 5 menit tetapi tidak ada balasan juga dari iqbaal. dia mendesah kemudian melanjutkan memakan batagor yg telah dipesannya tadi.
ketika (namakamu) sedang minum, mendadak iqbaal mengambil sendok yg tergeletak pada piring berisi batagor.
"sayang, kamu kebiasaan ih. masih pagi udah makan pedes aja," ucap iqbaal sembari menggerak-gerakkan tangan didepan wajah (namakamu) untuk meminta minum dari botol yg diminum (namakamu).
(namakamu) menahan tawanya dikarenakan wajah iqbaal yg kini berubah menjadi memerah. dia sangat tau jika iqbaal tidak bisa memakan makanan yg pedas.
"sayang, ih buruan. aku udah ga kuat," keluh iqbaal. "sini," segera iqbaal mengambil botol minum yg baru setengah jalan untuk diberikan ke dirinya.
"kamu sih, kalo mau ambil itu izin dulu jangan asal ambil aja,"
(namakamu) masih tertawa melihat wajah iqbaal yg masih menahan pedas.
"aku pesenin teh anget ya?"
"ih jangan anget, tambah pedes kalo anget," keluh iqbaal disela-sela dia minum.
tanpa mempedulikan omongan iqbaal, (namakamu) pergi dan setelah beberapa saat datang dengan membawa satu gelas teh hangat dan satu porsi bubur ayam. teh hangat yg berada ditangan kanannya kemudian dia serahkan kepada iqbaal.
"nih minum dulu,"
"ih kan udah aku bilangin, nanti tambah pedes,"
"udah dicoba dulu,"
"gamau,"
"ih jangan ngeyel deh, dicoba dulu,"
akhirnya iqbaal mengalah kemudian mulai meminum teh tersebut. untuk beberapa saat iqbaal merasakan pedas didalam mulutnya semakin bertambah ketika dia meminum teh tersebut. tapi setelah beberapa saat rasa pedas yg dia rasakan perlahan mulai hilang.
"gimana?"
iqbaal tidak menjawab, ia hanya terus meminum teh hangat tersebut hingga benar-benar rasa pedasnya hilang dari mulutnya.
"iyaa, bener katamu sayang lebih cepet ilangnya," jawab iqbaal dengan cengirannya.
(namakamu) mendadak tampak sedikit gelisah setelahnya.
"kamu kenapa?" tanya iqbaal lagi karena memperhatikan (namakamu) yg mulai gelisah.
"kamu ga takut ada orang yg liat kita?"
"kenapa harus takut, kan kamu pacar aku," jawab iqbaal santai.
"ikut aku yuk," ajak (namakamu) setelah iqbaal menyelesaikkan bubur yg dibelikan (namakamu).
"kemana?"
"aku masih pengen ngobrol sama kamu, tapi ga disini,"
iqbaal mengangguk kemudian berjalan mengikuti (namakamu) menuju ke belakang sekolah. dibelakang sekolah terdapat taman yg jarang sekali dikunjungi oleh para siswa dikarenakan letaknya yg jauh. sebenarnya ini bukan taman hias tetapi hanya pekarangan milik sekolah yg dirawat dan ditanami berbagai macam tanaman hias hingga sayuran oleh penjaga sekolah.
tepat dibawah pohon terdapat bangku panjang dan satu meja kecil didepanya.
"kamu sering kesini?"
(namakamu) mengangguk. "iya, aku kalo baru suntuk, bosen sama keramaian aku sering kesini sambil baca buku kalo ga main sama rara,"
"rara?"
"iyaa rara, anaknya pak bon. dia lucu masih bayi sekitar umur 8 bulanan,"
iqbaal tersenyum karena dia mengetahui jika (namakamu) sangat menyukai anak kecil.
"(nam) kamu nanti pulang sama aku ya?"
(namakamu) menatap iqbaal tak percaya.
"kenapa?"
"kalo ada yg tau gimana?"
"kenapa sih kamu takut banget kalo sampe ada yg tau kalo kita pacaran?" tanya iqbaal heran.
(namakamu) menghela nafas dan memejamkan matanya. "someday you'll find out,"
"oh iyaa kamu mau nyanyi lagu apa buat besok?" tanya (namakamu) berusaha mengalihkan perbicaraan.
"kamu pengen aku nyanyi lagu apa?"
"terserah kamu ih,"
"kasih saran dong,"
(namakamu) meletakkan jari telunjuknya di bibir seolah berpikir.
"gimana kalo lagunya avril - never growing up?"
"cewe banget,"
"paramore - misery business?"
"masak ngomongin pembulian,"
"ipang - sahabat kecil?"
"baru pengen yg bahasa inggris,"
(namakamu) melepas nafas panjang menghadapi iqbaal.
"ayoolah sayang, kasih saran," rajuk iqbaal kepada (namakamu) dengan suara manjanya.
~bersambung~
ayoo itu ditanyain iqbaal, kira-kira lagu apa yg cocok buat dinyanyiin iqbaal buat (namakamu) eh buat pentas seni? 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
they dont know (completed)
Fanfictionterkadang orang yg tidak tau keadaan sebenarnya dapat berbicara seolah-olah mereka tau segalanya seperti mereka lebih tau dibandingkan dengan orang yg menjalaninya sendiri