31

4.6K 462 18
                                    

hari ini adalah hari pengumunan kelulusan (namakamu) dan iqbaal. kini (namakamu) dan iqbaal telah siap dengan seragam mereka di ruang makan, bersiap untuk sarapan.

"baay, kamu mau bawa tas ga?" tanya (namakamu) ketika iqbaal sedang sarapan.

"engga sayang,"

(namakamu) kemudian menaruh tas kecilnya disamping meja makan dan duduk disebelah iqbaal.

"sayang, kira-kira aku lulus ga ya?"

"lulus laah, masak iyaa suami aku yg dateng plus pinter ini ga lulus," puji (namakamu).

"duh gede nih kepala," canda iqbaal.

(namakamu) terkekeh mendengar ucapan iqbaal.

setelah menyelesaikan sarapan mereka, kini iqbaal dan (namakamu) tengah duduk di dalam bumblebee yg iqbaal kendarai menuju ke sekolah.

"sayang," iqbaal mengambil tangan (namakamu) yg berada dipangkuannya.

(namakamu) yg awalnya memperhatikan suasana diluar mengalihkan perhatiannya ke iqbaal.

"kamu siap ga kalo semisal kamu hamil?" ntah pertanyaan darimana sehingga iqbaal menanyakan hal seperti itu.

"kamu kenapa tiba-tiba tanya gitu?"

"yaa kan kamu tau kalo kita udah itu, dan pas kita lakuin itu kita ga pake pengaman, jadi kan ada kemungkinan kamu itu?" ucapan iqbaal sedikit terbata.

baru kali ini (namakamu) melihat iqbaal terbata dengan ucapannya. biasanya iqbaal sangatlah baik ketika berbicara didepan orang dan dia sungguh pintar menyembunyikan rasa gugupnya. tapi kali ini tidak.

"kenapa emangnya baay kalo aku hamil? kamu belum mau punya anak?" tanya (namakamu) sebisa mungkin menyembunyikan kesedihan dan bersiap mendengar jawaban iqbaal.

"bukan gitu, tapi...,"

"tapi apa? toh kita juga udah nikah jadi ga masalah kalo aku ham-il,"

iqbaal menghela nafas, sungguh bukan saat yg tepat untuk obrolan seberat ini dipagi hari menjelang pengumuman kelulusan.

iqbaal mematikan mesin mobilnya setelah memarkir bumblebee diparkiran sekolah. iqbaal merubah duduknya menghadap (namakamu) dan mengambil kedua tangannya.

"dengerin aku," ucap iqbaal dengan (namakamu) masih menunduk menatap tangan mereka yg bertaut.

"liat aku," perlahan (namakamu) mengangkat wajahnya dan menatap iqbaal. "aku tanya seperti itu bukan berarti aku gamau kamu hamil, ralat belum mau kamu hamil atau gimana tapi aku cuma gamau dikira egois karena kamu hamil dan ga bisa lanjutin sekolah. aku pengen nurutin semua apa yg kamu pengen. aku tau kamu pengen sekolah dulu, kalo semisal kita punya anak otomatis konsentrasimu terpecah,"

"aku ingin, sangat ingin punya anak dari kamu, apalagi sekarang karena kalo kita punya anak sekarang ntar kalo dia udah dewasa jarak antara umurku sama mini me ga terlalu jauh. kita masih bisa main bareng dan orang-orang pasti kira kalo aku kakaknya dia,"

"tapi balik lagi, keputusan buat punya anak sekarang atau beberapa tahun lagi kan atas persetujuan kamu juga, ga bisa sepihak dari aku aja. jadi kalo semisal dalam waktu dekat kamu hamil aku pasti akan menjadi suami muda dan calon hot daddy paling bahagia di dunia," senyum iqbaal merekah setelah mengatakannya.

tanpa disadari, (namakamu) meneteskan air matanya mendengar penjelasan iqbaal.

"hey jangan nangis," ucap iqbaal menghapus air mata (namakamu).

"aku seneng baay, aku tadi sempet kira kalo kamu belum mau punya anak. dan kalo emang kamu belum mau punya dedek aku bisa KB dulu. jujur aku juga pengen punya anak dalam waktu dekat karena aku pengen jarak umurku sama anakku kelak ga terlalu jauh." jawab (namakamu).

they dont know (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang