"itu foto wallpaper lo sama siapa?" tanya rani.
"bukan urusan lo," jawab iqbaal ketus kemudian mengambil kedua hp tersebut.
"gw tanya baik-baik yaa baal, kenapa sih lo jawabnya selalu ketus,"
"itu foto gw sama istri gw, puas lo?"
iqbaal langsung keluar dari mobil dan membuka bagasi mobilnya, tak mempedulikan perkataan rani.
(namakamu), dian dan rafael hanya menyaksikan kejadian tersebut dalam diam.
"ran, lo posesif banget sih. pantes iqbaal marah," ucap dian.
"gw posesif juga buat dia ya. gw posesif juga karena gw sayang sama dia."
"tapi ga gitu juga. lo sama iqbaal gaada status apa-apa tapi udah kayak gitu. cowo mana juga ga bakal betah sama sifat lo, baru jadi temen aja udah kayak gitu apalagi kalo udah jadi pacar? apalagi istri? eh emang lo diakuin temen sama iqbaal?" ucap rafael sebelum keluar dari mobil.
(namakamu) mengikuti rafael dan mulai mengeluarkan barang bawaannya. terlihat iqbaal tengah mengobrol dengan danu yg kini membawa lembaran tiket untuk dibagikan ke teman-temannya.
"(nam) gw lama-lama risih sama rani," ucap dian lirih ketika dian, (namakamu) dan rafael mengeluarkan barang mereka dari bagasi. "iyaa gw tau dia suka sama iqbaal tapi sukanya itu udah ga wajar. gw yakin iqbaal risih sama rani,"
"ya mau gimana lagi. kita sebagai temen juga udah kasih saran ke dia tapi lo tau sendiri kan dia orangnya batu,"
"lo ngomongin gw ya?" tanya rani yg baru saja muncul.
"kata siapa?" timpal dian.
"abis lo berdua ngomong bisik-bisik gitu, ya jelas lah lo pasti ngomonin gw,"
"ya kali ran kita ngomong deketan teriak-teriak, ga etis. kalo mau teriak noh kalo di tengah sawah, yg satu diujung sono yg satu diujung sono," (namakamu) menunjuk ujung selatan dan ujung utara.
rani hanya berdecak kesal kemudian membawa koper miliknya menuju anak-anak lain yg menunggu pembagian tiket.
(namakamu) adalah orang terakhir yg mengambil barang dari dalam bagasi kemudian menutup pintu bagasi bertepatan dengan iqbaal yg berdiri disebelahnya. dian dan rafael sudah berkumpul dengan teman yg lain.
"beb, ini ponselmu," iqbaal menyerahkan ponsel yg dibawa iqbaal tadi kepada (namakamu).
"makasih baay. barang kamu udah gaada yg ketinggal? chargers? kunci? hp? dompet?"
iqbaal tersenyum. "udah semua sayang, ini udah didalem tas kecil." iqbaal mengangkat waistbag yg melingkar badannya.
"yaudah kalo gitu, ntar kalo butuh apa atau cari apa kamu panggil aku,"
"siyaap ms. dhiafakhri,"
(namakamu) memukul pelan tangan iqbaal kemudian tertawa.
setelah mendapatkan tiket masing-masing, rombongan kelas (namakamu) segera memasuki gerbong dan duduk dikursi sesuai dengan tiket.
ntah suatu kebetulan atau tidak, iqbaal dan (namakamu) duduk sebaris. mereka hanya dipisahkan jalan ditengah gerbong. sebelah (namakamu) adalah yori sedangkan sebelah iqbaal adalah danu. rani dan dia ntan disengaja atau tidak mereka menempati kursi sederet dengan (namakamu) dan yori tetapi selisih beberapa baris didepan.
"(nam) lo tadi berangkat sama iqbaal ya?" tanya yori ketika duduk disamping (namakamu).
(namakamu) terkejut mendengar perkataan yori.
KAMU SEDANG MEMBACA
they dont know (completed)
Fanfictionterkadang orang yg tidak tau keadaan sebenarnya dapat berbicara seolah-olah mereka tau segalanya seperti mereka lebih tau dibandingkan dengan orang yg menjalaninya sendiri