40 : Fear of Losing You

151 9 0
                                    

Ayahnya terbukti tak bersalah!

Bebas! Bukan bebas bersyarat atau masa percobaan! Ayahnya benar-benar terbukti tak bersalah atas tuduhan itu!

Entah betapa senang Jove ketika hakim membacakan keputusan juri dan mengetuk palu di meja, membiarkan palu itu mengesahkan keputusan bahwa ayahnya terbebas dari segala tuduhan yang ditaruh di atasnya.

Ini semua berkat Jana! Setelah gadis itu bersaksi, ternyata ia juga membawa semua bukti yang membongkar kedok kejahatan PLV. Hakim kini memiliki tugas baru, yaitu mencari setiap anggota mafia pengedar narkoba yang telah membuat kriminalitas di mana-mana itu.

Jove tidak bisa merasa lebih lega lagi dibandingkan saat ini. Ketika sidang dibubarkan, ia melihat pria-pria bertubuh kekar yang tadi ia curigai langsung pergi melesat dari ruang sidang seperti kebakaran jenggot, hilang tanpa arah. Tapi bukan itu yang Jove pedulikan. Setelah sidang selesai, ia langsung berhambur memeluk ayahnya. Namun ketika sadar bahwa ayahnya takkan bisa bebas tanpa Jana, ia segera mencari gadis itu.

Ditemukannya Jana tengah memberhentikan taksi di depan gedung pengadilan. Cepat-cepat ia berlari meneriakkan nama gadis itu.

"Jana! Jana! Tunggu! Biar gue anter lo pulang!"

Jana pura-pura tidak mendengar, bahkan ia memalingkan wajahnya ketika Jove berdiri tepat di sampingnya.

"Jana, gue nggak bisa bilang betapa besar rasa syukur gue. Lo udah membantu membebaskan papa, makasih banget!"

"Gue melakukan itu bukan buat elo atau papa lo. Gue melakukan ini demi keadilan dan kebenaran!" sergah Jana. "Gue mau membuktikan kalau gue nggak kayak papa lo, nggak bertanggung jawab. Setelah papa lo bebas, tolong jangan sangkut-pautkan gue dengan apa pun itu yang berurusan sama dia."

Taksi berhenti dan Jana hendak naik ke dalamnya.

"Jana..."

"Dan gue harap, kita juga nggak usah berurusan lagi, Jov."

Lalu taksi itu berlalu dengan Jana berada di dalamnya.

Mengapa hatinya begitu sakit mendengar kata-kata Jana barusan? Sesak di dada dan hatinya yang perih, tidak dapat ia hilangkan, apalagi melihat tatapan dingin gadis itu padanya. Ini semua salahnya! Mengapa ia harus juga kehilangan gadis yang begitu dicintainya?

****
Mengapa Jana memutuskan untuk menjauhkan diri darinya, bahkan setelah semua masalah selesai? Dan mengapa pula hatinya begitu sakit mendengar gadis itu tidak ingin lagi bersamanya?

Apakah ini berarti...ia sangat mencintai Jana?

Apakah ia itu berarti ia harus kehilangan gadis itu juga?

Padahal, dulu ia bersikeras untuk menjauhi Jana. Setelah masalah ayahnya selesai, kini Jana yang berbalik menjauhinya. Mengapa tidak pernah ada kesempatan baginya untuk bisa menyatakan perasaannya pada Jana?

Jove tengah melamun di teras kamarnya. Ditatapnya langit malam yang penuh bintang, dan kembali ia teringat pada Jana.

Jana seperti gadis-gadis di dongeng putri. Walau ia tak secantik putri dan tak sekaya mereka, tetapi gadis itu memiliki sesuatu yang jauh lebih dari sekadar seorang putri. Semangat, keceriaan, dan tawa gadis itu seperti mahkota yang begitu berharga di dalam hidupnya. Dan Jove kini tersadar, betapa besar arti sosok Jana bagi kehidupannya. Jana telah mengubah sesuatu yang buruk di dalam dirinya menjadi sesuatu yang lebih baik, dan kini ia tak dapat memungkiri bahwa ia merindukan setiap hal yang dilakukan gadis itu.

Saat itulah, ketukan menggebu-gebu terdengar dari arah pintu kamarnya. Jove dengan malas beranjak membukakan pintu. Wajah satpamnya tampak bingung dan panik saat menyerahkan amplop coklat.

Ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang