37 : I Will Always Remember This

120 6 0
                                    

"Oh...my...God..." Dea menatap kotak berukuran agak besar yang terletak di atas tempat tidur Jana. "He did this for you!?"

Jana mengangguk pelan. Ia mendesah kagum, sekaligus senang sekali.

Malam ini adalah prom night. Dan Jana sudah berniat tidak datang, padahal ia ingin sekali datang. Pertama, ia tidak punya gaun dan tidak ada uang untuk membelinya. Kedua, Jove tidak akan mau datang. Tetapi tiba-tiba, datang bungkusan ini untuknya. Alangkah kagetnya ia ketika membuka kotak ini dan melihat gaun yang begitu indah! Sebuah mermaid dress dengan untaian manik-manik indah berwarna peach lembut, dan juga sepasang platform berhak tinggi yang membuat Jana membelalakkan matanya. Tak lupa dan tak ketinggalan, ada clutch kecil berwarna senada dengan gaun tersebut-yang pasti harganya selangit.

Otomatis, Jana langsung menelepon Jove. Sayangnya, tidak diangkat oleh cowok itu. Jadi, ia memilih untuk menghubungi Dea agar datang ke rumah dan mendandaninya. Ia tidak ahli dalam make up.

"Romantis banget, sih." Dea pun menyuruh Jana duduk di depan meja rias, dan bersiap untuk mendandaninya.

"Yeah..." Jana melamun. Jove...cowok itu memang...susah ditebak.

Dea pun memulai misinya. Ia memoleskan berbagai polesan make up ke wajah Jana. Setelah itu, ia mempercantik dan membuat mata Jana sempurna dengan tangannya yang sudah ahli memainkan make up tools. Tak lupa, ia juga merias rambut Jana dan membuatnya menjadi indah. Ia memilih untuk menyanggulnya saja dan memberikan beberapa jepitan manis yang eye-catching. Saat ia menyemprotkan hairspray, Jana sempat mengira itu adalah obat nyamuk. Dasar!

Butuh kurang lebih satu jam untuk mempersiapkan diri. Setelah selesai, Jana mematut dirinya di kaca. Dan ia...terpekur.
         
Pantulan siapa itu yang ia lihat kini di kaca? Dirinya-kah? Ia tidak percaya bahwa...ia bisa...secantik ini. Dengan balutan gaun yang pas, entah bagaimana Jove tahu ukuran gaun yang pas untuk tubuhnya, ditambah lagi dengan riasan sempurna dari Dea yang membuatnya seperti...seorang putri.
         
Saking terharunya, Jana hampir menangis. Seandainya saja, kedua orangtuanya dapat melihatnya saat ini. Mereka pasti...bangga.

"Kok lo malah mewek, sih!?" Dea membuyarkan lamunan Jana. "Prom night pukul berapa?"

"Eh, iya!" Jana menepuk dahinya. "Satu jam lagi! Aduh, gue bisa lupa! Rumah kan jauh!"

"Naik apa, ya? Kalau motor...lo bisa dikira pengantin yang kabur dari nikahan. Taksi? lo naik taksi aja!"

Jana terdiam. Tadinya ia sempat berpikir Jove akan datang dan menjemputnya, tapi ia sadar ia hanyalah berkhayal. Jove tahu ia sangat ingin datang ke prom, maka dari itu Jove mengiriminya gaun dan yang lain-lain. Tapi, bukan berarti cowok itu juga mau datang ke prom, kan?

Dea mengintip ke luar jendela, "Agak gerimis, deh, kayaknya..."

Bahu Jana lunglai lemas, pupus semangatnya sudah.

"Eh! Jana!"

"Apa!?'

"Mobil sedan hitam siapa, tuh, di depan rumah? Tadi pas gue dateng nggak ada. Mobil om sama tante lo? Kata lo mereka lagi di Surabaya?"

Jana ikut-ikut mengintip.

"Mobil tetangga? Apa bukan? Jangan-jangan, Jove lagi!"

Ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang