21 : Carried Away (Again)

134 7 0
                                    

Jove memandang brankas besi di hadapannya dengan wajah sukar ditebak. Brankas itu tersembunyi di sebuah tempat yang sangat tidak kasatmata, di balik lukisan besar berlukiskan kuda di dinding ruang kerja ayahnya.

Sudah pasti, apa pun isi brankas itu adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga, sampai ayahnya menyembunyikan brankas itu di tempat yang tidak ada satu orang pun tahu kecuali dirinya.

"Hebat sekali kan saya bisa menemukannya?" Detektif Quentin menyeringai, membanggakan dirinya sendiri.

Jove tidak mengacuhkan Detektif Quentin. Ia berjalan mendekati brankas itu dan menyentuh besi dingin itu perlahan. Ada angka-angka di pintu brankas itu, menandakan kalau brankas ini terkunci oleh sebuah passcode. Namun, apa passcode-nya?

Ini yang lebih susah, batin Jove.

"Apa mungkin isinya uang? Emas? Aset-aset?" tanya Detektif Quentin dengan ekspresi lucu. Ya, siapa yang tidak mengenal Bramantya Maherlangga? Kekayaannya tidak akan habis sampai sepuluh keturunan. Ia tidak bisa membayangkan betapa banyaknya jumlah uang dan barang berharga di balik pintu besi brankas itu.

Jove menoleh kepada Detektif Quentin lalu menaikkan alisnya, "Anda mau mencuri isi brankas ini?"

Detektif Quentin menganga lebar mendengar tanggapan makhluk dingin nan kaku di hadapannya ini, "Ah, tidak." Ia menyeringai, kemudian ia tersadar Jove mencurigainya. Ia cepat-cepat mengubah air mukanya menjadi serius. "Saya adalah detektif. Saya orang terhormat dari kepolisian. Tidak mungkin saya mencuri, astaga."

Jove manggut-manggut tanpa memandang Detektif Quentin, "Santai aja." Ia malah memandang brankas milik ayahnya, "Banyak sekali orang yang tadinya saya percaya, malah berbalik menjadi seseorang yang ingin membahayakan keluarga saya. Jadi saya harus berhati-hati."

Detektif Quentin mengerti, untungnya ia tidak marah tadi.

"Anda memang hebat bisa menemukan brankas ini."

"Tapi bagaimana kira-kira menemukan pass code ini?"

Jove diam sebentar, berpikir. "Pasti ada caranya." Ya, ia yakin sekali. Ayahnya pasti meninggalkan jejak. "Tapi untuk sementara waktu tutup saja lagi tempat persembunyian brankas ini, seperti bagaimana awal mulanya. Saya tidak mau ada orang rumah yang tahu."

"Apa kira-kira isinya?"

"Saya tidak peduli kalau isinya uang, emas, atau aset berharga. Saya sedang membutuhkan bukti-bukti yang bisa membantu saya membuktikan apakah ayah saya ada kaitannya dengan pembunuh mama dan Dave atau tidak. Oh, ya, dan saya sangat curiga dengan apa yang ayah saya lakukan. Kenapa dia bisa memiliki begitu banyak musuh yang begitu mengenyahkannya?"

"Saya turut prihatin." Detektif Quentin berucap tulus. Kalau ia harus menjalani hidup seperti Jove, penuh dengan ancaman teror dan begitu tidak aman, ia pasti juga akan melakukan hal yang sama. Apalagi kehilangan ibu dan saudaranya dalam waktu relatif singkat.

"Tolong, Kak Quentin. Agarhanya kita berdua saja yang tahu menahu soal ini. Penyelidikan ayahsaya...saya lakukan secara diam-diam. Beliau jangan sampai tahu."

****

Firework Event

Saturday, November 25th

From 7 PM

- Food Culinary

- Stand Out Performances

- Firework

Ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang