17

4.8K 189 7
                                    


ASSALAMUALAIKUM,,,,, 🙏😇😇😇

VOTE AND COMMENT KAKAK,,,,CIA CUMA MINTA ITU NGGAK LEBIH KOK!!!

HAPPY READING!!!!
***
Hening,itulah yang sedang terjadi diantara ketiga orang dewasa itu.

Zevana juga masih terlihat mencerna ucapan kakaknya hingga,akhirnya Zevana menangis bahagia karena kakaknya masih hidup dan dalam keadaan sehat.

“Jadi sejak kapan kamu kembali ke rumah orang tuamu?”Tanya Juli kepada Faiz

“kakak santai saja bicaranya,kakak jangan takut mbak Juli nggak makan orang kok kecuali,orang ganteng kayak kakak”Ujar Zevana karena memperhatikan gerak gerik kakaknya yang kurang nyaman.

“oke,Setelah kejadian itu aku sadar dan berakhir tak mengingat apa-apa alias amnesia dan untungnya bisa sembuh dalam kurung waktu 1 tahun. Tapi,kakak masih tidak bisa meninggalkan desa karena kaki kakak masih mengalami keretakan jadi,kakak baru pulang kerumah setelah satu setengah tahun menghilang. Dan saat sampai di rumah kakak harus menerima bahwa adik kesayangan kakak telah diusir pergi dari rumah karena kesalahan yang tak ia perbuat”Faiz berhenti sejenak untuk mengusap air matanya yang entah sejak kapan menetes keluar dari kelopak matanya.

“Dan saat tau itu juga berasal dari orang yang sama,kakak marah kepada Abi dan Ummi. Tapi,melihat kondisi Abi kakak jadi tak tega”Ujar Faiz

“Memangnya Abi kenapa kak?”Zevana bertanya dengan wajah yang terlihat khawatir.

“Semenjak kamu pergi,kesehatan Abi menurun dan penyakit jantungnya kambuh kembali”Faiz bercerita dengan menelisik ekspresi adiknya.

“Ya Allah....kakak tarus keadaan Abi sekarang bagaimana?apa sudah sehat?”Tanya Zevana disertai air mata yang mengalir bak hujan.

“Bunda.....kenapa nangis?apa om itu memukul bunda lagi?”Furqon kecil terlihat berjalan menuju meja yang ditempati ketiga orang dewasa tersebut dengan mata merah menandakan bahwa ia baru bangun tidur.

Furqon mengusap air mata bundanya dengan jari mungilnya.

“nggak kok,,,,om ini kakaknya bunda”jawab Zevana yang lansung mengangkat Furqon kecil kepangkuannya.

“Bagaimana kalau kamu sekarang pulang menemui mereka dek,setidaknya itu bisa membuat orang tuamu merasa senang”Mbak Juli mulai berucap dengan nadanya yang terkesan lembut.

“apa mereka mau menerima aku mbak,kata mereka aku anak pembawa sial”Ujar Zevana lirih dan hal itu lansung ditangkap oleh pendengaran Faiz yang berada didepannya.

“Adek,Abi sama Ummi tuh butuh kamu.Kakak juga”Nada bicara Faiz melemah

“kamu jangan suka berprasangka buruk dek,kamu tau kalau Allah itu sesuai dengan prasangkamu. Jadi,kamu tinggal berserah diri kepada sang pencipta”

“Dalam sebuah hadits Qudsi Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda:Allah subhanahu wata’ala berfirman, “aku sesuai dengan Prasangkaan hamba padaku.”(Muttafaqun’alaih)”
*

***
Keempat orang tersebut memilih pulang kerumah Zevana,termasuk Faiz tentunya dan kesan pertama Faiz saat menginjakkan kakinya kerumah Zevana adalah

“WOW gile lo dek,ini rumah Juli ya?besar banget,lebih besar dari rumah Ummi dan Abi.”

Faiz berteriak layaknya anak kecil menemukan mainan favoritnya sedang Zevanahanya melenggang ke dapur untuk mengambil camilan untuk Furqon beserta kakak-kakaknya.

“Bukan,ini rumah Zevana.Kalau rumah Juli dulu cuma rumah sederhana di pinggiran kota.

Tapi,semenjak Zevana berubah jadi jutawan akhirnya Zevana memutuskan membeli rumah ini.” Juli menjelaskan dengan penglihatan menuju ke punggung Zevana.

Sedikit informasi,Juli dan Faiz itu seumuran sehingga kalau berbicara itu tanpa menggunakan embel-embel kak ataupun mbak.

“Sejak kapan Zevana mengadopsi Furqon?”Tanya Faiz yang memang penasaran dengan kisah adiknya itu.

“Belum lama ini kami pergi ke panti asuhan dan dengan takdir Allah Zevana dipertemukan oleh Furqon kecil yang saat itu sudah sebatang kara”Juli bercerita dengan menatap Zevana yang tengah berjalan menuju ke sofa dengan makanan ringan yang ia bawa.

“Mbak,besok Zevana mau ke kampus jam 6:00 pagi,soalnya katanya ada ketua yayasan yang akan datang dan berhubung Zevana adalah anggota Rohis jadi,Zevana harus nyiapin pengajian buat beliau”Zevana bercerita tanpa melihat ekspresi wajah Faiz yang muram.

“Kakak jadi merasa tidak berguna karena membiarkan adik kesayangan kakak kehilangan hangatnya keluarga. Dan lebih sakitnya lagi saat lihat kamu bercerita dengan orang lain padahal kakakmu sendiri ada didepanmu”Faiz berucap lirih dan membuat semua mata beralih menatapnya.

“kakak ku cayang....ulululu...jangan nangis nanti mbak Juli nggak suka lo sama kakak”Zevana lagi-lagi membuat tawa Faiz terdengar sedangkan Juli menahan warna merah yang hampir menjalar dikedua pipinya.

“Nggak usah godain kakak,kamu kapan balik ke rumah Abi sama Ummi?”Faiz mengalihkan pembicaraan untuk mencegah kekikukan yang melanda dirinya.

“Tunggu Zevana siap dulu ya kak!soalnya Zevana masih banyak kegiatan diluar dari kegiatan kampus.Zevana juga harus urus perusahaan,ngehandel restoran dan ditambah lagi mau bangun butik baru.”elak Zevana karena masih belum siap bertemu orang tuanya

“Okelah”Faiz pasrah dengan keputusan adiknya.

****
Keesokan harinya Zevana bergegas turun ke meja makan untuk membuat sarapan sederhana khas dirinya dan tak lupa membuat susu untuk Furqon kecil.

Beberapa saat kemudian Juli dan Faiz menyusul ke meja makan dan dihadapan mereka terdapat nasi goreng serta sosis panggang yang menggiurkan.

Zevana yang sedari tadi tidak melihat Furqon,akhirnya naik kelantai dua yaitu kamar Furqon untuk membangunkan bocah berusia 9 tahun itu.

“Assalamualaikum sayangnya Bunda,kok belum turun sih.Ada masalah ya nak?”Zevana melihat kegelisahan pada mata anaknya dan dengan naluri seorang ibu ia akhirnya merengkuh tubuh mungil itu untuk sekedar memberinya ketenangan.

“Waalaikumsalam Bundanya Furqon. Furqon Cuma takut tidak punya teman di sekolah baru”Furqon pun mengeluarkan uneq-uneqnya kepada sang Bunda.

“Anak bunda kan,pemberani. Jadi,jangan pernah takut dan khawatir serahkan semuanya kepada allah”Zevana mulai menasehati anaknya dengan kisah-kisah teladan dari para sahabat nabi.

“Begitu. Jadi,apapun kekhawatiran yang ada dihati Furqon saat ini tendang jauh-jauh”Lanjut Zevana setelah menyelesaikan ceritanya.

Mereka berdua pun turun menuju meja makan yang sudah ada Faiz dan Juli yang duduk anteng menunggu keduanya.

Dan yang membuat Zevana bingung adalah wajah Juli yang memerah entah menahan malu atau mau boker.

“Mbak Juli diapain sama kak Faiz,sampai-sampai mukanya kaya kepiting rebus gitu?”Tanya Zevana bingung melihat tingkah keduanya yang terlihat malu-malu.

“Nggak kok,ayo mulai makan”Juli mengalihkan topik dengan memulai acara makan dengan doa yang dipimpin oleh Furqon.

Yah semenjak Furqon kecil hadir di tengah-tengah mereka,kebiasaan merekapun berubah salah satunya menunjuk salah satu untuk memimpin doa.

❄❄❄

Cia bakalan buat cerita baru berhubung cerita zevana udah mau tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cia bakalan buat cerita baru berhubung cerita zevana udah mau tamat.....
Wassalamualaikum dan terima kasih 🙏😇

ZEVANA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang