Watching me, wanting me
I can feel you pull me down
Fearing you, loving you
I won't let you pull me down
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Suara dentingan sendok dan garpu menjadi sebuah melodi di atas meja makan. Jamuan hari itu sedikit istimewa karena Kanselir Niflheim berada satu meja dengan Raja dan Noctis. Jadi mau tak mau Noctis harus menjaga sikapnya dengan baik.
"Bagaimana keadaan putrimu, Kanselir?" tanya Regis membuka topik pembicaraan setelah sesi sarapan telah usai.
"Putrinya Kanselir Niflheim? Di istana ini?" batin Noctis.
Tak ada pengawal, maid, maupun Glaive yang berjaga di ruang makan pribadi milik raja, itulah sebabnya mereka bebas berbicara tanpa takut dicuri dengar seseorang. Tapi tampaknya kedua pria paruh baya tersebut melupakan eksistensi sang putra mahkota.
Ardyn melirik Noctis sejenak yang menatap puddingnya tanpa minat, menimbang sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyan Raja.
"Keadaan Claire semakin membaik semenjak Putri Yeul memeriksanya. Saya rasa kondisi putri saya bisa dikatakan telah sehat, Yang Mulia."
Regis tersenyum lebar, Noctis memicingkan matanya menatap sang ayah heran. Sebenarnya pemuda itu sedikit kesal karena tak memahami apapun inti dari pembicaraan ayah dan tamunya ini.
"Baguslah, aku memiliki sebuah pemikiran yang ingin kusampaikan kepadamu. Kalau kau tidak keberatan mendengarnya." ujar Regis.
"Tentu saja saya tidak keberatan, Yang Mulia. Dan perihal apakah itu?"
Regis berdeham, meminum teh krisan kesukaanya. Pria itu memang sengaja mengundang Noctis untuk mendengar pembicaraannya.
"Aku tahu kau harus kembali ke Gralea karena tak bisa meninggalkan tugasmu terlalu lama. Akan tetapi, kondisi putrimu belum terlalu membaik. Alangkah baiknya jika putrimu tetap tinggal di istanaku sampai dia benar-benar sehat. Kau bisa mengunjunginya kapan pun kau mau."
Terkejut mendengarnya, Sang Kanselir Niflheim secara tegas hendak menolak permintaan Raja. Akan tetapi akan terdengar sangat kurang ajar, mengingat berkat Putri Yeul, Claire anak gadis kesayangannya bisa pulih kembali.
Ardyn sebenarnya sedikit menaruh kecurigaan akan motif Raja yang sebenarnya, tapi pria Izunia itu merasa dirinya lebih pintar. Ditambah lagi, Ardyn sangat menyukai permainan intrik di istana, jadi pria berpenampilan flamboyan itu akan mencoba mengikuti permainan Raja Lucis.
"Yang Mulia, saya dan putri saya telah cukup banyak menerima kemurahan hati Anda. Selain itu, keberadaan Claire mungkin akan terekspos. Sementara di Gralea, bahkan hanya kerabat Kaisar saja yang pernah bertemu dengannya. Karena penyakitnya, putri saya jarang bertemu banyak orang. Saya takut Claire akan merasa tidak nyaman."
"Kalian berdua lebih dari diterima di istanaku. Jangan khawatirkan soal putrimu, keberadaan Claire akan tetap terisolasi di istanaku. Tidak akan ada yang berani mengusiknya. Putrimu itu akan dijaga dua puluh empat jam oleh pasukan wanita khusus yang telah kubentuk." Regis masih belum menyerah akan usahanya meyakinkan Ardyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goddess & The Crown Prince
FanfictionTerjebak di sebuah dimensi lain, membuat Haruno Sakura tak mampu lagi membedakan mimpi dan realita. Ia bertemu Noctis Lucis Caelum sang putra mahkota Kerajaan Lucis dalam sosok gadis jelita bernama Claire Izunia. Apakah yang sebenarnya diinginkan pa...