Never Go Away

585 88 43
                                    

Never thought things would change

Hold me tight

Please don't say again

That you have to go

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka berdua. Kapal feri di pelabuhan Galdin Quay sedang tidak beroperasi. Terpaksa Claire, Noctis, dan teman-teman mereka harus menginap di salah satu cottage yang sudah disewa Noctis sampai esok hari. Entah pertanda apa ini, kesialan seolah menimpa mereka bertubi-tubi sejak kemarin.

Noctis dan Claire memilih kamar dengan jendela kaca besar yang menghadap langsung ke laut. Menampilkan pemandangan indah yang menyejukkan mata. Sang suami tengah asyik berdiri mematung di depan kaca, entah apa yang ia pikirkan. Sedangkan Claire, wanita itu memilih untuk duduk di tepi ranjang.

"Noctis..."

"Hm." pria itu hanya menjawab dengan gumaman yang tidak jelas.

"Aku minta maaf soal tadi." ucap Claire tanpa menoleh pada Noctis. "Aku selalu merasa bahwa kehadiranku di sini adalah sebuah kesalahan. Aku terlalu takut kalau kau akan meninggalkanku. Sebab manusia tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan."

Noctis menoleh ke arah punggung sang istri yang bergetar menahan tangis.

"Entah kenapa, aku punya firasat buruk akhir-akhir ini. Aku hanya merasa, kau mungkin akan segera meninggalkanku.  Perasaan ini semakin terasa kuat dari hari ke hari."

"Apa yang kau bicarakan, Claire?!" seru Noctis.

Pria itu segera menggungcang kedua bahu sang istri cukup kuat. "Bagaimana bisa kau masih meragukanku setelah semua ini? Bahkan, aku telah bersumpah tidak akan melepasmu meski para astral mencoba memisahkan kita!"

Claire tampak tersenyum kecut. "Kau menjanjikan banyak hal pada Luna. Begitu pula padaku. Aku bukannya meragukan cintamu. Tidak sama sekali. Terkadang, manusia memiliki insting akan sesuatu hal besar yang akan terjadi. Dan aku sedang merasakannya. Begitu kuat. Sampai aku bahkan sangat takut membayangkannya."

Noctis tampak mengerutkan keningnya. "Apa ini berkaitan dengan ramalan sialan itu? Soal omong kosong tentang Raja Sejati?"

Claire menatap Noctis lurus. "Itu bukan omong kosong, Noctis! Penolakan demi penolakan yang kau ucapkan tidak akan mengubah apapun. Pada akhirnya, kau tetap harus memenuhi panggilanmu."

"Cih," Noctis membuang muka ke samping. "Panggilan apa? Berkorban nyawa demi Eos? Atau melihat orang-orang terdekatku harus mati hanya demi meluruskan takdir sialan ini?"

"Noctis..."

"Aku tidak pernah mempercayainya, Claire. Akulah yang akan menentukan jalan hidupku sendiri. Kita akan hidup bahagia selamanya di Citadel." Noctis tersenyum sambil memegangi kedua bahu sang istri. "Kita akan memiliki banyak pangeran dan putri yang akan meramaikan istana kita. Percayalah bahwa tidak akan pernah ada duka yang datang menghampiri."

Goddess & The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang