Gravity

785 101 36
                                    

Ost. Somnus Instrumental.

Selain romantis, instrumen lagu "Somnus" juga ngebaperin abis.
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Malam ini adalah malam yang  istimewa. Noctis dan Claire sedang menikmati jamuan makan malam romantis di atas rooftop Caelum Via Hotels and Resorts Insomnia. Ditemani lantunan suara lembut seorang pianis dan beberapa pemain biola yang memainkan lagu berjudul "Somnus". Hotel super mewah dan megah ini bisa mereka gunakan sesuka hati lantaran memang merupakan aset pribadi milik Keluarga Kerajaan dan Noctis adalah ahli warisnya yang sah.

Makan malam romantis di atas atap tertinggi hotel di Insomnia benar-benar luar biasa rasanya. Di sana, berjajar jendela-jendela kaca raksasa menjulang tinggi. Di setiap sudut dinding, terdapat ukiran lambang bunga Kerajaan Lucis dan rune kuno berbentuk menyerupai kepala tengkorak yang bertuliskan slogan kerajaan, "Fiat Justitia Ruat Caelum" yang memiliki arti tegakkan keadilan meski langit akan runtuh.

"Wah, Noctis. Ini romantis sekali. Aku masih tak percaya jika hotel semewah ini adalah milik keluargamu." ucap Claire sambil terkagum-kagum.

Noctis terkekeh mendengarnya. Tersenyum pongah, pria itu menyambar gelas kristal berisi sparkling wine di dekatnya, "Kita kan juga sempat mengadakan resepsi di sini kalau tidak lupa."

"Tetap saja, aku belum pernah naik ke rooftop hotel. Ternyata pemandangan Insomnia di malam hari begitu luar biasa. Kota ini sangat cantik." puji Claire tulus.

"Mau berdansa, Tuan Putri?" tawar Noctis.

Mereka menghabiskan waktu bercengkrama sekitar satu jam lebih. Suasananya begitu romantis sampai Noctis tidak tahan untuk mengajak sang istri berdansa bersamanya.

"A-aku tidak bisa berdansa." jawab Claire sambil memalingkan wajahnya karena malu.

Tiba-tiba saja Noctis beranjak dari kursi tempat duduknya. Kemudian mengulurkan tangannya dalam posisi membungkuk, "Aku mohon, Tuan Putri. Berdansalah dengan Pangeranmu ini."

Terdengar suara tawa merdu dari sang istri. Meski awalnya agak ragu-ragu, Claire akhirnya menerima uluran tangan sang suami.

"Noctis, aku serius. Aku tidak pernah berdansa seumur hidupku."

Mendengar pengakuan itu Noctis merasa senang sekaligus iba disaat bersamaan. Senang karena itu artinya tidak ada pria yang pernah menyentuh Claire sebelum ini. Tapi Noctis juga agaknya merasa iba, Claire sejak kecil sudah sakit-sakitan. Gadis itu tentu lebih banyak menghabiskan waktu terkurung di dalam kamarnya karena kondisi tubuhnya yang lemah. Noctis masih tetap bersyukur, Ardyn menyembunyikan bidadarinya selama ini dari dunia luar. Lalu dia menjadi pria pertama yang menemukannya.

"Letakkan tangan kirimu di pundakku, lalu naikkan kakimu di atas kakiku. Kau tidak perlu melakukan apa-apa. Biar aku saja yang bergerak mengikuti irama lagunya." bisik Noctis.

Claire mengangguk lalu melakukan semuanya sesuai instruksi yang Noctis berikan. Tangan kekar sang suami memeluk pinggangnya posesif. Sebelah tangannya yang lain bertautan dengan jemari Claire. Mereka berdua saling terkunci dalam tatapan satu sama lain.
Menikmati alunan musik lembut yang mengiringi. Suasana ini begitu syahdu sampai Noctis berharap agar waktu bisa dihentikan saja pada momen ini.

Goddess & The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang