"When the world falls down around you,
And hope is lost,
When you find yourself alone,
Amid lightless place,
Look to the distance,
Know that I am there,
And that I watch over you always,
Farewell, my dear Noctis."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Noctis saat ini sedang menuju ke Altar of Tidemother sendirian. Ia memutuskan untuk berpisah jalan dengan ketiga temannya karena kali ini Noctis ingin menyelesaikan ritualnya sendiri tanpa gangguan.
Ketika melewati pelataran yang tadinya menjadi tempat warga Altissia berkumpul untuk melihat Luna berpidato, Ignis tiba-tiba saja menelpon. Noctis pun segera meraih ponselnya.
"Noct, ini gawat! Pasukan Kekaisaran sudah mengepung seluruh kota dari berbagai penjuru!"
Noctis seketika menatap ke langit. Tepat di atas kepalanya, Dreadnought atau kapal udara milik Kekaisaran sudah berdatangan dengan suara mesinnya yang berdesing nyaring. Pertanda buruk. Batin Noctis.
"Aku sudah melihatnya, Ignis."
"Kapal-kapal udara itu akan turun di sekitar pelabuhan. Segeralah bergegas ke altar. Biar aku yang menahan sisanya."
Mendengar hal itu membuat Noctis melemas. Sudah terlalu banyak tragedi demi tragedi yang dilaluinya. Ia tak ingin lagi kehilangan orang-orang terdekatnya. Dengan penuh amarah Noctis bersumpah akan membabat habis seluruh pasukan Kekaisaran.
Ayah, aku mohon pinjamkan aku kekuatan untuk melindungi teman-temanku. Kali ini aku akan berjalan atas restu dari Ayah dan Ibu. Noctis telah bertekad kuat dan tak ada seorangpun yang bisa menghalangi jalannya.
.
.
.
🍁🍁🍁
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goddess & The Crown Prince
ФанфикTerjebak di sebuah dimensi lain, membuat Haruno Sakura tak mampu lagi membedakan mimpi dan realita. Ia bertemu Noctis Lucis Caelum sang putra mahkota Kerajaan Lucis dalam sosok gadis jelita bernama Claire Izunia. Apakah yang sebenarnya diinginkan pa...