General Glauca

557 93 22
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Insomnia, permata dari Lucian." Regis berkata saat memandang kota dari balik jendela besar di Aula Agung.

Regis mengulangi kalimat serupa yang didengarnya dari Kanselir Ardyn Izunia saat pria eksentrik itu menghadapnya ke Aula Agung. Jauh di depan matanya, dataran membentang luas, jalan raya, gedung-gedung pencakar langit terhampar hingga cakrawala.

Setelah ini, tidak akan ada lagi kehidupan, tidak ada lagi kesibukan, tidak ada warga kota yang berjalan di trotoar, tidak ada mobil berlalu-lalang di jalan raya, tidak ada kota, yang ada hanyalah sisa-sisa reruntuhan akibat perang dahsyat.

"Sayang sekali aku harus melepaskan semua ini." suara Regis dipenuhi rasa penyesalan yang teramat dalam.

Regis hanya memiliki dua pilihan, membiarkan Kekaisaran menyerang Insomnia, dan Noctis yang tidak tahu apa-apa bisa pergi dengan aman dari ibukota. Atau memberitahu Noctis tentang trik kotor yang sudah dimainkan oleh Kekaisaran lalu putranya yang keras kepala itu akan bersikeras tinggal di istana. Noctis bisa berpotensi terbunuh dalam perang ini. Tentu saja Regis akan melakukan pengorbanan besar demi meluruskan takdir Noctis, jadi pilihan pertama adalah opsi terbaik.

Memikirkan Nyx yang sedang
pergi menyelamatkan Lunafreya dan acara penandatanganan yang akan berlangsung dalam dua puluh menit ke depan, pria itu merasa cemas. Apakah Nyx berhasil membebaskan Lunafreya? Bagaimana jika Kekaisaran tidak berniat melepaskan Luna begitu saja dan Nyx harus terbunuh dalam misinya? Regis berharap-harap cemas akan keselamatan mereka.

"Saya tidak tahu kalau Anda bisa begitu mempercayai pemuda asing seperti Nyx Ulric." kata Clarus, berdiri di sisi Regis sambil menepuk bahunya. "Saya yakin pasti ada kisah menarik di baliknya."

Regis tertawa kecil. "Terlalu menarik, Clarus. Biarlah itu menjadi kenangan pribadi yang akan kusimpan sampai akhir hayatku."

"Bagaimana perasaan Anda, Yang Mulia? Anda pasti sangat kelelahan."

"Kau benar. Aku sudah lelah sekali, ingin rasanya beristirahat di pangkuan istriku." jawab Regis diselingi candaan kecil.

Ada keheningan sesaat diantara mereka. Regis memandang Clarus dengan senyuman tipis di wajahnya. Dari seluruh anggota Royal Council, memang Regis paling dekat dengan Clarus karena mereka bersahabat dan telah berpetualang bersama semasa muda. Regis juga merindukan Cid, Cor, dan Weskham. Jika saja ia diberi kesempatan untuk kembali muda, ia ingin sekali mengulangi petualangan seru mereka berempat. Namun sekarang adalah saatnya bagi Noctis untuk merasakan petualangan itu.

"Bagaimana dengan Pangeran Noctis?" tanya Clarus. "Apa Anda yakin mereka akan baik-baik saja selama perjalanan?"

"Aku telah menelepon Cid agar sementara menampung mereka di Hammerhead." jawab Regis.

Mata Clarus melebar. Tampaknya dia terkejut dengan pengakuan Regis. "Bagaimana kabar Cid, Yang Mulia?"

"Dia baik-baik saja. Cid meminta kunjunganku sebagai pertukarannya."

"Itu bukan tata krama yang pantas ditunjukkan pada seorang Raja! Jadi, Apa yang Anda katakan padanya?"

"Aku berkata bahwa aku tidak bisa menemuinya, Clarus."

Goddess & The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang