Astral Realm

627 87 72
                                    


.

.

.

.

.

.

.

.

.

Noctis melayang-layang di sebuah dunia berlatar warna biru yang dipenuhi pelangi dengan banyak bintang-bintang menghiasinya. Sebuah telapak tangan besar menggenggam Noctis yang masih tak sadarkan diri.

"Takdir dari dunia ini jatuh pada Raja dari segala Raja. Takdirnya berada di dalam cahaya suci kristal."

Suara Astral Bahamut Sang Draconian menggema di seluruh dunia bernama Astral Realm tersebut. Dunia yang berada di dalam kristal. Tempat dimana cahaya tanpa batas tersimpan di sana.

Noctis tersadar, ia mendapati Bahamut berdiri menjulang di hadapannya. Sedang menyampaikan nubuatnya.

"Ini adalah wahyu dari Bahamut. Cahaya dari kristal dimana letak bintang itu berada. Tempat ini adalah tempat dimana Raja mendapatkan kekuatan untuk memenuhi panggilannya. Dengan perjanjian yang telah dibangun, para dewa telah melihat ramalan yang akan datang. Ketika kristal menumpahkan seluruh cahaya ke dalam cincin, Raja Sejati akan menyelesaikan suksesinya atas takhta.

Hanya dengan tangan Raja Sejatilah, makhluk abadi yang terkutuk akan dibuang dan cahaya dipulihkan. Itu adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri kutukan abadi tersebut. Kekuatan dari para dewa memurnikan semuanya dengan cahaya kristal dan pedang dari para raja di masa lalu.

Seorang pria yang dikutuk dengan kehidupan yang kekal telah menyatu bersama para daemon. Dengan tubuh dan jiwa yang tak murni, kristal menganggapnya tak layak dan dia dilarang untuk naik. Ia menjadi gila dan dengki karena hanya bertekad membalas dendam.

Sang perampas yang datang membawa kegelapan untuk dunia ini, hanya seorang Raja Sejati yang dijaga oleh kristal dan leluhurnya yang dapat menghentikan semua kegilaan kutukan ini. Raja dari segala Raja diberi kekuatan untuk mengusir kegelapan namun dengan darah ia harus membayarnya. Untuk mengusir si perampas dan mengembalikan cahaya ada harga nyawa yang harus dibayar. Banyak yang berkorban untuk Sang Raja, jadi Sang Raja juga harus berkorban untuk semua."

Noctis tak begitu yakin dengan semua nubuat yang disampaikan Bahamut. Pikirnya begitu mustahil. Apa ia sanggup meninggalkan semuanya? Kenapa harus dirinya yang berkorban? Apakah dosa-dosanya begitu besar di kehidupan sebelumnya sehingga ia harus menebusnya di kehidupannya yang sekarang? Entahlah, Noctis tak pernah menemukan jawabannya.

"Sekarang renungkanlah takdirmu dan tidurlah sejenak."

Bahamut melepaskan Noctis, membiarkannya kembali melayang-layang di ruang hampa. Noctis tertidur. Di dalam mimpinya ia melihat semua kenangannya bersama teman-teman dan orang terkasihnya. Ketika Noctis, Ignis, Gladiolus, dan Prompto berkemah. Ketika mereka tertawa saat mengendarai Regalia. Lalu beralih pada Raja Regis yang menepuk bahunya di tangga Citadel kala melepas kepergiannya. Regis tersenyum begitu lembut, senyuman terakhir sang ayah yang Noctis saksikan pada hari itu.

Bayangan Claire pun muncul. Wanita itu memakai gaun putih yang indah tengah menundukkan kepala penuh hormat ke arahnya. Tersenyum begitu hangat seolah telah lama menantinya. Surainya yang berwarna unik itu disanggul tinggi-tinggi.

Yang paling membuatnya bertanya-tanya adalah figur sang istri sedang bermain bersama dua anak kecil di sebuah halaman yang luas. Mereka bertiga tertawa lepas di bawah terik sinar matahari.

Goddess & The Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang