Percayalah bahwa hidup ini tidak semanis torabika creme latte yang manisnya bisa di atur dengan sendiri.
Yun Seo menganggap hidup ini butuh motivasi agar hidup dengan bahagia, bukan malah menyedihkan seperti ini.
Pukul 10:35.
Yun Seo mencoba untuk tersenyum, walaupun ada sesuatu yang membuat dirinya merasa aneh. Gadis itu melangkahkan kakinya dengan ringan, walaupun terasa berat karena berat badannya yang bertambah akhir-akhir ini. Dirinya tidak dapat mengontrol lagi, terlalu stres memikirkan hal-hal yang terus menghantuinya. Hingga dirinya dengan tidak sengaja mencoba hal baru agar pikiran yang membuat dirinya tersiksa itu segera hilang, gadis itu terlalu banyak makan hingga tidak memikirkan berat badannya seperti dahulu.
Dalam pikirannya ia terus berpikir, apakah dirinya salah selama ini? Atau sahabatnya itu yang salah paham terhadap hubungannya. Walaupun begitu, dirinya tetap berusaha terlihat baik-baik saja dihadapan Min Yoongi, agar tidak terlihat beban yang sedang ia pikul sekarang ini.
Yun Seo menemukan Min Yoongi yang sedang tertidur di mejanya. Kedua tangannya terlipat lalu menidurkan kepalanya di atas lipatan tersebut. Gadis itu melangkahkan kakinya mendekati pria itu, menatap lekat-lekat wajahnya, bagaimana ekspresi sebenarnya dari pria itu. Terlalu fokus untuk menatap pria itu, Yun Seo tak sadar bahwa pria itu telah terbangun dan menatap Yun Seo dengan heran.
"Kenapa?"
"Apanya kenapa?" tanya Yun Seo kembali.
Min Yoongi mengernyitkan dahi nya.
Hening sejenak.
Hingga gadis itu baru menyadari bahwa dirinya terlalu dekat mendekati wajah pria itu. Yun Seo jadi salah tingkah karena baru menyadari bahwa dirinya saat ini menjadi orang paling bodoh yang pernah ada.
"Maaf," ungkapnya.
"Kenapa?"
"Kenapa?" tanyanya balik.
"Kenapa kau menatap ku seperti itu?"
"Tidak! Siapa juga yang menatap mu?" Gadis itu menyangkal.
"Tadi?"
"Jangan sembarangan bicara! Siapa juga yang sudi menatap wajah mu seperti itu? Lebih baik aku menatap wajah Ji Hwon." Gadis itu lalu duduk di kursinya.
Diam-diam gadis itu mencuri-curi pandang terhadap pria itu.
.
.
.Min Yoongi berjalan menyelusuri koridor, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali seorang gadis yang mengikat kuncir rambut nya. Lalu pria itu menghentikan langkahnya, menatap lekat-lekat mata gadis yang berdiri di sana.
Gadis itu tersenyum, namun tak ada balasan senyuman atau ekspresi apapun dari pria itu.
"Min Yoongi!"
Tak ada jawaban.
"Bolehkah aku ikut pulang bersama mu?"
"Dimana kekasih mu?" jawabnya datar.
"Dia menelpon ku tadi, dia mengatakan kalau dirinya sedang sakit. Jadi, bolehkah aku ikut?"
Tidak ada jawaban dari mulut pria itu. Yun Seo berharap pria itu mengangguk atau apalah yang mengatakan kalau dirinya setuju. Namun nihil, pria itu justru menabrak bahunya dan pergi begitu saja.
Gadis itu tersentak. "Kau memang tidak punya hati! Apa kau tega meninggalkan seorang gadis sendirian di sini? Dan kau tega meninggalkan ku disaat hujan seperti ini?"
Tidak ada jawaban untuk kali ini lagi, pria itu benar-benar meninggalkan nya, Min Yoongi mendengar suara itu namun sengaja berpura-pura tidak mendengar.
Hujan mengguyur tempat itu, dingin yang begitu menusuk ke dalam tubuh nya. Gadis itu menggigil, dirinya lupa membawa Hoodie yang memang ia siapkan dari tadi malam, karena tahu bahwa besok akan ada hujan yang akan turun.
Gadis itu berlari, tidak ada tempat lagi untuk berteduh, walaupun sekolah ini cukup membuat dirinya terhindar dari hujan yang amat deras. Namun saat ini gadis itu hanya membutuhkan teman untuk bercerita, tak sanggup rasanya melawan rasa sepi seperti ini, bukan Yun Seo jika tidak riang dan gembira. Tapi untuk akhir-akhir ini malah sebaliknya.
Langkah demi langkah, akhirnya gadis itu berada didepan rumah yang amat besar, rumah yang pernah ia kunjungi sebelumnya. Iya, itu rumah kekasih nya, Ji Hwon. Rumah ini saja yang hanya bisa dia tempuh, dan rumah yang pemilik nya dia kenal.
Yun Seo masuk kedalam rumah itu, dirinya berpikir bahwa kekasihnya berada dikamar dan sedang istirahat. Gadis itu tidak ingin menganggu Ji Hwon.
Yun Seo menyelinap dengan mengendap-endap menuju ruang tamu, tidak ada orang disana. Mulai mencari-cari lagi sosok yang ia cari lagi di kamar pria itu.
Pada kebutuhan ketiga Yun Seo masuk kedalam kamar yang sedikit terbuka. Malah Yun Seo yang mendapatkan seorang gadis berbaring di sampingnya. Yun Seo membeku melihat itu. Ji Hwon tidak terkejut dengan kedatangan gadis itu, tapi karena menemukannya sedang tidur bersama wanita lain.
Yun Seo tak pernah berpikir sedikit pun untuk melihat pemandangan yang tak seharusnya ia lihat seperti saat ini.
"Damn it!"
Yun Seo langsung keluar dan membanting pintu dengan begitu kencang. Mungkin orang-orang yang ada disana tersadar dengan suara itu, termasuk pengurus rumah itu. Ji Hwon memanggil-manggil nama gadis berkali-kali. Gadis itu tetap berjalan segera keluar tidak peduli. Melewati penjaga rumah yang menatap kebingungan. Ji Hwon mengejarnya setelah memakai celana nya. Tidak dengan bajunya karena terburu-buru.
"Yun Seo! Aku akan menjelaskannya!" teriak nya saat berada didepan pintu karena akan aneh jika keluar dengan celana pendek dan tidak memakai baju.
"Jelaskan saja kepada kekasih gelapmu itu! Aku berharap kau segera lenyap di dunia ini!" teriak gadis itu kesal.
Gadis itu berlari dengan amat kencang. Melawan angin dan hujan yang menampar wajahnya. Tidak peduli berapa orang yang mencoba menghentikan langkahnya. Gadis itu. Butuh seorang yang dapat menenangkan dirinya saat ini.
"Arghhh! Kenapa semua jadi serumit ini?" Yun Seo berteriak dengan sekuat tenaga untuk membuat dirinya merasa lebih baik namun itu tidak akan pernah bisa terjadi.
Seorang pria menarik pergelangan tangannya, gadis itu menoleh.
"Jun?"
Pria itu hanya tersenyum tak ada alasan.
"Sekarang kau puas, kan?"
Yun Seo mengangkat sebelah alisnya. "Maksudnya apa?"
"Aku tahu kau begitu agung, kau begitu istimewa. Apa kau tak pernah menghargai apa yang telah orang lain lakukan padamu?"
"Kenapa kau..."
"Kamu mendekati seseorang karena mencintai. Namun, kau meninggalkan orang yang begitu mengkhawatirkan mu, dan kau meninggalkan nya tanpa alasan."
Air mata Yun Seo menetes.
"Aku mencintai dia karena ketulusan."
"Yun Seo, apakah ini yang kau sebut ketulusan? Tidakkah kau merasa sedikit pun rasa sakit, yang amat sakit sekarang ini?"
"Kau bicara apa? Kau tidak lihat? Aku menderita?!"
"Itu tidak seberapa, kau hanya dalam permulaan. Dan seseorang merasakan sakit yang amat sakit sekarang karena itu semua demi dirimu, Yun Seo!"
"Maksudnya?"
"Kau berada dalam jalan kegelapan sekarang, ikut aku sekarang!"
-Besambung-

KAMU SEDANG MEMBACA
Seesaw
Romansa[Completed] 🎖️Rank 2 in #BadGuy [23 April 2019] Kehidupan seorang Min Yoongi seperti sebuah Seesaw. Terkadang dewi fortuna berpihak padanya dan bisa juga sebaliknya. Dominannya adalah dewi fortuna tak selalu berpihak padanya. ~ Yun Seo Berharap den...