27. No Chance

526 41 0
                                    

Flashback On

"Jun."

"Min Yoongi? Apa yang kau lakukan? Ini hujan!" ucapnya tidak percaya.

"Aku pinjam mobil mu."

"Buat apa?"

"Kau tidak mau?"

Wajah Jun berubah saat mendengar ucapan dari pria itu. "Siapa bilang? Aku kan sahabatmu tentu saja aku mau!"

"Baiklah"

Dalam perjalanan pria itu terus mendengarkan lagu There's Nothing Holding Me Back.

Min Yoongi jadi tidak dapat menahan dirinya untuk ikut juga bergumam lirih. Sepanjang jalan, Min Yoongi membayangkan sebuah khayalan yang indah tentang hidupnya nanti. Tentang harapan dimasa yang akan datang. Seperti dirinya yang terbangun di pagi hari dan melihat sosok gadis yang amat ia cintai masih terpejam dengan begitu indah.

Yun Seo.

Nama itu seperti imajinasi semata, jika dia memang menjadi kekasih sejatinya.

Sambil bernyanyi, Min Yoongi memegang sesuatu. Sebuah jaket yang pernah Yun Seo memintanya untuk membeli jaket itu. Karena ada sesuatu yang membuat dirinya tertekan jadi dia mengurungkan niatnya untuk memberikan jaket itu.

Dan saat ini adalah saat yang tepat untuk memberikannya. Mungkin saat ini gadis itu tengah kedinginan disekolah, dan pas sekali jika Min Yoongi memberikan ini padanya.

"You take me places that tear up my reputation...
Manipulate my decisions...
Baby, there's nothing holding me back..."

Pria itu menghentikan nyanyiannya saat merasa ada yang salah dengan mobilnya, pria itu mendengar ada sesuatu yang berbunyi didalam mesin mobil itu. Min Yoongi berpikir bahwa mesin mobil itu telah berkarat.

Karena dia sedang berada dijalan yang cukup luas dan kecepatan rata-ratanya sedang sangat cepat. Apalagi di jalanan yang licin karena hujan yang begitu lebat. Pria itu jadi mengalami kesulitan mengendalikan mobilnya.

Min Yoongi menginjak rem sekuat tenaga. Namun, tidak ada yang terjadi. Mobil itu masih melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Hampir saja dirinya menabrak seorang pejalan kaki dan membanting stirnya dan syukur dia tidak menabrak pejalan kaki itu. Namun itu hanya sementara, dari arah berlawanan ada mobil yang melaju yang siap menabraknya. Min Yoongi tidak sempat untuk membanting setir nya lagi, mobil itu bertabrakan hanya dalam sekejap mata.

Bersamaan dengan silau yang berasal dari arah berlawanan, dan suara riuh hujan. Sebuah hantaman keras berhasil membuat mobil itu terpelanting dan berputar berkali-kali dan hingga pada akhirnya mobil itu terbalik. Seluruh kaca mobil itu pecah dan mengeluarkan asap dari depan dan belakang mobil itu.

Jalanan menjadi ramai, namun tidak ada satu pun orang yang mendekati mobil itu. Semua orang keluar dari mobilnya masing-masing. Sementara, Min Yoongi yang berbeda di mobil itu membuka matanya setengah. Darahnya bercucuran dari kepala dan hidungnya. Darah-darah itu bercampur dengan hujan yang menjadikan darah itu mengalir dengan sangat banyak.

Dadanya menjadi sulit untuk bernafas, terasa sesak yang amat-amat membuatnya merasakan sakit yang luar biasa.

Asap-asap yang keluar dari mobil itu membuatnya semakin sulit untuk bernafas.

Pria itu samar-samar melihat ada beberapa orang yang mencoba membantunya keluar dari mobil itu.

Suara-suara yang awalnya masih terdengar, kini semakin hilang. Dan akhirnya semua menjadi gelap tak ada lagi yang dirinya ingat setelah itu.

Dan saat ini pria itu tak sadarkan diri lagi.

Flashback Off
.
.
.

"Kau puas?"

Suara Jun memecahkan keheningan.

Lalu pria itu mendekati Yun Seo yang berdiri tidak mengatakan apapun.

Yun Seo menelan ludahnya samar. Ia mundur selangkah. "Apa Min Yoongi sudah..."

"Kau mengkhawatirkannya?"

Yun Seo tak dapat berkutik lagi.

"Keluarga dari Min Yoongi?"

Suara itu membuat Yun Seo dan Jun menoleh kearah perawat yang baru saja keluar memeriksa pria yang tengah berbaring lemah bangkar.

"Satu orang yang diperbolehkan masuk, diharapkan tenang. Sebab, pasien masih dalam keadaan kritis," ucap perawat itu lagi.

Jun menatap tajam kearah Yun Seo, tatapan itu menyuruhnya untuk masuk terlebih dahulu. Dengan kepala menunduk, Yun Seo perlahan memasuki ruang itu.

Ruang ICU ruamh sakit, Yun Seo berdiri di samping pria yang pernah mengubah hal dalam dirinya. Yun Seo  terdiam menatap pria itu yang terbaring kaku tak sadarkan diri dengan selang-selang yang terpasang di tubuhnya, sebagai penyokong hidup pria itu. Air mata membasahi pipi Yun Seo

Tangannya mulai gemetar saat ia mengusap rambut pria itu secara perlahan.

"Heyy... Min Yoongi..." ucap gadis itu, memanggil pria yang kini berbaring di hadapannya. Ia terisak tanpa suara.

Tak ada respon. Tak bergerak sedikit pun.

"Maafkan aku, maafkan aku! Aku salah... Bangung lah Min Yoongi, aku ada disini!"

Air mata Yun Seo semakin menetes membasahi wajah pria itu. Dan tanpa ragu, Yun Seo kini merapatkan wajahnya, berusaha mencium kening pria itu. "Sekali lagi, aku minta maaf..."

Setelah menciumnya, Yun Seo segera berdiri, keluar dari ruangan. Tapi keputusan Yun Seo ini langsung dicegah oleh Soo Mi yanh baru saja datang, dan gadis itu menunggu di pintu keluar. Soo Mi menghadang gerak Yun Seo.

"Kau harus ingat Yun Seo, kesempatan pertama tidak datang untuk yang kedua kali. Kau seharusnya melakukan yang terbaik. Semua yang terjadi sama Min Yoongi saat ini. Apa ini yang kau mau?"

"Terus apa yang harus aku perbuat? Aku juga tidak tahan melihat dia terbaring tak berdaya seperti itu."

"Kau hanya bisa memberi dia kesempatan, dan jangan sampai ini terulang lagi."

"Kau bisa pulang sementara, tapi jangan sampai lupa melewati kesempatan saat dia sadarkan diri nanti."

Yun Seo mengangguk. Ia lalu meninggalkan rumah sakit.

.
.
.

Sudah beberapa hari Yun Seo mengurung diri setelah kecelakaan yang menimpa seorang pria, dan kini terbaring tak berdaya di bangkar rumah sakit. Yun Seo berpikir bahwa seharusnya dirinyalah yang terbaring di sana, bukan pria itu. Namun, takdir berkata lain.

Yun Seo menatap lurus, ia tak tahu harus bagaimana lagi. Bagaimana dia akan memulai ini, dia harus memikirkan kesempatan yang jarang sekali datang untuk kedua kalinya.

Kini dia mantap untuk memberikan kebahagiaan yang sebenarnya kepada pria itu. Pria itu benar-benar membutuhkan cinta dan kasih sayang yang tulus, hanya Yun Seo. Iya, hanya gadis itu yang mampu memberikannya, dan mampu merubah pria itu. Hati yang membeku, kini mengalir dengan sangat lembut.

Min Yoongi, aku tahu. Aku bisa merasakan sakit yang kini kau rasakan, aku mohon sadarlah. Aku membutuhkanmu, kau juga membutuhkanku, kan? Gadis itu membatin. Entah ada yang aneh di dalam hatinya.

Drrtt... Drrtt...

Ponsel gadis itu berbunyi, dengan segera ia meraih dan meletakkannya disebelah telinganya.

"Hallo?"

"Yun Seo! Datanglah sekarang ke rumah sakit, cepat!"

-Bersambung-

SeesawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang