"Wah... indah sekali," celoteh Yun Seo penuh kekaguman dari bawah langit, ia melihat panorama ibu kota Seoul, di bawah bintang-bintang yang berkelap-kelip.
Diam-diam Min Yoongi memerhatikannYun Seo. Ia terkesan dengan sikap Yun Seo yang selalu ceria. Seketika ia mengingat sesuatu dalam pikirannya, ia pernah mengahancurkan hati Yun Seo, ia pernah menghilangkan keceriaan yang selalu terpampang diwajah yang putih kemerah-merahan itu. Sungguh sikap yang keterlaluan.
Ia perlahan menghela napasnya dengan berat, ia begitu menyesali segala perbuatan yang pernah ia lakukan, kecuali satu hal yang masih membeku di pikirannya bahkan di hatinya. Sesuatu yang masih membuat Min Yoongi dendam jika mengingat hal itu.
.
.
."Terima kasih..." Min Yoongi mengambil dua buah hotdog setelah menerima kembalian dari seorang penjual hotdog di taman sekitaran Ibu Kota Seoul. Ia harus berjalan agak jauh dari tempat Yun Seo sedang duduk.
Puluhan orang bergerak cepat nan kaku di atas trotoar dengan jaket panjang, syal, sarung tangan, dan beberapa memakai penutup kepala, berjalan saling mendahului. Suhu yang mulai menukik di malam hari di Ibu Kota Seoul memang tidak bisa ditoleransi dengan berjalan lambat.
Tapi, ada pengecualian bagi seorang Yun Seo. Ia tidak terlalu memperdulikan attitude orang Korea dalam berjalan. Baginya, ia tetap ingin berjalan dengan gayanya sendiri. Berjalan dengan penuh keceriaan. Itu lebih baik menurutnya.
Gadis itu merentangkan tangannya mulai berdiri, berjalan-jalan, dan memutari tempat itu dengan penuh keceriaan. Sesekali ia berteriak melepas segala ketertekanannya selama ini. Ia ingin seperti ini, walaupun cuaca di sini dingin, tapi ini sama saja dengan cuaca di negaranya dulu.
Tanpa diduga, Min Yoongi muncul dengan membawa dua hotdog dan keheranan melihat Yun Seo yang berlari-lari dan memutari di sekitaran tempat itu. Tanpa disadari bibir Min Yoongi tersungging tipis melihat kelakuan Yun Seo yang seperti anak kecil baru masuk ke toko mainan.
Dan saat itu juga Yun Seo menyadari keberadaan Min Yoongi yang diam-diam memperhatikannya dari jauh. Min Yoongi dengan salah tingkah berpura-pura memperhatikan pakaiannya, seperti seseorang yang sedang menjaga dan memperbaiki tampilannya.
"Hei! Min Yoongi, kesini!" ucap Yun Seo dengan melambai-lambaikan kedua tangannya.
Min Yoongi yang berpura-pura baru mendengar ucapan Yun Seo pun tersentak, lalu mulai mendekati gadis itu dengan kikuk. Ia menundukkan kepalannya, ia tahu pasti saat ini wajahnya tengah merah merona, karena ia tertangkap basah oleh Yun Seo.
Min Yoongi menyodorkan satu hotdog di tangan kanannya kepada Yun Seo.
"Terima kasih," ucap Yun Seo lalu duduk di kursi taman, dimana ia duduk sebelumnya, dan gadis itu lalu menyambar hotdog yang ada di tangannya. "Hmm... ini lezat sekali."
Min Yoongi hanya menatap gadis itu dengan tersenyum, alih-alih ingin menyantap hotdog miliknya juga, seketika ia berhenti, matanya perlahan menatap Yun Seo dengan lekat. Gadis itu tak menyadari, ia malah asik dengan hotdog yang ia santap. Dan bibir gadis itu berlepotan dengan saus.
"Yun Seo... ."
"Hm?" Yun Seo menoleh kearah Min Yoongi.
Min Yoongi tersenyum. Ia menuruhkan tangannya, lalu merogoh sesuatu dari dalam saku celanannya. Yun Seo melebarkan mata ketika tahu yang dicari Min Yoongi ada sapu tangan yang kini diberikan kepadanya.
"Buka sedikit mulutmu, bibirmu penuh dengan saus," ucap Min Yoongi. "Akan aku bantu membersihkannya."
Yun Seo masih bingung dengan situasi ini, tetapi Min Yoongi memenggang pelan dagunya. Tatapan Min Yoongi seolah menghipnotisnya hingga Yun Seo perlahan membuka sedikit mulut. Dengan hati-hati, Min Yoongi menyentuh bibir Yun Seo, mulai dari atas, sangat lembut mengikuti garis bibir Yun Seo. Min Yoongi menelan ludah samar, saat beralih pada bibir bawah Yun Seo, terlebih saat usapannya yang sedikit menekan itu membuatnya bisa merasakan kekenyalan bibir Yun Seo. Min Yoongi bisa merasakan degup jantungnya begitu kencang, sebelum akhirnya suara kaleng yang dilempar ditong sampah yang tidak jauh dari tempat mereka saat itu.
Yun Seo tersenyum, lalu dengan malu memegang bibirnya. "Terima kasuh untuk ini."
Yun Seo belum bisa mengatur degup jantungnya. Padahal, ia sudah minum berkali-kali, ia sudah menyiapkan minuman itu sejak tadi, dan gadis itu tak berhenti meremas tangannya. Ia sama sekali tak berani menoleh ke kiri sejak lima menit yang lalu, tepatnya saat Min Yoongi melepas jarinya dari bibir Yun Seo.
Angin berembus kencang, Min Yoongi dan Yun seo merasakan dingin menerpa wajah mereka. Mereka memejam sekilas agar bisa menyerap setiap kesejukan. Saat Yun Seo membuka mata lagi, ia sedikit tenang.
Perlahan otak Yun Seo mulai berfungsi untuk berpikir. Yun Seo tidak menyangka Min Yoongi membawanya ketempat yang seharusnya sejak dulu pertama kali datang ia kunjungi. Yun Seo merasa sangat cocok dengan taman ini, apalagi waktu dimalam hari, dimana ia bisa menghirup kesejukan dimalam hari, dan saat para bintang mulai menampakkan dirinya, dan mencari perhatian semua makhluk hidup dengan kelebihannya yang bisa berkelap-kelip, memanjakan mata siapa saja.
"Seharusnya kau mengajakku dari dulu ketempat ini, ini sangat indah. Aku bisa menghirup udara kebebasan disini," ucap Yun Seo kesal.
Min Yoongi terkekeh. "Baru terpikirkan olehku, aku juga lupa dengan tempat ini. Aku pernah kesini, tapi itu lima belas tahun yang lalu."
"Apa? Lima belas tahun yang lalu? Apa kau berada dibalik jeruji besi, huh?" ucap Yun Seo agak sedikit menantang.
"Aku tidak tahu, aku melupakan tempat ini."
Seketika hening.
"Apa tetanggamu sudah makan?" tanya Min Yoongi.
Yun Seo menatapnya dengan heran, kening gadis itu mengerut. "Kenapa malah tanya tetanggaku?"
"Iya, karena kalau tetanggamu belum makan, kau akan ditelan habis-habisan oleh mereka," ucap Min Yoongi.
"Bagaimana kalau aku ditelan?"
"Tentu saja habis," ucap Min Yoongi santai.
"Kalau aku sudah habis, bagaimana?"
"Tenang saja, bisa buat lagi."
Yun Seo membulatkan matanya, "Ih! Apa kau bisa membuat seperti aku lagi? Apa kau kira mudah, huh?"
"Kenapa harus aku? Kan ada ibu dan ayahmu," ucap Min Yoongi.
Mereka berdua tertawa bersama, entahlah ini terasa berbeda. Yun Seo sedikit nyaman.
Ia baru tahu, dibalik sikap Min Yoongi yang dingin, ia memiliki sikap humor yang tinggi. Itu membuat Yun Seo tertawa.
"Kenapa kau bisa mengatakan seperti itu?" tanya Yun Seo.
"Entahlah, hanya terlintas di pikiranku, daripada aku diamkan, lebih baik aku utarakan seperti ini, iyakan?"
Yun Seo mengangguk antusias sambil menahan tawanya yang akan pecah itu.
Min Yoongi aku berharap, kau dan aku selalu bersama. Aku ingin kita menjadi sahabat. Semoga semua itu terjadi.
-Bersambung-

KAMU SEDANG MEMBACA
Seesaw
Romansa[Completed] 🎖️Rank 2 in #BadGuy [23 April 2019] Kehidupan seorang Min Yoongi seperti sebuah Seesaw. Terkadang dewi fortuna berpihak padanya dan bisa juga sebaliknya. Dominannya adalah dewi fortuna tak selalu berpihak padanya. ~ Yun Seo Berharap den...