21. First Love

604 44 1
                                    

Sudah beberapa hari Yun Seo menghabiskan waktu mereka bersama di kota itu. Dari sebuah perkenalan singkat disekolah, kini mereka sudah jalan bersama. Melakukan berbagai pertualangan seru. Seperti ini, mereka menonton pertunjukkan tari modern dari kelompok penari yang sering menampilkan tarian mereka dipinggir jalanan, agar dapat menarik perhatian penonton untuk menyaksikan penampilan mereka dan membayar beberapa bayaran atas penampilan mereka.

"Hari pertama ketemu, kita dinner. Terus, hari kedua dan ketiga, kita jalan-jalan. Ummm... selanjutnya apa?" tanya Yun Seo  di sela-sela pertunjukkan.

Pria itu tidak menjawab. Ia malah memperhatikan Yun Seo dengan mesra, pria itu tersenyum dengan semanis mungkin, bisa saja Yun Seo akan terkena 'diabetes'. Rambutnya, matanya, bibirnya, pipinya, telinganya, semuanya. Seperti telah menyihirnya.

"Kamu sangat terburu-buru ya kesini? Dan kau lupa untuk berkaca terlebih dahulu?"

Yun Seo menyentuh pipinya. "Apa bedak aku ketebalan?"

Pria itu segera menepis dengan menggeleng. "Bukan, bukan. Kau terlalu cantik malam ini Yun Seo."

Yun Seo tersipu. Jantungnya pub berdetak tidak karuan, hingga ia lupa untuk menyaksikan pertunjukkan itu, ia sibuk untuk memalingkan perhatiannya dari pria itu.

Ji Hwon meraih tangan Yun Seo, dan mendekatkan wajahnya kewajah gadis itu, lalu membisiknya. "Tadi kau tanya, selanjutnya apa, kan? Kau mau tahu apa?"

Yun Seo terdiam menatapnya. Menunggu apa yang akan dikatakan pria itu padanya.

"Dan selanjutnya, aku mau jatuh hati padamu. Dan itu tergantung dari dirimu lagi, apa kau mau?"

Yun Seo tersenyum smirk. "Apa kau masih butuh jawaban dariku, huh? Beberapa hari ini kita terus bersama-sama, apa itu kurang sebagai jawaban dariku? Atau itu bukan jawaban, ya?"

Pria itu menyeringai halus. Tangannya membawa tangan Yun Seo menempel ke dadanya. Kini mereka berfokus kepada pertunjukan tari modern itu.

.
.
.

Malam yang cukup menyenangkan? Bukan hanya menyenangkan, tetapi Yun Seo bahkan tidak bisa tidur lagi karena momen-momen manis itu. Ia tidak akan melupakannya. Itu terlalu indah untuk dilupakan. Orang-orang bodoh saja yang ingin melupakannya, dan Yun Seo pun berpikir untuk akan terus melakukan hal-hal manis ini secara menerus.

Dan ini pertama kalinya, seorang mampu membuatnya menjadi wanita yang benar-benar diperlakukan dengan benar.

Dan kini pun, gadis itu tidak berhenti untuk terus menatap pria itu dari kejauhan. Pria yang kini tengah bermain basket dengan rekan-rekannya yang lain. Yun Seo tidak bisa melihat pria itu secara detail, seluruh gadis-gadis dari berbagai kelas telah mengerumuni tempat itu. Jadi Yun Seo hanya bisa melihat pria itu dari lantai kedua, dan ia tidak bisa berhenti untuk terus menatap pria itu.

Tidak seperti gadis-gadis lainnya, Yun Seo malah ingin ditemani dengan Jun, karena menurutnya gadis-gadis itu sangat berisik dan menganggu konsentrasinya untuk dapat menatap pria itu lekat-lekat, walaupun dalam jarak jauh. Melihat pria itu berkeringat, Yun Seo meneguk air salivanya dengan bersusah payah. Jantungnya kini kembali berdebar tidak karuan. Yun Seo menguatkan genggamannya pada jaket yang Jun kenakan. Jun menatap gadis itu dengan ngeri, senyum-senyum sendiri. Bahkan, kini ia mengenggam jaket pria itu dengan cukup keras.

"Ada apa denganmu?"

"Aku mencintainya."

"Hah?" Jun mengerutkan antara kedua alisnya.

Yun Seo benar-benar tidak sadar. Ia terlalu terbawa suasana, hingga ucapan itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Tidak. Tidak!"

Jun memicingkan matanya. "Kau berbohong! Kenapa kau harus berbohong? Kita ini sahabat, kan?"

Yun Seo sepertinya tidak bisa menutup ini terus menerus, sama saja ia akan mengkhianati persahabatannya dengan Jun. Yun Seo menghela napasnya.

"Kenapa?"

Yun Seo menatapnya dengan sendu.

Jun membulatkan matanya, dan membuka mulutnya dengan lebar seperti abjad O. "Jangan bilang kalian..." pria itu menunjuk secara berganti Yun Seo dan Ji Hwon.

Yun Seo mengangguk.

"Woahh, aku tidak percaya ini. Kau berkencan dengannya?"

"Tentu saja?"

"Kau beruntung sekali teman. Aku pun beruntunh juga."

"Kau? Kenapa?"

Jun berdehem. "Begini, jika kau menjadi kekasihnya. Berarti, aku itu adalah seorang sahabat tercinta dari kekasih seorang aktor terkenal, berarti aku berteman dengan seorang aktor juga, kan?"

Yun Seo tertawa geli. "Terserahmu saja, Jun."

Sumpah. Aku tidak mengerti ucapannya, Batin Yun Seo sembari memberi senyuman pada Jun.

Mata Yun Seo membulat saat seseorang mendekati dirinya.

"Hallo Babe."

"Hai, kau sudah selesai?"

Ji Hwon mengangguk, pria itu meraih lengan Yun Seo dan membawanya pergi.

"Mau kemana?"

"Aku ingin istirahat, aku juga lapar, aku ingin ditemani olehmu."

Mereka berdua memilih tempat yang hanya ada beberapa orang saja disana. Walaupun tidak terlalu banyak, mereka berhasil membuat para gadis disana kecewa, ada yang memberi reaksi mengumpat, dan ada yang bersikap berlebihan, seperti berteriak, seolah Ji Hwon benar-benar kekasih yang mereka sayangi, ada pula yang menangis dan menyisahka amarah.

"Kau tidak merespon apa-apa?"

"Kenapa?" tanya pria itu sembari meminum minuman yang ia beli tadi. "Aku sudah terbiasa mendapat respon seperti ini. Mereka hanya labil, terlalu menganggap berlebihan terhadapku."

"Begitukah?"

Ji Hwon mengangguk, sembari mengusap wajah Yun Seo.

Beberapa menit kemudian, setelah bermesraan dengan sang kekasih. Yun Seo memilih untuk kembali kekelas, ia tidak menemukan Min Yoongi sedari tadi. Gadis itu mempercepat langkahnya untuk segera sampai.

Dan sosok yang ia cari ternyata ada di hadapannya. Tapi, pria itu tidak sendiri, melainkan dengan Jun.

"Hai! Aku mencarimu, kau dari mana saja? Aku tidak melihatmu saat lomba basket tadi? Kau tidak menonton?" tanya Yun Seo. Gadis itu bersemangat saat melihat wajah Min Yoongi yang khas dengan bau-bau swagnya.

"Kau tidak perlu tahu," ucapnya dengan penuh acuh tak acuh.

"Hah? Min Yoongi, kau kenapa?"

"Kenapa kau menanyakan itu padaku? Seolah-olah kau sedang mengkhawatirkan diriku."

Yun Seo tertawa, namun terdengar jelas jika tawa itu sangat dipaksakan. Ia merasa canggung saat mendengar Min Yoongi berkata seperti itu. "Kau ini kenapa? Kau menerima tamu perbulan, huh?"

Jun yang ada disamping pria itu pun tidak mengeluarkan ekspresi apa-apa, melainkan rasa ketegangan. Sepertinya tidak ada hal yang lucu disini.

"Apa itu lelucon bagimu? Yun Seo, tidak ada yang lucu sekarang. Jadi berhentilah berbicara," pria itu hendak meninggalkan Yun Seo, namun gadis itu dengan sigap menahan lengannya hingga berhenti.

"Min Yoongi, ada apa denganmu?"

"Kenapa kau tidak menanyakannya pada dirimu sendiri? Jangan libatkan aku disini," ucapnya lalu pergi melepas pegangan Yun Seo dengan kasar. Pria itu pergi begitu saja. Meninggalkan tanda tanya besar bagi Yun Seo maupun Jun yang ada disana.

-Bersambung-

SeesawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang