06. Danger

1K 94 1
                                    

Yun Seo berusaha untuk tidak mengingat peristitwa itu, namun nihil, justru itulah yang terus merayap di bayangannya.

Ia tak dapat fokus dalam segala aktivitasnya, peristiwa itu seperti melekat di pikirannya.

Jika ia mengingat waktu itu, Yun Seo terasa seperti tercekik. Dadanya sesak, matanya perih. Ia gemetar, ingin rasanya mengambil sebuah belati dan menancapnya ke dadanya. Tidak sanggup lagi untuk saat itu.

Drrtt... Drrtt...

Ponsel Yun Seo berbunyi, seseorang meneleponnya.

"Yun Seo?" Suara dari telepon itu berbunyi.

"Ada apa Soo Mi?" Jung Soo Mi adalah wanita yang baru saja berkenalan Yun Seo. Soo Mi mengenal Yun Seo saat berada disebuah toko dimana peristiwa itu terjadi, dia adalah pelayan yang membuat Yun Seo sedikit tenang. Wanita itu sangat khawatir dengan keadaan Yun Seo saat itu, jadi dia meminta nomornya dan sering sekali meneleponnya. Kini mereka berdua bisa saling mencurahkan isi hati jika ada keluh kesah.

Soo Mi bersedia mendengar keluhan yang selalu terucap dari bibir kecil itu. Soo Mi sangat baik, dia perhatian, dan juga cukup cantik untuk jadi pelayan.

"Apa yang kau lakukan sekarang?" tanyanya dari seberang telepon.

"Aku hanya berbaring sambil membaca beberapa buku saja," jawab Soo Mi.

"Apa kau sibuk?"

"Tidak-tidak. Memang kenapa Soo Mi?"

"Aku ingin berbicara sesuatu padamu, apa kau bisa ketemu?"

"Tentu saja, apa yang tidak bisa aku lakukan," ucap Yun Seo sambil tertawa geli.

Soo Mi pun tertawa geli, sepertinya mereka berdua sangat cocok. Dan juga sepertinya mereka akan menjadi sahabat terbaik sepanjang masa.

.
.
.

"Apa kau masih tidak menegurnya?"

Yun Seo mengangguk.

Jangankan menegur seorang Min Yoongi, ditanya saja ia tidak sudi untuk menjawab.

"Apa kau tidak merasa ini keterlaluan?"

Yun Seo mengernyitkan dahinya, ia tidak mengerti maksud Soo Mi. "Apa maksudmu?"

Soo Mi menghela napasnya, ia mencoba mengatur posisi yang tepat untuk berbicara.

"Begini, kau sering menanyakan hal-hal itu secara berulang-ulang. Dan kau juga sangat ingin dekat dengannya, apa kau tidak berpikir, kau terlalu membuatnya tertekan?" ucap Soo Mi dengan nada sedikit hati-hati, ia hanya takut jika ada saja seseorang yang mendengarkan mereka.

Mereka berdua memilih tempat dimana Soo Mi bekerja, Soo Mi sebenarnya tidak ingin membuat Yun Seo repot-repot datang, tapi ia juga tak bisa meninggalkan tempat kerjanya.

"Aku tidak tahu juga, tapi menurutku aku tidak keterlaluan. Aku hanya menanyakan hal-hal yang wajar saja."

"Jika menurutmu begitu, dia tidak mungkin seperti waktu itu, mungkin ada sesuatu yang ia sembunyikan," ungkap Soo Mi dengan wajah yang ia dekatkan supaya tidak ada seseorang yang berada disana tidak mendengar, walaupun Min Yoongi tidak berada ditempat itu mungkin saja kan ada temannya yang mendengar dan akan memberitahukan kepadanya.

"Sembunyikan?" tanya Yun Seo.

"Iya, aku ada membaca beberapa buku tentang sikap seseorang. Jika ada hal-hal aneh yang ia tunjukkan mungkin ada sesuatu dibalik sikapnya," Soo Mi berusaha untuk menerangkan, agar Yun Seo lebih mengerti pria itu.

Soo Mi hanya khawatir jika pria itu membuat hati Yun Seo terluka lagi, ia tidak ingin melihat gadis polos ini menjadi sedih karena pria semacam itu, karena Soo Mi sudah banyak pengalaman dari hal-hal sebelumnya, di Korea memang dikenal dengan penduduk yang sering diserang dengan penyakit stres ini, apalagi perubahan cuaca seperti saat ini, dan mengundang adanya stres yang bisa membuat seseorang marah bahkan jika sudah berada diujung frustasi, seseorang pasti akan melakukan hal-hal yang tidak wajar, dan dapat menjadi fatal seperti bunuh diri.

"Apakah menurutmu dia sedang mengalami masalah lain?"

Soo Mi mengangguk antusias, membenarkan ucapan Yun Seo.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?"

"Aku sarankan, jangan mengganggunya, biarkan dia sendiri. Jauhi dia," tukas Soo Mi.

Ada sesuatu yang bergeming dihati Yun Seo saat temannya Soo Mi mengatakan kata 'Jauhi dia', entahlah kenapa ia merasa aneh saat kata itu keluar begitu saja dari bibir merah Soo Mi, wanita itu berumur tiga tahun lebih tua dari Yun Seo tapi mereka tetap bisa berkomunikasi dengan nyaman.

Dan akhirnya Yun Seo mengangguk samar memahami apa yang Soo Mi katakan.

Yun Seo mengikuti apa yang Soo Mi katakan, namun ia sedikit merasa aneh jika ia benar-benar melakukan hal itu, pasalnya ia selalu menggoda pria jutek dan pemarah itu. Ia merasa kurang saja, kalau ia tidak menggoda pria itu, ia sangat senang dengan pria itu, tapi Yoongi memiliki hati yang dingin.
.
.
.

Setelah saat itu, Yun Seo benar-benar tidak berkomunikasi saat dikelas. Berat rasanya, tapi ia mencoba berusaha melakukannya. Mungkin benar kata Soo Mi, kalau dia menjauhi pria itu dan tidak berkomunikasi, mungkin Yun Seo akan merasa sedikit nyaman, tapi justru ia merasa aneh saja.

"Hmm... aku merasa ada yang aneh sekarang?" ucap Jun sambil mengusap dagunya dan memicingkan matanya menatap Yun Seo yang terlihat lemas hari ini.

Yun Seo melipat kedua tangannya diatas meja belajar, dan membaringkan kepalanya diatas lipatan itu, ia menatap Jun.

"Ada apa?" ketus Yun Seo.

"Kenapa kau terlihat murung? Tidak seperti biasanya," tanya Jun.

"Memang kenapa denganku?"

"Dengar ya Yun Seo, kau biasanya seperti anjing yang mengejar tuannya saat lapar. Kau biasanya melakukan itu kepada Min Yoongi. Kau bahkan tak peduli apa yang akan singa itu lakukan padamu. Apa kau waras, huh?" Jun mengangkat wajahnya, menentang.

Yun Seo semakin berputus asa, padahal tujuannya kesini hanya mencari teman baru, bukannya mencari masalah seperti ini. Ini bukan yang Yun Seo inginkan.

"Aku tidak bermaksud menganggunya atau apalah itu, aku hanya ingin berteman kepadanya, dia menarik, unik juga," ucap Yun Seo.

"Dia menarik? Apa kau tidak salah melihatnya?" tanya Jun tak percaya. "Wahh.. kau sepertinya harus periksa mata. Aku yang sudah lama dengannya saja masih betah, walaupun aku tau sifatnya ituㅡ"

"Ssttt!!" Yun Seo membulatkan matanya, telunjuknya diletakkan didepan bibir merahnya, ia menyuruh pria itu diam. Karena, orang yang mereka bahas itu sudah memasuki ruang kelas tersebut.

Mereka berdua terlihat gugup, seakan-akan mereka sedang dihakim karena berbuat salah. Mereka berdua saling melempar tatapan khawatir, entah apa yang mereka khawatirkan.

Semakin pria berkulit itu mendekat, keringat semakin bercucuran, tidak hanya Yun Seo tetapi juga Jun merasakan hal yang sama, meneguk air salivanya.

Pria itu semakin dekat...

Dekat...

Dan..

BRUKK!!

"AAARRGHH!!" Yun Seo dan Jun sama-sama berteriak, mereka berdua saling menutup mata masing-masing.

Yun Seo membuka matanya terlebih dahulu, ia melihat sekelilingnya, semua penduduk kelas itu menatap mereka heran. Yun Seo menyenggol tubuh Jun dengan sikunya, Jun pun membuka matanya. Ternyata yang bersuara tadi adalah, sebuah sepuluh buku yang jatuh dari tangan satu orang yang juga menjadi teman sekelas mereka.

Mereka menjadi bahan perhatian, termasuk Min Yoongi yang berada disamping Yun Seo juga menatapnya heran.

Wajah mereka merah merona. Malu.

"Bodoh sekali!" Yun Seo mengutuki dirinya dalam batin.

-Bersambung-

SeesawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang