A lovely morning in Seoul, 15°C
Memasuku musim dingin, kota Seoul masih cukup bersahabat jika ingin berjalan--jalan di luar atau taman. Sisa-sisa daun kering dan ranting saat musim gugur masih terlihat. Namsan Park, taman kota yang sering dikunjungi di Seoul yang berjarak 5.3 km, mulai padat dengan penduduk Kota Seoul yang mengenakna mantel, sarung tangan, dan syal. Ya, walaupun sedikit menggigil, penduduk Kota Seoul tetap menjalankan rutinitasnya setiap hari.
Sementara itu, di pinggiran Kota Seoul di sebuah rumah yang cukup mewah bergaya Victorian-layaknya kebanyakan tipe rumah di Inggris, seorang gadis nampak mengenakan sebuah mantel, dan kelihatannya gadis itu akan pergi keluar rumah dengan suhu udara yang rendah ini.
Hari ini Yun Seo memiliki tugas untuk menjaga adiknya pergi keluar rumah, kata ibunya agar adiknya tidak terlalu stres diam dirumah terus. Bukan hanya adiknya saja, Yun Seo pun stres berdiam diri dan mengurung dirinya didalam kamar, hanya menatap buku, laptop, ponsep, dan nonton film sendiri.
Adiknya, Min Seo mengajak teman sekelasnya untuk pergi bersama-sama, karena tadi Min Seo dan temannya tidak sengaja bertemu jadi langsung saja pergi bersama-sama agar semakin rame.
"Apa kalian berdua ingin es krim?" tanya Yun Seo sembari merapatkan mantelnya, cuaca hari ini cukup dingin, mereka bertiga juga memakai pakaian yang tebal untuk menutupi kulit yang tersengat oleh dinginnya hari ini.
Gadis-gadis kecil itu mendongak keatas, mereka sangat kecil, dan lucu. Mereka berdua mengangguk menyetujuinya.
Tring... Tring...
Bunyi bel di atas pintu yang menandakan bahwa pintu baru saja terbuka, terdengar saat Yun Seo dan dua gadis ini masuk ke dalam sebuah toko es krim. Jika biasanya seorang penjual menjual es krimnya diluar ruangan, kini beda lagi, justru penjual ini menjual es krimnya di dalam rumah. Toko ini cukup hangat, pantas saja banyak sekali yang datang ketempat ini, ternyata disini cukup hangat untuk menghindar dari cuaca yang cukup dingin untuk menyengat dan memasuki pori-pori kecil dikulit putih itu.
"Ada yang dapat saya bantu?" Seorang pelayan yang ada ditoko itu mencoba bertanya kepada Yun Seo yang baru saja duduk ditempat itu, pelayan wanita itu juga memakai pakaian yang tebal, berarti hari ini cukup dingin.
Dan satu lagi, Yun Seo baru terpikirkan kalau hari ini cuacanya cukup dingin dan membuat menggigil, kenapa mereka akan makan es krim?
"Kenapa kita ingin makan es krim kalau cuaca hari ini dingin?" tanya Yun Seo kepada dua gadis kecil yang menatapnya.
"Kan, kakak yang menawarkan itu kepada kami?" jawab Min Seo adiknya.
Yun Seo menghela napasnya berat, "dasar bodoh," ucap Yun Seo membatin.
"Baiklah, kita akan minum coffe saja, bagaimana?" tawar Yun Seo.
Mereka berdua mengangguk antusias.
"Oke, pesan tiga coffe late-nya," ucap Yun Seo, pelayan itu menulis apa yang di ucapkan oleh Yun Seo, lalu pelayang wanita itu pergi meninggalkan mereka.
"Bagaimana Yeri, kau senang?" tanya Min Seo selaku adiknya yang disayangi oleh Yun Seo, adiknya bertanya kepada temannya.
"Tentu saja, aku belum pernah kesini," ucap gadis itu.
"Kau belum pernah kesini?" tanya Yun Seo.
"Yeah, karena aku hanya diam dirumah saja," ucap gadis itu dengan polosnya.
Tidak sampai sepuluh menit pelayan tadi pergi, kini pelayan itu kembali dengan membawa tiga gelas coffe late yang Yun Seo pesan tadi. Satu persatu gelas itu di letakkan dengan rapi dimeja bundar itu.
"Selamat menikmati," ucap pelayan itu dengan sopan dan sangat anggun, lalu kembali melayani orang lain.
Mereka bertiga menikmati minuman itu, lalu berbincang-bincang, hingga mengundang tawa geli dari mereka.
Tring... Tring...
Bunyi bel dari pintu itu bersuara lagi, walaupun banyak sekali orang yang keluar masuk dari pintu itu, namun kita terdengar lebih keras dan hentakan yang kasar. Yun Seo langsung melihat kearah pintu itu.
Bola mata Yun Seo membulat, pria itu mendekat ke arahnya, dan menarik lengan salah satu gadis yang ada di hadapannya.
"Hei! Apa yang kau lakukan?!" teriak Yun Seo, ia melihat teman adiknya itu ditarik dengan kasar oleh pria itu.
Yun Seo menahan lengan pria itu.
"Yun Seo, jauhi adikku!" teriak pria itu, pria yang mengenakan mantel hitam dan topi hitam, dan terdapat tiga ring ditopi pria itu.
"Kau siapa?!"
Pria itu melepas topinya dan menampakkan wajahnya yang putih pucat. Yun Seo terbelalak terkejut, jantungnya berdegup dengan kencang.
"Min Yoongi? Kauㅡ"
"Dia adikku, jangan sentuh adikku," sarkas Yoongi.
"Aku tidak menyakiti adikmu, aku hanya mengajaknya berjalan-jalan saja..." ucap Yun Seo lirih.
Min Yoongi mengepal kedua tangannya. "Baiklah, terimakasih juga telah membawa adik berjalan-jalan. Tapi, dia tidak membutuhkan hal-hal semacam itu. Mari Yeri kita pergi!" Yoongi menghentak tangan gadis itu dan membuat gadis kecil itu menangis, menjadi bahan perhatian orang-orang yang berada disana.
Yun Seo tidak terima gadis itu diperlakukan seperti ini. Lalu, ia bersih keras mengejar pria itu hingga keluar dari tempat itu.
"Berhenti Min Yoongi!!"
Yoongi pun menghentikan langkahnya. Yeri yang berada disamping Yoongi terus menangis, Yun Seo bisa merasakan cengkraman keras dari seorang Min Yoongi.
"Apa yang sebenarnya membuatmu seperti ini?" tanya Yun Seo dengan sedikit berhati-hati.
"Kenapa kau menanyakan hal itu? Apa kau bisa berhenti bertanya seperti itu?"
"Apa kau tidak berpikir sedikitpun untuk berbicara lembut kepada seseorang? Dan kenapa kau membawa adikmu?"
"Aku tidak tahu kesalahanku apa hingga kau terus menjauhiku. Kenapa kah seperti ini? Kenapa kauㅡ"
"CUKUP!!!" teriak Min Yoongi.
Yun Seo sangat terkejut sekarang. Dunianya seakan-akan hancur karena suara itu.
Yoongi memejamkan matanya menahan dirinya untuk tidak melayangkan satu pukulan kepada gadis itu, ia mengepa tangannya.
"Yun Seo aku minta padamu. Kau tidak tahu masalah apa yang sedang aku hadapi sekarang. Jadi, jangan menanyakan hal itu lagi kepadaku," ucap Yoongi, tanpa pamit ia pergi begitu saja meninggalkan Yun Seo, adiknya masih berada didalam toko itu. Pelayan wanita itu memegang adiknya. Yun Seo tak bisa mengejarnya, cuaca saat ini sangat dingin untuk berlari. Jadi, dia menyerah dan masuk kedalam toko itu kembali.
Pelayan wanita itu menyuruhnya duduk untuk menenangkan dirinya. Tanpa aba-aba apapun, Yun Seo mengeluarkan air mata dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Pelayan wanita itu terus memberinya ketenangan, dengan mengusap-usap punggungnya, dan pelayan itu juga memberinya pelukkan hangat, dan itu yang Yun Seo butuhkan saat ini. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa, pria itu benar-benar keterlaluan.
Kau itu pria dingin.
Kau itu pria yang jutek.
Kau itu pria yang kasar.
Tapi kenapa?
Kenapa aku merasa nyaman kalau berada di dekatmu?
Ini aneh.
"Bersambung"

KAMU SEDANG MEMBACA
Seesaw
Romansa[Completed] 🎖️Rank 2 in #BadGuy [23 April 2019] Kehidupan seorang Min Yoongi seperti sebuah Seesaw. Terkadang dewi fortuna berpihak padanya dan bisa juga sebaliknya. Dominannya adalah dewi fortuna tak selalu berpihak padanya. ~ Yun Seo Berharap den...