Lee Seeyan
Jaemin, pertama kalinya aku memiliki kekasih. Aku tidak pernah menyangka bisa bersanding dengannya, laki-laki populer di sekolahku padahal aku hanyalah gadis biasa tanpa ada embel-embel populer. Bahkan banyak yang tidak mengenalku.
Tiba-tiba saja Jaemin memintaku untuk menjadi kekasihnya saat aku berada di kantin dan konyolnya aku langsung menerimanya padahal dia tidak mengatakan bahwa dia mencintaiku. Bahkan sekedar mengatakan menyukaiku saja tidak.
Entahlah, aku mungkin gadis bodoh yang menerima orang secara sembarangan hanya karena orang itu tampan. Tapi percayalah aku bukan seperti itu, sudah lama aku menyukainya namun aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku karena sesuatu.
"Jaemin tunggu!"
Jaemin menatapku dingin, biarlah ini sudah menjadi makananku sehari-hari.
"Apa?" tanyanya tidak ramah.
Aku berusaha memperlihatkan senyumku agar dia tidak semakin ilfeel padaku.
"Kau mau kemana?"
Jaemin memutar kedua bola matanya jengah. "Kau membuang waktuku hanya untuk pertanyaan bodoh!"
Dia kembali berjalan tanpa mempedulikanku sedikitpun.
Aku tidak menyerah. Aku mengejarnya dan berusaha menyamakan langkah kami. Jaemin sangat cepat ketika berjalan padahal tinggi kami hanya selisih sedikit tapi langkah kakiku tetap saja tidak bisa menyeimbanginya.
"Jaemin tunggu! jangan meninggalkanku!"
Aku menarik tangannya hingga dia berhenti berjalan.
"Ck. Mau apalagi?!" bentaknya. Nyaliku seditik ciut saat menatap kedua matanya yang terlihat sangat marah.
"M-mau tidak makan bersamaku? aku sudah membuatkanmu bek--"
Brukk
"Aw!"
Jaemin menyentak tanganku dan membuatku jatuh sampai menabrak tubuh seseorang. Bukan hanya itu, seragamku basah karena orang yang aku tabrak ternyata sedang membawa minuman.
Jaemin menatapku bosan seolah ini sering terjadi, dan dia meninggalkanku begitu saja tanpa menolongku. Lagi-lagi aku hanya bisa menatap punggungnya yang semakin menjauh.
"Maaf, seragammu jadi basah karenaku." ucap orang yang baru saja aku tabrak.
Aku tersadar lalu membungkukan badanku berkali-kali pada orang itu.
"Aku yang minta maaf. A-aku akan mengganti jusmu yang sudah kutumpahkan."
Aku mengeluarkan uang dari saku tapi orang itu mencegahku. "Tidak perlu, tadi jus itu memang mau aku buang. Rasanya terlalu manis, aku tidak suka."
Rasa-rasanya aku tidak asing dengan suara ini, dan aku belum melihat siapa orang ini karena fokus dengan lututku.
Saat aku mendongak akhirnya aku tau siapa dia.
Han Jisung, salah satu teman Jaemin.
***
Aku keluar kamar mandi setelah selesai mengganti seragamku dengan seragam cadangan yang setiap hari ada di loker. Tidak kuduga Jisung menungguku di luar.
Sebenarnya aku merasa canggung, kami tidak saling mengenal walau dia temannya Jaemin."Boleh aku bicara denganmu?"
Aku sedikit merasa aneh dengan Jisung yang tiba-tiba mengajakku bicara namun aku tetap menyetujuinya walaupun masih asing.
Sampailah kami di taman, kami duduk di salah satu bangku.
"Kau mau bicara apa?"
Jisung tampaknya ragu, tangannya dia tautkan di atas paha.
"Maaf kalau aku ikut campur, tapi ini harus kubicarakan. Kalau tidak aku tidak akan bisa tidur nyenyak." Jisung menjeda kalimatnya sejenak dan menghembuskan nafasnya berat. "Selama ini aku sering melihat Jaemin memperlakukanmu dengan kasar. Kenapa kau masih mempertahankannya? maksudku, kau mau terus-terusan diperlakukan seperti itu?"
Aku terkejut dengan pertanyaan Jisung. Dia memperhatikanku? ah, bukan. Dia temannya Jaemin jadi kemungkinan besar dia tau apa yang Jaemin lakukan padaku.
Sebelum itu aku ingin mengatakan tentang hubunganku dengan Jaemin.
Sudah dua bulan kami menjalin hubungan namun Jaemin tidak pernah memperlakukanku dengan baik selama ini. Hubungan kami datar, tidak ada kata romantis sama sekali.
Semuanya selalu aku yang mengawali, jika tidak mungkin kami terlihat lebih menyedihkan tanpa adanya interaksi.
Kadang aku berpikir apakah dia mencintaiku? tapi seharusnya dia mencintaiku karena dia yang memintaku untuk menjadi kekasihnya.
Aku harus yakin. Dia mencintaiku tetapi mungkin dia tidak pandai menunjukkannya, haha.
Aku mengulas senyum paksa pada Jisung.
"Aku mencintainya, lalu apa alasanku untuk tidak mempertahankannya? aku merasa baik-baik saja selama dia bersamaku."
"Tapi dia tidak memperlakukanmu dengan baik, kau harus sadar Seeyan!"
Aku berdiri tanpa menatap Jisung sama sekali. Pandanganku lurus ke depan, emosiku meluap, aku merasa risih dengan Jisung yang ikut campur.
"Kau temannya, seharusnya kau mendukung hubungan kami. Lagipula aku yang menjalaninya, kau tidak perlu repot-repot mengurusinya karena aku sendiri baik-baik saja."
"Maaf aku harus ke kelas, terimakasih sudah menemaniku." aku meninggalkannya di taman.
Dari arah belakang aku mendengar helaan nafas. Aku tau itu berasal dari Jisung, tapi aku tidak berniat membalikkan tubuhku atau sekedar menatapnya. Aku hanya tidak suka jika ada yang membahas hubunganku dengan Jaemin, tau apa mereka tentang hubungan kami?
Seburuk-buruknya sikap Jaemin padaku, aku tetap yakin suatu saat dia pasti berubah dan memperlakukanku dengan baik. Kenapa? karena dia kekasihku.
#####
Permulaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2# Don't Recall [Jaemin NCT]
Fanfiction"Mempertahankanmu adalah kesalahan terbesarku." -Lee Seeyan "Aku benci perempuan yang melakukan hal tidak berguna sepertimu." -Na Jaemin