Lee Seeyan
Mungkin jika orang lain yang ada di posisiku, mereka sudah memilih mengakhiri hubungan dengan Jaemin.
Tetapi aku tidak. Aku tidak bisa melepas Jaemin begitu saja meskipun dia berbohong sekalipun padaku. Tidak peduli apa yang dilakukannya, aku hanya harus menutup mata dan telinga asalkan aku tetap bertahan dengannya.
"Sudah kubilang jangan mengikutiku!!"
Aku kembali mengimbangi langkah Jaemin yang lebar.
"Kenapa? aku hanya ingin menemanimu latihan basket."
Jaemin diam saja dan masih meneruskan langkahnya.
"Mau kubawakan tasmu? aku rasa kau kewalahan membawa dua tas sekaligus."
Aku mencoba mengambil salah satu tas milik Jaemin.
Bruk
Jaemin lagi-lagi mendorongku sampai aku jatuh. Lututku mengenai pot bunga dan itu sangat sakit. Mataku sudah berkaca-kaca.
Jaemin hanya diam melihatku.
"Jaemin, sakit... "
Dia mengalihkan pandangannya. "Sudah kubilang jangan mengikutiku jadi jangan salahkan aku kalau kau menerima akibatnya."
Air mata yang mengumpul di pelupuk mataku sudah tidak bisa terbendung. Mereka jatuh satu persatu. Membasahi pipiku.
"A-aku hanya ingin melihatmu latihan Jaemin.. aku tidak akan mengganggumu, memang pernah aku menganggumu saat kau latihan?"
Aku seringkali melihatnya latihan, diam-diam tapi pada akhirnya Jaemin tau dan berakhir dia memarahiku. Baru-baru ini saja aku terang-terangan di depannya.
Jaemin berdecak. "Terserahlah! tapi jangan pernah meneriaki namaku."
Jaemin melanjutkan langkahnya lagi dan meninggalkanku. Menolongku?
Tentu saja tidak.
Tidak apa-apa, yang penting Jaemin memperbolehkanku menemaninya. Aku sudah senang. Tidak usah pedulikan sakit di lututku, selama aku masih bisa berjalan aku akan melupakan rasa sakit itu.
^^
Jaemin sangat tampan dengan jersey basketnya. Apalagi saat rambutnya yang basah bergerak ketika dia berlari. Dia sangat keren. Kulitnya putih bersih sehingga warna baju apa saja cocok dipakainya, seperti jersey ini. Meskipun warnanya kuning terang tapi Jaemin tetap cocok memakainya.
Aku ingin sekali meneriaki namanya dan memberitahu semua orang bahwa dia milikku, tapi aku ingat pesan Jaemin tadi. Aku tidak mau dia berakhir marah padaku dan tidak memperbolehkanku menemaninya latihan lagi.
Waktunya istirahat.
Jaemin berjalan ke arahku dan aku tersenyum padanya.
"Ini air untukmu. Kau pasti haus kan?" aku menyodorkan air mineral yang tadi sempat aku beli sebelum ke sini.
Tapi aku seperti berbicara dengan angin.
Jaemin melewatiku dan dia mengambil botol air mineral dari dalam tasnya.
Dia meminumnya santai tanpa melirikku sama sekali.
Bukankah ini menyakitkan untukku?
Apa kehadiranku disini tidak dianggap? sekuat-kuatnya aku, aku juga bisa rapuh.
Aku menatap sendu botol air mineral yang ada di tanganku. Apa aku ini naif? selama berpacaran dengan Jaemin aku tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan. Aku pernah mengatakan bahagia walaupun sikapnya dingin padaku, tapi aku berbohong. Aku mengatakannya hanya karena tidak ingin orang-orang mengasihaniku.
KAMU SEDANG MEMBACA
2# Don't Recall [Jaemin NCT]
Fanfiction"Mempertahankanmu adalah kesalahan terbesarku." -Lee Seeyan "Aku benci perempuan yang melakukan hal tidak berguna sepertimu." -Na Jaemin