22

4.1K 425 198
                                    

Seeyan mendengus setelah menatap layar ponselnya. Jaemin tidak bisa memenuhi permintaannya untuk datang. Sebenarnya itu bukan masalah bagi Seeyan jika alasannya meminta Jaemin untuk datang hanya karena ingin bertemu, tapi masalahnya ada Jeein. Gadis itu juga ingin bertemu Jaemin setelah sekian lama.

"Jee, maaf Jaemin tidak bisa datang. Dia harus ikut ayahnya untuk menghadiri pesta perusahaan. Katanya besok saja saat di sekolah, bagaimana?"

Seeyan melihat ekspresi Jeein yang sedikit kecewa tapi untungnya hanya sesaat karena senyum gadis itu kembali merekah.

"Oke! sebagai gantinya.. bagaimana kalau nanti malam kita jalan-jalan? sudah lama sekali aku tidak menikmati udara malam di Seoul, ahh! aku jadi rindu street food." Jeein memejamkan matanya sambil membayangkan bagaimana indahnya kota Seoul di malam hari.

"Apapun untukmu." Seeyan tersenyum lebar.

Ini adalah akhir pekan dan waktunya untuk mengistirahatkan otak setelah belajar selama berhari-hari di sekolah. Tentunya dengan cara yang berbeda-beda, seperti Seeyan yang memilih menghabiskan waktu bersama sahabat lamanya seperti saat ini.

Jam terus berputar, dan sekarang sudah menunjukkan pukul dua siang tepat.

"Bagaimana hubunganmu dengan Jaemin? lancar kan?" tanya Jeein tiba-tiba setelah mereka tidak ada topik pembicaraan.

Kripik kentang yang tinggal sedikit lagi masuk ke dalam mulut Seeyan, jadi urung dan berakhir masuk lagi ke dalam bungkusnya. Si pemilik sedang menatap Jeein penuh tanda tanya. "Kau tau darimana tentang hubunganku dengan Jaemin?"

Tampaknya Jeein sedikit terkejut, ia terdiam dan mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Astaga Seeyan, baru kemarin kau sudah lupa? coba ingat-ingat, bukankah kemarin saat aku baru kembali dari kantin kau bercerita soal Jaemin dan tentang hubungan kalian?"

Seeyan pun ikut terdiam, sembari mengingat-ingat. Kemarin setelah Jeein kembali ke dalam kelas tentunya bersama Daisy dan Nancy, ia memang mengajak Jeein mengobrol. Mereka berbicara banyak hal, namun entah kenapa rasanya ia tak mengingat pernah bercerita soal hubungannya dengan Jaemin. Jika memberitahu tentang dirinya yang sekarang akrab dengan Jaemin, memang iya. Bahkan ia sudah berjanji akan mempertemukan mereka kan? tapi kalau sampai bercerita memiliki hubungan.. rasanya tidak. Ah, tapi bisa saja ia sendiri yang lupa. Memang pada saat itu pikirannya sedang terpecah.

Seeyan hanya menyengir. "Ya begitulah.. baik-baik saja."

Jeein menganggukan kepalanya seolah sudah menduga hal ini, ia tersenyum manis. "Syukurlah, aku senang mendengarnya."

Seeyan membalasnya dengan senyum tipis. Dalam hati ia lega sekali, berarti kemarin ia tidak mengatakannya secara rinci. Seeyan tak bisa membayangkan sama sekali bagaimana jika Jeein tau perlakuan Jaemin dulu padanya. Ia tidak mau sampai membuat Jeein membenci Jaemin hanya karena dirinya.

Lagipula sekarang hubungannya dengan Jaemin baik-baik saja kan? Jaemin juga tidak macam-macam jadi yang dulu-dulu tidak perlu diceritakan lagi.

"Sambil menunggu malam tiba, bagaimana kalau menonton film?"

***

Pukul 18.16 KST.

Seeyan dan Jeein sudah selesai bersiap-siap. Mereka baru saja keluar dari flat.

"Kita mau kemana dulu?" tanya Jeein.

"Emm, sebentar."

Merasa ponselnya bergetar, Seeyan segera mengambil ponselnya di dalam slingbag dan membuka pesan yang masuk.

2# Don't Recall [Jaemin NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang