17

3.8K 499 175
                                    

Sepulang sekolah Jaemin sengaja mengajak Seeyan ke apartemennya, katanya teman-teman Jaemin meminta berkumpul atau bisa dikatakan ini memang rutinitas mereka setiap bulannya. Ya.. sudah, Seeyan juga tidak masalah. Toh kakaknya sudah kembali ke Busan tadi pagi, ada pasien yang harus segera ditangani. Jadi tidak ada yang menunggunya di rumah jika saja ia pulang larut malam.

Sebenarnya daritadi Seeyan masih memikirkan sesuatu yang menurutnya janggal. Kenapa Jisung tidak ikut? tadi ia sempat bertanya pada Jaemin, alih-alih menjawab, Jaemin malah mendiaminya. Tapi pada akhirnya pemuda itu menjawab juga walaupun dengan setengah ikhlas.

Jaemin bilang, Jisung memiliki urusan yang lebih penting. Seeyan ingin bertanya lagi tetapi ia urungkan, takut Jaemin salah paham dan memarahinya. Kelihatannya Jaemin juga masih sensitif masalah dirinya yang dekat dengan Jisung.

Mereka sekarang sudah sampai di depan pintu apartemen Jaemin dan pendengaran Seeyan sudah disambut saja dengan suara keribuat dari dalam sana.

"Sepertinya di dalam ramai sekali ya,"

Jaemin fokus memasukkan password. Wajahnya yang serius pun terlihat dua kali lipat lebih tampan.

"Padahal hanya ada enam orang."

Pintu akhirnya terbuka.

Pemandangan yang pertama kali Seeyan lihat dengan wajah shock adalah teman-teman Jaemin yang bernama Haechan dan Hyunbin. Coba apa yang sedang mereka lakukan? hhhh. Mereka berguling-guling di atas karpet sambil menjambak rambut satu sama lain, persis seperti anak tk yang sedang bertengkar. Sedangkan Renjun si pemuda gingsul hanya bengong melihat aksi mereka. Seeyan menghela nafas, Renjun itu sebenarnya tampan, tapi saat ini rasanya kata tampan itu sirna untuk sesaat.

Abaikan mereka bertiga. Tatapan Seeyan sekarang beralih pada teman-teman Jaemin yang terlihat lebih normal.

Kalau tidak salah yang memakai kaos biru langit namanya Soobin dan yang serba hitam itu tentu saja Lee Jeno, mereka sibuk sendiri di sofa dengan ponsel masing-masing seperti kejadian di depan mereka itu sudah sering terjadi, jadi mereka tidak peduli.

Seeyan merasa heran, bukankah Soobin dan Hyunbin kembar? lalu kenapa sifat mereka berdua sangat berkebalikan? Soobin cenderung pendiam dan terkesan cuek sedangkan Hyunbin malah tidak bisa diam, sebelas dua belas lah dengan Haechan.

"Kalian tidak malu bertingkah seperti anak kecil di depan Seeyan?" tanya Jaemin tanpa menoleh ke arah Hyunbin ataupun Haechan, ia sibuk meletakkan belanjaan di dapur. Itulah alasan mengapa Jaemin dan Seeyan datang terlambat daripada yang lain.

Haechan menatap Seeyan sinis.

"Untuk apa malu di depannya, kita memang seperti ini! kalau tidak suka ya silahkan pergi."

Jeno melirik Haechan sekilas lalu kembali lagi ke layar ponselnya.

Seeyan merasa ada aura tidak nyaman dari Haechan, jadi ia hanya diam saja tanpa tau mau melakukan apa selanjutnya. Mau duduk di sofa, sudah ada Jeno, Soobin dan Renjun. Di karpet ada Haechan dan Hyunbin. Serba salah.

"Ck. Semuanya duduk di karpet! kalian tidak peka Seeyan mau duduk?" titah Jaemin. Diam-diam begitu, ia ternyata juga memperhatikan Seeyan.

"Duduk tinggal duduk, apa susahnya?" sahut Haechan sambil memasang wajah masam.

Sedangkan Hyunbin yang setuju dengan Haechan pun mengangguk polos. "Iya, lagipula di samping Jeno kan kosong?"

"Mana bis—"

"Tidak perlu, kalian duduk saja sesuka kalian. Aku mau membantu Jaemin."

"Haha! dia saja tidak repot, kenapa kau yang repot?" Haechan menatap Jaemin malas. Jaemin hanya bisa menghela nafas sabar dan setelah itu melanjutkan aktivitasnya untuk meletakkan bahan-bahan makanan yang akan digunakan di meja pantry. Ia tidak berniat menanggapinya lagi, toh Seeyan sendiri tidak masalah. Untuk apa ia buang-buang tenaga?

2# Don't Recall [Jaemin NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang