Seeyan melambaikan tangan pada Jeein yang sedang berdiri di depan kelas. Ia memberi cengiran polosnya pada gadis itu.
"Selamat pagi!" sapanya dengan ceria.
Sedangkan Jeein diam saja, menatapnya aneh.
Memang ada sebabnya Seeyan merasa semangat hari ini, tadi pagi-pagi sekali Jaemin sengaja datang ke flatnya hanya untuk menyiapkan sarapan untuknya. Tentu saja ini hal yang langka. Bahkan Seeyan baru saja bangun dan pemuda itu sudah datang.
Meskipun Jaemin hanya bisa membuatkannya roti isi dan susu, tapi setidaknya pemuda itu memiliki niat baik. Itu tandanya Jaemin peduli padanya, entah karena kejadian itu atau memang keinginannya sendiri. Seeyan tetap saja merasa senang, apalagi mereka juga berangkat bersama dan jangan lupakan Jaemin yang sangat-sangat memperhatikannya sampai berjalan dari parkiran saja menggandengnya.
Sayangnya Jaemin tidak bisa berjalan bersamanya sampai ke dalam gedung sekolah karena Renjun menyuruh Jaemin untuk ke lapangan. Katanya berurusan dengan club basket atau apalah itu Seeyan juga tidak begitu paham.
"Sepertinya ada yang berbeda dari dirimu. Tapi apa ya?" Jeein memperhatikan Seeyan dari ujung rambut sampai kaki tapi ia tetap saja tidak menemukan perbedaan itu.
Seeyan merasa gugup. Ia tau betul apa yang dirasakan Jeein saat melihat dirinya sekarang dan itu sukses membuatnya menegang.
"Astaga Seeyan! jangan-jangan... "
Jeein menatap Seeyan tidak percaya sampai menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Sedangkan Seeyan sudah was-was takut kalau Jeein menyadari sesuatu yang ingin ditutup-tutupinya.
"A-apa? aku tidak mengerti."
Seeyan tertawa garing berusaha menutupi kegelisahannya tetapi kegelisahannya semakin menjadi saat Jeein mendekatkan wajahnya, menatapnya lekat. Mata bulat gadis itu pun penuh selidik.
Seeyan refleks memundurkan wajahnya."H-hei!"
Jeein berhenti bergerak."Jangan-jangan ada yang salah dari mataku! Seeyan, coba kau tatap mataku dari dekat. Siapa tau ada yang tidak beres."
Seketika itu juga bahu Seeyan melemas. Hatinya sangat lega karena ternyata Jeein tidak menyadari perbedaannya.
Sudah ia duga pasti Jeein atau orang lainpun tidak akan tau apa yang berubah dari tubuhnya, karena memang tubuhnya tidak ada yang berubah hanya saja ada sesuatu yang membuatnya terlihat lebih berbeda. Hanya dirinya saja yang tau.
Atau mungkin juga, Jaemin?
"Ck, aku kira kau sedang mencurigaiku. Minggir! aku mau masuk." Seeyan mendorong dahi Jeein pelan dengan telunjuknya lalu berjalan masuk ke dalam kelas. Jeein mengikutinya dari samping.
"Memangnya aku mencurigaimu apa? kenapa kau berpikir begitu?" tanya Jeein semakin penasaran.
Seeyan tidak menggubrisnya, ia langsung duduk di bangkunya dan menatap ke arah luar jendela. Ia ingin melihat Jaemin yang berada di lapangan.
Diam-diam Jeein melirik apa yang dilihat oleh Seeyan.
"Oh, pantas saja kau tidak menjawabku! ternyata sedang menatap Jaemin. Hah, aku merasa cemburu sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
2# Don't Recall [Jaemin NCT]
Fanfiction"Mempertahankanmu adalah kesalahan terbesarku." -Lee Seeyan "Aku benci perempuan yang melakukan hal tidak berguna sepertimu." -Na Jaemin