Vote itu mudah kok gaes:)
^^
Pagi ini di dalam flat Seeyan yang kecil terjadi keributan. Entah itu karena Hyunjin yang ribut dengan panci dan penggorengan atau Seeyan yang berlari kesana kemari untuk mencari kaos kaki. Sebenarnya Hyunjin juga tidak tau alasan mengapa ia harus ikut tergesa-gesa seperti adiknya itu.
Sadar tindakannya yang bodoh, Hyunjin berhenti sejenak dan menatap Seeyan gemas.
"Ck. Ini masih pagi, Seeyan. Tidak usah terburu-buru begini juga kakak yakin kau tidak akan terlambat."Seeyan sudah menemukan kaos kakinya yang ternyata ada di dalam kamar kakaknya, tepatnya di bawah kolong kasur. Gadis itu sendiri merasa heran kenapa bisa kaos kakinya berada disana, ah sudahlah, tidak ada waktu untuk sekedar bertanya pada Hyunjin. Ia lalu memakai kaos kaki putih itu dengan tergesa.
"Aku ada ulangan kak, dan ulangannya dimulai setengah jam sebelum bel masuk."
Dalam hati Seeyan masih sempat-sempatnya menyumpahi gurunya yang dengan seenak jidat memilih jam. Ah tapi memang gurunya yang satu itu sangat menjengkelkan. Sepertinya sudah bawaan dari lahir. Hmmm
"Kak, ayo berangkat! aku hanya memiliki waktu sepuluh menit!"
Hyunjin sepertinya sedikit tidak rela, bagaimana tidak? ia baru saja memasukkan bumbu nasi goreng dan tinggal menggoreng nasinya tapi ia sudah harus mengantar Seeyan sekarang.
"Tidak bisa nanti—"
"Tidak! ulangan ini sangat penting, kak!"
Mau tak mau Hyunjin mematikan kompornya dan memilih mengantar adik satu-satunya itu. Daripada marah-marah terus.
"Yasudah, tunggu di luar."
Baru saja Hyunjin hendak berganti baju, ada yang mengetuk pintu mereka.
"Kau saja yang membukakan pintunya, kakak ganti baju dulu."
Seeyan akhirnya berjalan ke arah pintu dengan setengah hati. Siapa yang pagi-pagi datang, seperti tidak tau saja kalau Seeyan harus berangkat ke sekolah. Tetangganya juga biasanya tidak pernah berkunjung di pagi hari.
Saat pintu dibuka, Seeyan melihat Jaemin yang sedang bersender di tembok sambil memainkan ponsel. Lengkap dengan seragam sekolahnya. Tentu saja Seeyan shock.
"J-jaemin?"
"Hai" sapa Jaemin sambil tersenyum khas.
Rasanya Seeyan ingin pingsan. Jaemin tersenyum, dunianya runtuh.
"Mau.. apa pagi-pagi kesini?"
"Menjemputmu."
Hah?!
Seeyan menggaruk tengkuknya, ia itu sebenarnya malu. Lihat saja, pipinya sudah semerah tomat.
"Jangan membuang waktu lagi, kita harus pergi sekarang. Aku tau kau ada ulangan sepuluh menit lagi kan?"
"H-ah?"
Sepertinya otak Seeyan mulai lambat. Jika saja bukan Jaemin yang ada di depannya, pasti mulutnya yang menganga itu sudah berhasil di sumpal oleh orang lain.
Tanpa basa-basi lagi Jaemin langsung menarik Seeyan menuju ke motornya dan memakaikan gadis itu helm yang memang sudah ia persiapkan. Tumben sekali tidak membawa mobil, pikir Seeyan.
"Naik."
Seeyan tidak langsung naik, malah hanya memperhatikan motor Jaemin yang tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
2# Don't Recall [Jaemin NCT]
Fanfiction"Mempertahankanmu adalah kesalahan terbesarku." -Lee Seeyan "Aku benci perempuan yang melakukan hal tidak berguna sepertimu." -Na Jaemin