Pagi-pagi sudah ada saja yang membuat keributan dan menyebabkan para siswa perempuan berteriak heboh. Dari parkiran sampai lorong pun semuanya bergerombol hanya untuk melihat pemandangan yang menurut mereka tidak biasa.
Ternyata yang menarik perhatian adalah seorang Na Jaemin, bukan, bukan karena ketampanan pemuda itu yang memang sudah melekat dari lahir tetapi karena seorang gadis yang berjalan bersamanya sambil saling menautkan jari.
Lee Seeyan.
Padahal biasanya tidak pernah sedekat ini.
Ya itu karena mereka semua tau bagaimana sebenarnya hubungan dua sejoli itu. Memang benar Jaemin dan Seeyan menjalin hubungan, tapi hubungan mereka tidak pernah jauh dari kata buruk. Jaemin lah yang selalu menjadi pihak yang menjahati Seeyan sedangkan Seeyan yang sering dikatakan budak cinta itu selalu sabar menghadapi Jaemin. Dan adapakah gerangan? apa yang membuat mereka akur? bahkan Jaemin sedari tadi terus memasang senyum sambil menggandeng tangan Seeyan.
"J-jaemin, a-aku tidak terbiasa dengan ini, bisakah kita berjalan seperti biasanya saja?"
Seeyan mencoba melepaskan tautan jari mereka tetapi sayangnya Jaemin tidak mengindahkan permintaan Seeyan, pemuda itu malah semakin mengeratkan tautannya.
"Mulai sekarang kau harus terbiasa karena ini baru awal dari semuanya. Begini saja kau sudah menyerah, bagaimana kalau aku meminta lebih, hm?" Tatapan Jaemin lurus kedepan tanpa menoleh kanan ataupun kiri. Gayanya memang akuh.
Sedangkan Seeyan menatap Jaemin tak percaya, telinganya memanas mendengar kalimat Jaemin yang ambigu.
"Kalau jalan melihat depan, bukan samping."
Merasa tersindir Seeyan gelagapan dan berakhir menundukkan kepalanya. "M-maaf."
Jaemin mendecak. "Angkat kepalamu. Jangan menunduk seperti orang bodoh."
Dan akhirnya Seeyan mengangkat kepalanya dan menatap lurus ke depan seperti yang Jaemin lakukan. Ya, untuk apa dia menunduk? berjalan bersampingan dengan Jaemin merupakan hal membanggakan bukan? mulai sekarang dia harus mengangkat wajahnya tinggi-tinggi dan menunjukkan bahwa dirinya pantas bersanding dengan Jaemin.
Seeyan merasa perjalanan ke kelasnya sangat lama, semua itu karena sepanjang koridor banyak yang membicarakannya secara terang-terangan.
"Heh, aku tidak salah lihat kan? bagaimana bisa mereka sekarang akur?"
"Seorang Na Jaemin baik pada Lee Seeyan? mimpi di siang hari hahahaha"
"Apakah ini pencapaian Seeyanjing itu dengan terus mendekati Jaemin selama ini? cih, gadis licik!!"
"Aku lebih suka Jaemin yang kejam pada gadis cupu itu daripada sekarang ini, eww. Tidak seru!"
"Ahh mereka yang pacaran tapi aku yang merasa jengkel."
"Bukankah mereka memang sudah lama pacaran? Jaemin saja yang baru menununjukkanya terang-terangan."
"Mereka tidak cocok!"
"Bagaimana nasib Jeon Heejin? aku kira mereka dekat."
Dan masih banyak lagi. Intinya semua pembicaraan itu membuat telinga Lee Seeyan panas. Belum lagi saat dia berpapasan dengan Heejin, gadis yang beberapa hari lalu pernah dia siram dengan air dan sempat mengancamnya di toilet. Heejin menatapnya sinis, penuh kebencian.
Diam-diam Jaemin melirik Seeyan, wajah gadis itu sangat masam.
"Kenapa berhenti?" tanya Jaemin begitu mereka sampai di depan kelas Seeyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2# Don't Recall [Jaemin NCT]
Fanfiction"Mempertahankanmu adalah kesalahan terbesarku." -Lee Seeyan "Aku benci perempuan yang melakukan hal tidak berguna sepertimu." -Na Jaemin