Lee Seeyan
Aku sudah kembali lagi ke sekolah. Sekarang ini aku berada di kantin menunggu giliranku mengambil makanan. Setelah mengerjakan soal ulangan yang cukup memeras otak aku jadi lapar. Biasanya roti dan susu sudah cukup untukku tapi kali ini aku ingin nasi beserta lauk pauknya yang memang sudah dipersiapkan untuk para siswa.
Aku jarang sekali memakan nasi disini padahal orang tuaku sudah membayarnya sekaligus dengan biaya sekolah. Entahlah, aku tidak begitu nafsu.Giliranku mengambil makanan tiba.
Aku minta diambilkan nasi cukup banyak pada bibi yang biasa mengambilkan makanan. Dan tanpa aku minta bibi itu juga mengambilkanku lauk yang lebih.
"Maaf bi tapi aku hanya minta nasinya saja yang dilebihkan, lauknya biar sama rata dengan anak-anak lain."
"Tidak apa-apa, baru kali ini aku melihatmu mengambil makanan. Biasanya hanya roti dan susu kan?"
Wah, bibi ini ternyata memperhatikanku. Aku sampai takjub. Padahal selama ini tidak ada satupun orang yang memperhatikanku disini, haha mimpi saja kau Seeyan. Teman saja tidak punya. Jaemin? tidak usah ditanyakan lagi.
Setelah selesai, aku menundukan kepalaku untuk berterimakasih.
"Terimakasih."
Bibi itu hanya tersenyum dan dia kembali melayani anak-anak yang lain.
Aku segera mencari tempat untuk duduk.
Semuanya sudah penuh.
Sambil berjalan, aku mengedarkan pandanganku ke seluruh sudut siapa tau ada satu tempat yang tersisa.
PRANGG!
Seketika pengelihatanku berwarna putih.
Tiba-tiba aku sudah terduduk di lantai dengan makananku yang berserakan. Apa artinya aku sedang jatuh? ah, sepertinya memang iya. Aku bisa dengar seluruh orang yang ada di kantin berbisik-bisik, tapi aku tidak tau apa yang mereka katakan yang jelas pasti mereka membicarakanku.
"Eh sorry, aku tidak sengaja."
Aku mendongak ke atas dan melihat siapa orangnya.
Bukankah dia salah satu teman Jaemin? Haechan, iya aku yakin itu Lee Haechan. Dia yang tadi menyenggol lenganku cukup keras sampai aku terjatuh.
Setelah meminta maaf yang menurutku terdengar tidak ikhlas, dia pergi tanpa membantuku. Bahkan tatapannya padaku seperti meremehkan.
Ya Tuhan. Seragamku kotor terkena tumpahan makanan.
Seharusnya aku meneriakinya untuk menyuruhnya membantuku membereskan ini. Tetapi nyaliku tidak begitu besar. Siapa aku yang berani-beraninya berteriak? aku sadar disini aku tidak memiliki pengaruh sama sekali.
Semua anak sekarang sedang menatapku, tidak ada yang membantu sama sekali.
Tak sengaja mataku tertuju pada salah satu meja yang berada di pojok. Aku melihat Jaemin sedang tersenyum miring padaku dan disana ada beberapa temannya termasuk Haechan. Mereka seperti sedang menertawakanku diam-diam.
Apakah ini yang dimaksud Jaemin dengan kehidupanku yang baru?
Tidak mungkin. Jaemin tidak setega itu.
"Kau baik-baik saja?" aku langsung menoleh.
Ah aku kira siapa, ternyata bibi yang mengambilkanku makanan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
2# Don't Recall [Jaemin NCT]
Fanfiction"Mempertahankanmu adalah kesalahan terbesarku." -Lee Seeyan "Aku benci perempuan yang melakukan hal tidak berguna sepertimu." -Na Jaemin