Pemandangan dari luar jendela yang memperlihatkan lapangan sepak bola lebih menarik perhatian Seeyan untuk terus memperhatikannya. Kelas Jaemin olahraga dan sekarang sedang pemanasan di lapangan, itulah alasan mengapa Seeyan tertarik pada lapangan.
Kelas Seeyan sedang jam kosong maka dari itu ia bebas melakukan apa saja, entahlah mungkin wali kelasnya sedang ada urusan. Tapi meskipun begitu, semua teman-temannya tetap berada di dalam kelas dan tidak ada yang keluar satupun. Ya walaupun mereka ribut.
Seeyan tersenyum sendiri saat melihat giliran Jaemin yang berlari mengelilingi lapangan. Rambut pemuda itu ikut bergerak kesana-kemari seiring dengan semua pergerakannya. Seeyan sebenarnya sering melihat Jaemin seperti itu tapi setiap kali melihatnya, jantung Seeyan masih berdebar-debar. Menurutnya Jaemin yang seperti itu berkali-kali lipat terlihat lebih tampan.
Saat sedang asik melihat sambil senyum-senyum, kedua alis Seeyan reflek terangkat.
Senyum diwajahnya langsung luntur ketika menangkap sosok Jaemin yang sedang didekati oleh seorang gadis. Ia menajamkan pengelihatannya untuk mengetahui apa yang sedang mereka lakukan.
Seeyan menggeram, gadis itu posisinya dekat sekali dengan Jaemin malah bahu mereka menempel. Ia tau Jaemin tidak akan merespon gadis itu karena kemarin pemuda itu sudah berjanji padanya untuk menjauhi semua gadis yang mencoba mendekatinya. Namun tetap saja Seeyan merasa kesal.
Lihatlah, bahkan gadis tak dikenal itu terus berusaha mengajak Jaemin mengobrol padahal Jaemin terlihat enggan sekali meresponnya.
"Itu Nakamura Hina kan?"
Seeyan tersentak kaget saat ada seseorang yang berbicara tepat di sampingnya.
Iya, orang itu sekarang berada di sampingnya dan mengikuti kegiatannya yang sedang melihat jendela atau lebih tepatnya arah lapangan.
Bibir Seeyan mengatup. "Nakamura Hina— siapa?" tanyanya sedikit ragu.
"Gadis yang duduk bersama Jaemin." Seeyan mengikuti arah yang ditunjuk.
Oh, jadi namanya Nakamura Hina.
Darimana Kangmin tau?
"Kau mengenalnya?"
Kangmin berbalik membelakangi jendela lalu menyenderkan punggungnya disana.
Ia menatap Seeyan dari samping. "Kami satu eskul dan pernah beberapa kali mengobrol, jadi aku hanya sekedar mengenalnya."
"Tapi yang kutahu gadis itu sudah lama menyukai Jaemin, mungkin sebelum kau." sambung Kangmin dengan wajah yang serius.
Tentu saja Seeyan terkejut. Ia tiba-tiba berdiri di depan Kangmin dan membuat pemuda itu terkesiap, membulatkan matanya sempurna.
"Kenapa kau bisa menyimpulkan dia menyukai Jaemin sejak lama??" tanyanya tidak sabaran.
Kangmin berdehem, berusaha tidak gugup."Ya karena aku sering mendengarnya memuji Jaemin dan memberi Jaemin surat cinta secara terang-terangan. Kejadiannya sudah lama, saat kami baru bergabung di eskul."
"Lalu Jaemin menerimanya?"
Gadis yang bernama Hina ini rupanya sudah mulai membakar hati Seeyan. Terbukti daritadi gadis itu tidak bisa diam, entah menggigiti bibir bawahnya atau kakinya yang bergerak gelisah.
Kangmin mengendikan bahu acuh. "Mana aku tahu, aku tidak tertarik pada urusan orang apalagi itu Hina. Dia sangat berisik dan suka mencari perhatian." seraya mengingat-ingat kembali tingkah Hina yang membuatnya pusing dan ia sempat bersyukur karena tidak menyukai gadis semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2# Don't Recall [Jaemin NCT]
Fanfiction"Mempertahankanmu adalah kesalahan terbesarku." -Lee Seeyan "Aku benci perempuan yang melakukan hal tidak berguna sepertimu." -Na Jaemin