"Jaemin berhenti—akhh—sakit... lepaskan tanganku"
Jaemin menyeret Seeyan menuju belakang gedung sekolah. Semua pusat perhatian tertuju pada kedua pasangan itu pasalnya Jaemin seperti orang yang sedang kerasukan. Tak jarang orang yang menghalangi jalannya dia tabrak, bahkan pergelangan tangan Seeyan dia cengkram erat. Mungkin sekarang sudah memerah.
Jaemin tidak mendengarkan rengekan Seeyan sekalipun. Dia menulikan pendengarannya.
Begitu sampai Jaemin langsung menghempaskan tangan Seyaan sampai tubuhnya membentur tembok.
Seeyan memegangi pergelangan tangannya yang memerah. Dia meringis merasakan sakit di tangan juga punggungnya.
"Apa yang ka—"
Seeyan menutup mulutnya dan seketika berhenti berbicara, tenggorokannya tercekat saat Jaemin menguncinya dengan kedua tangannya di tembok. Tatapan mata seorang Na Jaemin yang di depan semua orang lembut berubah tajam dan menusuk ketika bersama Lee Seeyan.
Satu yang Seeyan ketahui, saat ini Jaemin terbakar amarah.
"Kenapa kau lakukan itu pada Heejin, hah?!!"
Seeyan memejamkan matanya erat. Takut dengan Jaemin yang sekarang ini. Dia dibentak hanya karena gadis lain. Hh
Tadi saat di kantin Seeyan melihat Jaemin sedang makan bersama Heejin—gadis yang merupakan salah satu saingannya—emosi Seeyan memuncak dan dia langsung menyiram Heejin dengan segelas air.
Seeyan hendak melakukan lebih pada Heejin tapi Jaemin sudah menariknya terlebih dahulu untuk pergi.
"Kau tidak punya mulut?"
Perlahan Seeyan membuka matanya, dan yang pertama kali dia lihat adalah kedua mata Jaemin. Ingin menghindari tatapan mematikan itu namun Seeyan tidak bisa, Jaemin seolah menguncinya dengan tatapannya.
Seeyan sebenarnya tidak sanggup untuk berbicara tapi jika dia tetap diam, Jaemin akan semakin marah.
Akhirnya dia mengumpulkan keberanian yang terkubur di dalam hatinya agar bisa menjawab pertanyaan Jaemin dengan tegas.
Dia balik menatap Jaemin tajam.
"Aku tidak suka kau bersama Heejin! dia juga menyukaimu Jaemin, kau harusnya tau! kenapa kau malah berdua dengannya dan bukannya menghindar, apa kau bermaksud memberinya kesempatan untuk mendekatimu?"
Jaemin tersenyum miring. Tidak merasa bersalah atau apapun itu. Ekspresinya tetap dingin.
"Jadi apa maumu?"
Seeyan merasakan aura yang sedikit membuatnya merinding. Tidak biasanya dia merasakan ini.
"Y-ya aku ingin memberinya pelajaran agar dia tidak mendekatimu lagi! aku ingin semua tau kalau kau milikku. Seharusnya kuperjelas lagi."
Seeyan tidak tau kalimat yang barusan dia ucapkan memancing kemarahan Jaemin. Tangan Jaemin yang masih menempel di tembok terkepal tanpa sepengetahuan Seeyan.
Dengan gerakan cepat dan pasti Jaemin mencodongkan tubuhnya pada Seeyan, mengikis jarak mereka. Mendekatkan bibirnya pada telinga Seeyan dan membisikan sesuatu. Seeyan pun bisa merasakan hangatnya hembusan nafas Jaemin di telinganya yang memerah.
"Kau yakin dengan apa yang kau katakan?"
Seeyan meneguk ludahnya susah payah. Mendadak tubuhnya meremang ketika mendengar suara Jaemin yang terdengar berat dari biasanya. Dia sampai bisa mencium aroma rambut Jaemin yang harum, jarak mereka benar-benar dekat atau bahkan sudah tidak ada jarak lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
2# Don't Recall [Jaemin NCT]
Fanfiction"Mempertahankanmu adalah kesalahan terbesarku." -Lee Seeyan "Aku benci perempuan yang melakukan hal tidak berguna sepertimu." -Na Jaemin