21

3.7K 436 90
                                    

Sekarang ini Seeyan dan Jeein sedang istirahat, dan mereka memutuskan untuk mengobrol di kelas. "Kenapa sebelumnya kau tidak bilang padaku kalau kau kembali?? kau tau betapa terkejutnya aku tadi!" belum-belum Seeyan sudah menyemprot.

Jeein terkekeh, namun tak menghilangkan kesan anggunnya.

"Maaf, maaf aku hanya ingin memberimu kejutan. Sudah lama sekali ya kita tidak mengobrol seperti ini, aku jadi ingat saat kita dulu sering menghabiskan waktu bersama. Aku rindu masa-masa itu," Jeein mengingat-ingat kembali kenangannya bersama Seeyan. Bisa dibilang mereka dulu seperti lem dan prangko, dimanapun ada Seeyan pasti disitu ada Jeein.

"Salah sendiri pindah ke Thailand, kau pasti kesepian kan tanpaku?"

Jeein mencubit hidung Seeyan gemas. "Tidak juga, kan ada Leo."

"Ah benar juga! bagaimana kabarnya? dia pasti sudah tumbuh besar," Seeyan penasaran sekali bagaimana Leo sekarang ini, Leo adalah kucing pemberiannya dulu sebelum Jeein pergi dan waktu itu Leo masih kecil mungkin sekarang kucing lucu itu sudah besar.

"Leo sekarang sudah tumbuh besar, dia  makan dengan lahap. Kadang dalam tiga hari aku sudah harus membelikannya makanan baru. Haha, tapi berkat Leo aku jadi tidak kesepian." ucap Jeein tulus.

Hubungan persahabatan mereka memang sangat erat, bahkan bisa dikatakan hanya Jeein teman satu-satunya Seeyan. Sebenarnya dulu Seeyan juga memiliki banyak teman tetapi itu jauh sebelum sesuatu terjadi padanya.

"Jeein, ayo ke kantin bersama yang lain! setelah itu kami akan menemanimu mengelilingi sekolah." ajak siswi yang bernama Daisy, di sampingnya juga ada Nancy. Entah darimana mereka tiba-tiba datang. Mengganggu suasana saja.

Jeein mengangguk semangat. "Tentu saja, ayo kita pergi bersama!"

Gadis bongsor itu menarik pergelengan tangan Seeyan bermaksud mengajaknya, tetapi Seeyan segera melepasnya.

"Kau saja ya, aku tidak ingin kemana-mana."

"Tapi— "

Daisy langsung menyambar lengan Jeein lalu menggandengnya seperti mereka sudah akrab."Sudahlah kita saja yang pergi, dia memang susah diajak berteman."

Sedangkan Seeyan hanya menunduk. Tak berani bertatap muka dengan Daisy yang menatapnya sedikit sinis.

Dan sepertinya Jeein bisa membaca situasi. Perlahan ia melepaskan lengannya dari Daisy. "Maaf ya, sepertinya lain kali saja. Nanti biar Seeyan yang menemaniku berkeliling sekolah." tolak Jeein secara halus. Masih dengan senyum hangatnya.

Sedangkan Seeyan otomatis berdiri dari tempat duduknya. "Jeein, lebih baik kau bersama mereka! aku tidak bisa menemanimu karena— ingin ke toilet! perutku tiba-tiba sakit."

"Biar kutema— "

"Tidak usah! aku bisa sendiri. Kalau begitu aku ke toilet ya, semoga kalian bisa berteman dengan baik... " Seeyan berlari keluar kelas sebelum Jeein mengikutinya.

Jeein menghela nafasnya panjang. Selalu saja seperti itu. Padahal ia sudah sangat berharap sahabatnya itu akan berubah, setidaknya sedikit saja.

Di sisi lain, Seeyan sudah berada di dalam toilet padahal ia tidak sakit perut. Pada akhirnya ia hanya menatap pantulan wajahnya melalui kaca wastafel.

Seeyan membuang nafasnya berat. Dirinya terlihat menyedihkan. Berbaur dengan yang lain saja rasanya sulit, bahkan langsung menghindar.

Sebenarnya bukan hanya itu saja alasannya menghindar. Ia menghindar karena tidak ingin membuat Jeein membatasi pertemanannya hanya karena dirinya yang menutup diri dalam pertemanan.

2# Don't Recall [Jaemin NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang