30

6.6K 433 93
                                    

Dengan kaki yang diseret dan langkah yang gontai, Lee Seeyan melewati lapangan sekolah. Matanya bergulir menyapu isi lapangan mencari sosok yang sudah beberapa hari ini menghindarinya, pesan dan panggilannya tidak pernah sampai karena pemuda yang masih memiliki status sebagai kekasihnya itu jarang sekali menghidupkan ponsel. Sekali lagi Seeyan menghembuskan nafas berat. Seharian ini ia sudah mencari Jaemin di lingkungan sekolah, namun tak mendapatinya dimana-mana.

Kata Renjun, Jaemin tadi pagi ke lapangan. Seharusnya Renjun, Jaemin dan anak-anak basket yang lainnya libur sekolah hari ini karena nanti sore mereka ada turnamen, tapi yang namanya maniak mau diberi libur sekalipun kalau memang sudah menyukai sesuatu tidak bisa dihentikan lagi. Seperti halnya sekarang, team Jaemin sedang ada di lapangan untuk berlatih yang terakhir kalinya sebelum turnamen, tetapi Jaemin malah tidak ada. Kemana sebenarnya pemuda itu?

Untuk kali ini Seeyan menyerah, bukannya apa, tapi sudah dari pagi ia berputar-putar mengelilingi sekolah namun masih belum menemukan Jaemin. Sampai-sampai Jeein yang semula mengikutinya menyerah dari awal, gadis itu lebih memilih berisitirahat di perpustakaan daripada harus lelah-lelah berkeliling. Fyi, pelajaran hari ini memang sengaja dikosongkan karena guru-guru beserta siswa yang bersangkutan sedang mempersiapkan untuk turnamen. Bahkan, ada beberapa siswa dari sekolah lawan yang sudah datang. Intinya hari ini sekolah sedang sibuk dan ramai.

Karena ingin menghindari keramaian, Seeyan memilih mengistirahatkan dirinya sejenak di belakang gedung sekolah. Jika diingat-ingat lagi disana ada satu bangku, semoga saja tidak ada yang menempatinya.

PLAK!

PLAK!

Seketika Seeyan berhenti melangkah, lantas menghembuskan nafas berat. Hah, sepertinya niatnya ingin beristirahat memang tidak akan bisa.

Seeyan mencoba menajamkan pengelihatannya, mencari tau ada apa disana. Alisnya sedikit menukik ketika melihat ada sosok yang sedang berdiri di pojokan tembok dan beberapa kali ditampar oleh gadis yang selama ini juga pernah membullynya.

Lebih terkejut lagi ketika mengetahui siapa sebenarnya sosok yang sedang terpojok itu.

Dengan gerakan cepat dan semaksimal mungkin tidak mengeluarkan suara, Seeyan mencari tempat untuk bersembunyi. Beruntung ada beberapa tumbuhan besar disana, jadi ia bisa bersembunyi dan mendengar pembicaraan mereka dengan sedikit tenang.

Seeyan mengamati baik-baik ketiga gadis yang berdiri tak jauh dari tempatnya bersembunyi.

"K-kenapa kau tiba-tiba menyerangku?! apa yang salah dariku??! sebelumnya kita tidak pernah memiliki urusan!"

Heejin tertawa keras, sampai Seeyan pun tersentak kaget. Ya, benar. Memang siapa lagi kalau bukan Jeon Heejin pelakunya. Ah sudahlah, kembali pada cerita. Tak hanya itu, Seeyan yakin teman Heejin yang berdiri tepat di samping gadis itu juga kaget mendengar tawanya yang melengking.

Prok, prok, prok

Heejin kemudian bertepuk tangan tepat di depan wajah gadis itu seolah berusaha menyadarkan seseorang yang sedang tertidur pulas.

"Apa-apaan!" gadis itu rupanya masih memiliki keberanian, dia menepis tangan Heejin hingga tubuh Heejin terhuyung ke samping. Bahkan dia sama sekali tak menunjukkan ekspresi ketakutannya.

Seeyan sampai terkagum melihatnya.

"Hei!! beraninya kau... ahh! dasar tidak tau diri!"

"Yeji! jangan ikut campur, ini urusanku."

"Haishhh". Dengan berat hati, telapak tangan Yeji yang sebentar lagi akan menyentuh pipi gadis itu diturunkan kembali. Padahal dia sudah dongkol sekali ingin menamparnya.

2# Don't Recall [Jaemin NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang