Episode 1 : Meet Again

5.9K 98 0
                                    

Aku melangkah dengan cepat keluar dari apartemen Queen, setelah memastikan dia baik - baik saja setelah Evan Black memanfaatkan kelemahannya. Perasaan bersalah. Oh Queen, setelah hampir empat tahun kamu masih belum berubah.

Aku rasa dengan adanya James, dia bisa bantu membimbing Queen keluar dari perasaan itu. Setidaknya aku yakin James sangat mencintai Queen. Aku memang terlihat seakan menghalangi hubungan mereka. Aku melakukan itu karena aku tidak percaya dengan cinta. Juga karena Mrs Knight tidak terlihat menunjukkan restu dari awal. Sebagai sahabat aku tidak ingin Queen sedih.

Tapi setelah melihat mereka berdua, aku sadar bahwa tidak semua orang mengalami hal yang serupa seperti aku. Queen mempunyai kisah cinta hebat yang membuat aku iri padanya. Tentu saja aku tidak membencinya, bodoh sekali bila aku membenci Queen hanya karena kisah cintaku berbeda dengan mereka.

Baiklah sudah waktunya aku mengenyahkan pikiran tentang Queen, James selalu siap siaga di sampingnya. Aku harus ke bandara lagi setelah pertemuan dengan James di Kafe tadi. Tidak kusangka James memilih bertemu denganku demi Queen. Bahkan menyediakan pesawat pulang pergi. Sungguh aku sedikit terenyuh dengan tindakan James. Catat hanya sedikit. Perasaanku sudah ku matikan sejak hampir empat tahun lalu. OFF and DEAD. Dan harus ku akui James cukup teliti dalam mencari tahu tentang Queen. The power love sungguh sangat berlaku di antara mereka berdua.

Aku melirik jam tangan di lengan kiri, masih ada waktu tiga jam tidak perlu terburu - buru. Uber yang ku pesan belum datang. Aku masih harus mengurus beberapa surat kuasa untuk kantorku di Seattle, rencana pindah ke California akan segera terwujud dalam waktu dekat. Dan aku beruntung Love juga di pindahkan ke sini. Kini hanya menunggu Maya dari kesibukannya. Oh dan tidak lupa si kecil Heart. Aku memang tidak akrab dengan Heart seperti Queen. Aku menjaga jarak dengan anak kecil agar tidak selalu meratapi nasib. Mereka mengatakan ini tindakan yang salah, tapi mereka tidak tahu bagaimana perasaanku saat aku berada di dekat anak kecil. Apalagi dengan kutukan yang ada pada diriku ini. Walaupun aku bersikap acuh tak acuh, tapi di waktu tertentu aku akan termakan racun pikiran orang lain.

Aku teringat Evan di Kafe tadi, tanpa sadar aku mengepalkan tanganku. Setelah hampir empat tahun berhasil menghindar, akhirnya kembali bertemu dengannya.

Untuk apa dia mencariku, bukankah ini yang dia inginkan? Bahkan sampai sekarang aku masih tidak mengerti kenapa dulu aku begitu naif. Pernikahan yang hanya di ketahui segelintir orang, bahkan jari - jemariku melebihi orang yang hadir. Aku menertawai diriku sendiri.

Aku melepaskan kepalan tanganku saat merasa sedikit perih. Aku melihat kuku panjangku menancap di telapak tangan tidak sampai mengeluarkan darah, tapi cukup perih. Aku mengipas - kipas telapak tanganku kasar. Ck, menyedihkan.

Aku mencari tempat duduk meletakkan tas ranselku ke samping dan menatap ke depan sambil menunggu. Aku kembali melihat jam tangan baru lewat lima menit? Rasanya sudah lama sekali aku berdiri tadi.

Samar - samar aku mendengar sebuah suara, 'bagaimana cara aku membuat wanita ini jatuh ke perangkapku malam ini'. Aku berdecih, laki - laki buaya. Haruskah aku memberinya pelajaran? Hm, aku melirik ke kanan tempat pasangan tersebut berada. Sepertinya aku tahu cara manfaatkan waktu yang terbuang percuma ini. Hold on, aku harus cari tahu apa yang di pikirkan si perempuan juga. Kalau dia memang ingin dengan laki - laki itu, untuk apa aku ikut campur.

Hm, let's hear...
'Apa - apaan laki - laki ini, matanya naik turun tidak jelas'
Aku memutar kedua bola mataku, dia melihat dadamu bodoh. Okay fix, saatnya memanfaatkan waktu luang ini. Aku merogoh isi tasku untuk mencari barang yang kira - kira bisa ku manfaatkan.

Ketemu satu botol pil tidur. Baiklah labelnya harus di lepas. Aku berdiri dari dudukku merapikan baju kemudian mengambil botol minuman air mineral yang berada di dalam tas. Aku mencipratkan wajahku sedikit, agar terlihat seperti keringat dan untuk sentuhan terakhir akting seakan sudah lelah mencarinya kemana - mana. Aku pura - pura berlari dengan napas terengah - engah mendekati pasangan tersebut.

Read Your Mind (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang