Warning! This episode contain some 16+ scene.
"Aku ingin mencoba konsultasi ke dokter kandungan, mungkin saja masih ada kemungkinan aku bisa hamil walaupun kecil"
Evan menatap wajahku, jemarinya terangkat mengelus pipiku dan menyelipkan rambutku ke belakang telinga.
"Aku menikahimu dengan semua kelebihan dan kekuranganmu, Angel. Kamu tidak perlu hanya karena perkataan Mom yang selalu menuntut, membuatmu menjadi merasa bertanggung jawab atas kehamilan. Aku akan membicarakannya dengan Mom nanti" Evan mengecup dahiku lama.
Aku menggelengkan kepala "Tidak, aku mengambil keputusan ini bukan karena tuntutan dari Bree. Semalam aku memang ada membahas masalah ini dengan Bree. Bree dia tidak keukeuh meminta untuk harus memiliki anak dari rahimku sendiri"
Aku mendekatkan wajahku ke ceruk leher Evan "Perbincangan Bree dan aku semalam membuatku berpikir, selama ini aku terlalu tenggelam dalam kesedihan dan hanya fokus pada kepedihan. Aku hanya bisa meratapi nasib dan selalu melarikan diri dari kenyataan, tidak seharusnya aku menghabiskan tiga tahun ini menjauhi anak kecil. Aku menyesal, sungguh"
Evan mengelus punggungku, mencoba memberi kekuatan pada diriku "Tidak ada salahnya mencoba, Van. Aku ingin melihat seperti apa wajah anak kita nantinya, apakah mirip denganmu atau aku. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya menggendong mereka di pelukanku, menyaksikan mereka tumbuh besar. Aku iri dengan Love yang membesarkan Heart hingga menjadi gadis pintar seperti itu. Dulu aku bodoh terlalu sibuk di dunia sendiri, tidak menyadari ada malaikat kecil yang selalu ada di dekatku"
Aku mendongak menatap wajah Evan "Maukah kamu mengabulkan permintaanku?"
Evan mengelus pipiku, menatap kedua mataku yang menunggu jawaban dari mulutnya. Kemudian Evan mengangguk perlahan "Baiklah, kita akan berjuang bersama. Aku ingin melihat Angel versi mini juga"
Aku tersenyum lebar dan mengangguk penuh semangat. Aku menyembunyikan wajahku di dada bidangnya dan memeluk Evan erat sambil tersenyum lebar penuh kebahagiaan. Evan juga mengeratkan pelukannya dan dagunya berpangku di kepalaku.
Aku merasa seperti orang gila akhir - akhir ini, sebentar bahagia kemudian terharu setelah itu sedih tidak jelas kemudian bisa merajuk atau mendadak menangis, setelah itu aku bisa kembali tertawa lagi.
***
"Nanti siang kamu harus datang ke ruanganku sambil bawa makanan"
"Yes, Dad"
Evan menaikkan alis matanya sebelah "What did you call me?"
"Dad. Cause you like to bossing me around, like a father. Or do you prefer mother?" aku meletakkan telunjuk dan jempol di dagu pura - pura berpikir.
Evan mendekatiku perlahan, mengurung tubuhku di antara pintu dan tubuhnya. Wajahnya di dekatkan ke telingaku, aku merasakan hembusan napas hangatnya menerpa kulit leher, membuat tubuhku merinding "I prefer you call me Daddy. But, use it only when we were making baby" suara Evan terdengar serak dan seksi di telingaku.
Aku menggigit bibir bawahku tanpa sadar, Evan menggeram dan dia langsung meraup dan mengigit pelan bibirku. Aku melingkarkan lenganku ke lehernya, menghilangkan jarak di antara kami. Aku membalas lumatan Evan tidak kalah panasnya. Aku menggigit dan menarik bibir bawah Evan pelan.
Evan kembali menggeram, dengan cepat dia menjauhkan dirinya dariku. Kami berdua tersengal, menghirup udara sebanyak mungkin memenuhi pasokan udara di paru - paru.
"Kita akan lanjutkan ini nanti" Evan mengecup bibirku cepat dan keluar dari ruanganku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Read Your Mind (End)
RomanceSpin-off dari Dengarkan Suaraku versi Indonesia Listen To My Voice versi English Baca dulu cerita Dengarkan Suaraku. Tokoh utama saling berkaitan. Setelah hampir empat tahun Angel King bersembunyi dari suaminya sendiri, Evan Black. Takdir mempertemu...