Aku mendorongnya dan mengusap kasar bibirku dengan punggung tangan. Aku menunduk memejamkan mataku erat dan memilih diam.
"Aku tidak akan minta maaf karena telah menciummu kamu adalah istriku, aku berhak. Dan aku tidak ingin ada penolakan darimu untuk sekamar denganku"
Aku mengangkat wajahku dan memandangnya datar, aku tetap bungkam dan menghempas koperku ke atas sofa L hitam.
"Dimana aku harus menyimpan pakaian?"
"Satu tempat dengan milikku" dia menunjuk sebuah kamar dan aku kembali menyeret koperku masuk ke dalam ruangan yang di maksud untuk merapikan pakaianku.
Ini bukan lemari, tapi ruangan khusus pakaian, ya sudahlah.
Tidak lama dia masuk, aku tidak mempedulikannya lebih memilih menyibukkan diri menggantungkan pakaian di sebuah tempat kosong yang sepertinya di sediakan untukku.
Dia mengambil pakaian miliknya dari sisi lemari yang berada di sampingku dan menggantinya, sepertinya dia sengaja menyusun posisi lemari miliknya dan milikku sedemikian rupa.
Aku selesai merapikan baju dan meletakkan koper yang sudah kosong di atas lemari baju yang kugantung. Aku berjinjit tidak bisa meletakkannya. Aku membuang napas dan melihat ke kanan dan kiri mencari kursi atau sesuatu yang cukup untuk menyangga.
Sepasang tangan mengambil koper dari peganganku dan membantuku meletakkannya. Aku menoleh ke belakang mendapati Evan berada di belakangku. Oh tidak, posisi ini.
Evan mendekat dan meletakkan kedua tangannya di masing - masing sisiku menekan batasan tempat gantung pakaian terbuka, aku tidak bisa mundur ataupun menyamping.
Lama dia menatapku dan aku berusaha menghindar dari melihat wajahnya. Tiba - tiba dia menarik tanganku dan membawaku keluar dari lemari pakaian yang sangat besar.
"Kamu pasti belum makan dari tadi siang, ayo kita makan dulu"
Aku membiarkan dia menarik tanganku dan membawaku ke meja makan.
***
Aku baru selesai membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi. Melepaskan rambutku dari lilitan handuk. Dan mencari hair dryer yang ku bawa dari Seattle.
Ketemu. Baiklah rambut, waktunya kita bertempur. Kenapa aku mengatakan itu? Karena aku memiliki rambut hitam panjang yang sangat tebal. Kenapa aku memilih bersusah payah mengeringkan dan tidak potong pendek? Karena aku sangat mencintai rambut hitamku. Aku menyalakan hair dryer dan mengarahkannya ke kepala sambil menyisir rambutku dengan jemari.
Cukup lama berkutat di depan cermin sambil mengeringkan rambutku. Aku mematikan hair dryer setelah di rasa rambutku sudah kering.
Aku melihat ke cermin menyadari Evan berdiri di belakangku entah sejak kapan. Aku terbiasa memejamkan mata saat mengeringkan rambut. Jadi, aku tidak menyadari kehadirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Read Your Mind (End)
RomanceSpin-off dari Dengarkan Suaraku versi Indonesia Listen To My Voice versi English Baca dulu cerita Dengarkan Suaraku. Tokoh utama saling berkaitan. Setelah hampir empat tahun Angel King bersembunyi dari suaminya sendiri, Evan Black. Takdir mempertemu...